Upaya Indonesia dalam Menyiapkan Teknologi 5G

Upaya Indonesia dalam Menyiapkan Teknologi 5G
info gambar utama

Kawan GNFI, meski bukan bagian dari pelopor teknologi jaringan 5G seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, namun negara-negara Asia Tenggara lainnya bertekad untuk tak ketinggalan. Salah satunya Indonesia yang terus melakukan riset dan pengembangan (R&D) infrastruktur terkait teknologi ini.

Secara umum, jaringan 5G memiliki keunggulan ketimbang generasi 4G sebelumnya, seperti kecepatan data yang lebih signifikan, serta transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu milidetik.

Teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan sekitar 800 Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Sebagai gambaran, dengan kecepatan seperti itu, kawan GNFI bisa mengunduh 30 film berformat definisi tinggi (High Definition/HD) hanya dalam hitungan detik.

Dengan jumlah populasi di industri telekomunikasi yang cukup besar, Indonesia diprediksi akan menjadi pemain kunci dalam pengembangan 5G di kawasan Asia Tenggara. Terlebih pasar e-commerce di Indonesia tercatat cukup tinggi.

Kajian perusahaan konsultan manajemen terkemuka A.T. Kearney, menyimpulkan pada 2025 nanti, penetrasi 5G bisa mencapai 25 hingga 40 persen pada sejumlah negara di kawasan ASEAN.

Kontribusi terbesar berasal dari Indonesia, yang dikatakan dapat mencapai 27 persen. Saat itu, jumlah pelanggan diprediksi sudah melewati 200 juta, dan setengahnya berasal dari Indonesia.

Penetrasi yang besar itu membuat pendapatan operator bakal terdongkrak, sekitar Rp 25 triliun per tahun pada 2025. Pendapatan paling besar berasal dari konsumen korporasi dan sisanya dari konsumen reguler.

Rencana Pemerintah

Soal teknologi ini, pemerintah menyatakan tidak ingin prematur dan serampangan. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, mengatakan bahwa jaringan 5G akan disediakan secara bertahap. Namun ia tak menjelaskan kapan tahapan pertama akan dimulai.

“Kalau ambisi, kita juga ingin. Tapi semua ada tahapannya. Saat ini di wilayah kedaulatan kita ada yang 2G, 3G dan 4G. Kita harus selesaikan yang masih tersisa dulu,” ujar Johnny Oktober tahun lalu mengutip Selular.id(6/11/19).

Diskusi terkait teknologi ini, sambung Johnny, memang sudah ada terutama soal pemanfaatan pita frekuensi agar lebih baik ketika mulai digunakan.

Sementara Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo, Ismail, menjelaskan bahwa saat ini Indonesia ada pada tahapan mempersiapkan ekosistem 5G.

Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang dikatakannya butuh gandengan tangan dari semua pihak dengan implementasi yang berkelanjutan.

“Supaya pada saatnya 5G dirilis khususnya spektrum frekuensinya, menjadi tuan rumah dengan mempersiapkan aplikasi-aplikasi yang bermanfaat buat kepentingan industri dan masyarakat. Intinya 5G di Indonesia akan dibuka tepat waktu, tidak terburu-buru, juga tidak terlambat,” bebernya.

Guna menerapkan jaringan 5G, tentunya memang banyak persiapan yang bakal ditempuh, Salah satunya soal infrastruktur, bisnis model, dan investasinya, terutama untuk spektrum dan perangkatnya.

Dalam pengamatan Moody Internasional melalui kajian yang diterbitkan pada Juni 2019, di sana disebut bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang tercecer dalam perlombaan pengembangan 5G di Kawasan Asia Pasifik. Laporan Moody ini mencakup 20 perusahaan layanan telekomunikasi di 11 negara.

Dalam laporannya tersebut, Moody melihat lima faktor, yakni spektrum berlisensi, infrastruktur jaringan, uji coba teknologi, dukungan peraturan dan kebijakan, serta permintaan potensial untuk 5G.

Dengan kondisi itu, Moody memprediksi bahwa Indonesia baru bisa menerapkan 5G paling cepat pada 2022. Apalagi, sampai saat ini pemerintah belum menentukan spektrum yang akan digunakan.

Secara kebutuhan umum, saat ini ada tiga pita frekuensi pada jaringan 5G yang bisa dijadikan pilihan, yakni 2,6 GHz, 2,8 GHz, dan 3,5 Ghz.

Sejatinya, dengan potensi Indonesia yang luar biasa itu serta dukungan pemain lokal yang besar, pemerintah harus bertindak cepat untuk merilis spektrum radio yang sesuai dengan kebutuhan 5G.

Apalagi menurut Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, 5G dapat digunakan sebagai pengganti WiFi selain untuk data pada perangkat selular.

Kehadiran 5G diprediksi dapat meningkatkan tumbuhnya industri lokal, terutama yang berbasis pada layanan e-commerce, dan kehadirannya yang tepat waktu dapat membuat daya saing Indonesia meningkat.

Kabar terakhir menyebut bahwa teknologi 5G sebisa mungkin sudah bisa diterapkan di ibu kota baru yang bertempat di Penajam, Paser Utara, dan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada 2024 nanti.

Kesiapan Operator dan Vendor

Terkait 5G, operator seluler nampaknya selangkah lebih siap ketimbang pemerintah. Tercatat sejak 2017 beberapa operator sudah mulai menguji cobakan jaringan tersebut pada lingkup kecil, salah satunya manufaktur.

Manufaktur dan korporasi, dinilai mereka akan lebih banyak menggunakan jasa jaringan ini, ketimbang konsumen secara umum. Karenanya mereka memastikan uji coba yang dilakukan mencakup semua aspek.

Sebagai catatan, operator Smartfren pada pertengahan 2019 menguji jaringan 5G di pabrik pengolahan kelapa sawit di Marunda, Jakarta Utara, dengan menggunakan frekuensi 28 GHz milimeter wave.

Dalam uji coba itu, jaringan 5G itu digunakan untuk memantau lokasi pablik secara akurat dan tepat waktu (realtime) melalui teknologi terapan kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence).

Pada Mei 2017, Telkomsel menggandeng produsen ponsel Huawei dalam melakukan uji coba jaringan 5G pada frekuensi 26 GHz dengan rekor kecepatan mencapai 70 Gbps.

Begitupun ketika operator seluler terbesar di Indonesia ini juga memperkenalkan teknologi 5G saat Asian Games Agustus 2018 melalui aktivasi Telkomsel 5G Experience Centre.

Di sana masyarakat dapat merasakan langsung teknologi revolusioner yang diklaim dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara nyata.

Ada beberapa fitur dan perangkat yang diperkenalkan oleh Telkomsel, di antaranya Live streaming, Football 2020, Future Driving, Cycling Everywhere, dan yang paling memikat adalah beroperasinya bus otonom (Autonomous Bus) di seputar GBK.

Kemudian uji coba lain dilakukan Telkomsel pada akhir November 2019 yang berkongsi dengan produsen ponsel OPPO melalui uji jaringan 5G di Batam untuk panggilan telepon protokol internet (VoIP). OPPO sekaligus menjajal perangkat ponsel varian Reno 5G.

XL Axiata pun tak mau kalah sigap dengan melakukan uji coba 5G dan memperkenalkan fitur hologram pada cloud gim melalui frekuensi 28 ghz dengan band selebar 100 Mhz.

Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata, Yessie Dianty Yosetya, mengatakan bahwa teknologi terapan itu mampu mendukung komunikasi visual lewat hologram. Dia juga menyebut bahwa layanan 5G akan menimbulkan bisnis baru ketika diadopsi di Indonesia.

Karenanya operator perlu mengetahui pasar tertentu yang membutuhkan bandwidth tinggi, sehingga isu koneksi yang kerap bermasalah akan terjawab dengan hadirnya teknologi ini.

---

Sumber: Selular.id | Republika.co.id | Telkomsel.com | Techradar.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini