Penghargaan Kepada Mereka yang di Garis Depan

Penghargaan Kepada Mereka yang di Garis Depan
info gambar utama

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Penulis senior GNFI

Wabah Coronavirus yang melanda seluruh dunia saat ini memang mencekam, karena pertambahan korban yang meninggal akibat virus ini seperti deret ukur bukan deret hitung, di Itali dan Spanyol misalnya jumlahnya ratusan dalam kurun waktu 24 jam saja. Musibah ini awal-awalnya dianggap enteng saja, karena itu banyak pernyataan para pejabat yang berwenang di negeri ini yang bernada enteng, misalnya korban yang terkena virus ini akan sembuh dengan sendirinya, tidak perlu panik. Bahkan beberapa pernyataan itu bernada candaan seperti Corona tidak bisa masuk ke Indonesia karena ijin nya sulit. Ditengah-tengah kesulitan ini candaan tentang virus yang mematikan ini terus beredar di sosial media.

Hati nurani kita baru terhentak ketika virus ini menyebar dengan cepat di 20 propinsi di negeri ini, prosentase kematiannya pun tinggi dan ketika kita mendengar kabar bahwa para tenaga medis yang berada digaris terdepan pertempuran ini ada beberapa yang meninggal dunia karena tertular penyakit dari pasien yang ditanganinya. Tidak hanya di Indonesia, tenaga – tenaga medis yang meninggal itu ada di Cina, Italia dan negara-negara lain. Kita terkejut ketika para tenaga medis – dokter, perawat dan petugas satpam Rumah-Rumah Sakit yang kerja keras siang malam tidak kenal waktu, terpaksa tidur bergelatakan di lantai Rumah Sakit karena kewalahan menerima dan berusaha mengobati pasien yang terus menerus masuk Rumah Sakit bak air bah yang sulit dibendung. Mereka bekerja melebihi kerja overtime.

Di Italia, dikabarkan bahwa jumlah korban meninggal akibat virus ini terus bertambah, bukan karena tidak adanya obat-obatan yang memadai karena negeri ini adalah salah satu negara maju didunia, tapi karena kewalahannya para tenaga medis di berbagai Rumah Sakit, sampai-sampai ada berita para dokter terpaksa memilih siapa yang diobati dan siapa-siapa “yang direlakan” meninggal dunia.

Dokter di Italy | Bloomberg.com
info gambar

Perjuangan para tenaga medis di berbagai negara itu mendapat simpati yang luar biasa dimana-mana. Di Italia, Spanyol daan Jerman para warga yang tidak bisa keluar apartemen karena kebijakan lockdown dari pemerintahnya, malam-malam sepakat menabuh apa saja seperti mangkok, baskom, panci dsb secara beramai-ramai untuk menujukkan apresiasi mereka terhadap para tenaga medis. Ada yang mengirimkan bunga tanda terima kasih ke Rumah Sakit – seperti yang terjadi di Jakarta

Para pemimpin dunia mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepara para tenaga medis yang dengan susah payah digaris terdepan menangani pasien. Di Indonesia presiden Jokowi, Menteri Pertahanan Lt. Jend. Pur. Prabowo dan Juru Bicara penanganan virus corona ini juga mengucapkan hal yang sama, dan menyebut para tenaga medis yang meninggal dunia ini sebagai pahlawan.

Para tenaga medis, memang sejatinya tidak mengharapkan penghargaan karena mereka bertugas demi kemanusiaan dengan ihlas dan sesuai dengan janji dokter. Namun nampaknya penghargaan kepada mereka di negeri ini tidak cukup hanya dengan berbagai pernyataan. Para tenaga medis itu hanya meminta dengan sangat agar Alat Pelindung Diri (APD) dicukupi. Kita miris dan terharu ketika melihat para tenaga medis-dikarenakan tidak cukupnya APD, terpaksa mengenakan jas hujan dan sepatu proyek dalam melaksanakan tugas kemanusiaannya itu, tentu APD yang seadanya itu tidak memenuhi standar internasional, tingkat keamanannya tidak terjamin. Karena itu dokter dan perawat yang meninggal itu diduga tertular virus dari pasien disebabkan virus ini dengan leluasa menerobos ke tubuhnya lewat APD yang sederhana ini.

Warga dari berbagai kalangan, termasuk para alumni Perguruan Tinggi – tanpa menunggu uluran tangan pemerintah membuka dompet amal dengan caranya sendiri-sendiri. Donasi dari dompet amal ini nanti akan dibelikan APD dan hal-hal yang berkaitan dengan peralatan medis dan akan disumbangkan kepada para pejuang medis itu.

Penghargaan kepada tenaga medis dengan pernyataan-pernyataan memang bagus untuk memberi semangat kepada mereka. Tapi tindakan nyata untuk mencukupi mereka dengan peralatan medis seperti APD itu juga akan lebih bagus daripada sekedar pernyataan. Transparansi pihak pemerintah tentang data yang jelas berapa dokter, perawat yang terkena virus mematikan akibat tugas mulia mereka, itu juga merupakan bentuk penghargaan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini