Setelah GNFI sempat membahas tentang pasangan ganda putra bulutangkis terhebat sepanjang sejarah, mengacu pada versi pelatih ganda putra sekarang, Herry Iman Pierngadi, kini kita bahas tentang siapa saja tunggal putra bulatangkis Indonesia yang layak disematkan sebagai pemain terhebat sepanjang sejarah.
Selain riset yang dilakukan, GNFI juga mengutip pilihan pemain yang diungkapkan oleh salah satu legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, seperti yang dikutip oleh Jawa Pos.
Berikut 5 pemain tunggal putra Indonesia yang masuk pemain terhebat sepanjang sejarah bulutangkis dunia:
- Rudy Hartono Kurniawan
Salah satu alasan mengapa Rudy patut dijadikan sebagai legenda sekaligus pemain sektor tunggal putra terhebat sepanjang sejarah adalah rekor kemenangannya pada saat bertanding di All England. Rekor delapan gelar di All England yang membuat nama Rudy akan selalu menjadi contoh dan tak akan terhapus dalam lembar sejarah All England. Tujuh diantaranya dia sabet dalam tujuh tahun berturut-turut mulai dari All England 1968 sampai 1974.
Berselang setahun, baru pada All England 1976 dirinya meraih emas lagi. Pada All England 1975, langkah Rudy harus puas di posisi runner-up atas Svend Pri dari Denmark.
Pada debut All England pertamanya itu, Rudy juga berhasil mencatatkan namanya sebagai juara All England termuda saat usianya baru menginjak 18 tahun 7 bulan.
Sampai sekarang, tahun 2020, belum ada yang mampu memecahkan rekor kemenangan Rudy di perhelatan prestisiun dan tertua itu. Bahkan seorang Lin Dan pun hanya mampu menorehkan prestasi enam kali berturut-turut di kejuaraan tersebut. Atlet seperjuangan sesama Indonesia seperti Liem Swie King dan Hariyanto Abi pun juga belum mampu menyamai prestasi Rudy.
- Taufik Hidayat
Seperti yang dikutip dari Jawa Pos, Hariyanto Abi atau yang disapa Hari memilih Taufik Hidayat sebagai pemain sektor tunggal putra terhebat sepanjang masa dari Indonesia. Menurut Hari, Taufik justru memiliki kekuatan permainan yang justru jika dilakukan oleh sektor tunggal lainnya malah menjadi teknik yang melemahkan.
Teknik itu adalah backhand yang selama ini menjadi ketakutan sendiri pagi pemain lawannya jika berhadapan dengan Taufik. “Dalam permainan bulutangkis, rata-rata titik lemah pemain ada di backhand. Makanya sejak kecil, kami selalu diajarkan untuk mengambil pukulan overhead,” kata Hari kepada Jawa Pos.
Hari melihat, jika yang melakukannya pemain lain, pukulan backhand bukan merupakan pukulan yang membahayakan atau pukulan biasa-biasa saja. Tapi tidak untuk Taufik, justru ini salah satu kekuatan dan kelebihan dia. Taufik juga menjadi pemegang rekor backhand smash tercepat yang mencapai 216 km/jam.
Uniknya, sepanjang perjalanan karirnya, Taufik tidak pernah menjadi juara di pertandingan All England. Meski begitu, dia berhasil membawa Emas Olimpiade Athena 2004 dan menyabet Juara Dunia 2005. Serta dua emas di Asian Games dalam pertandingan individu di Busan 2002 dan Doha 2006.
Oh ya! Taufik Hidayat juga termasuk rival terberatnya Lin Dan, lho. Ini diungkapkan langsung oleh Lin Dan.
- Lim Swie King
Bagi para pemain bulutangkis tunggal putra besutan PB Djarum, hampir bisa dipastikan mereka akan dicecokin nama Lim Swie King. Hal ini pun diakui oleh Hari. Teknik permainan khas Swie King adalah kekuatan smashnya.
“Sebagai gambaran permainan Swie King itu, dulu banget Si Jaelani (legenda ganda putra Malaysia Jalani Sidek, red) pernah cerita ke saya kalau smashnya Swie King itu kenceng banget. Saat dia defense dan terima smashnya Swie King, tangannya sampai geter,” ungkapnya masih kepada Jawa Pos.
Karakteristiknya itu sangat dikenal baik saat Swie King bermain di sektor tunggal, maupun di sektor ganda putra. Di kedua sektor itu pula dia tetap mampu menjadi juara, antara lain Juara Dunia tahun 19879 dan 1982 di sektor tunggal. Serta Juara Dunia 1984, 1985, dan 1986 di sektor ganda putra.
Swie King sempat digadang-gadang menjadi penerus dan pewaris kejayaan Rudy Hartono. Namun Swie King hanya mampu meraih tiga gelar di All England pada tahun 1978, 1979, dan 1981. Serta tiga kali menjadi runner-up di pertandingan yang sama pada tahun 1976, 1977, dan 1984.
- Ardy Bernardus Wiranata
Tidak banyak memang yang menyebutkan nama Ardy B. Wiranata masuk dalam daftar nama pemain terhebat. Namun Hari menyebutkan kalau kawan seperjuangannya ini layak dijadikan pemain terhebat. “Kalau Ardy ini daya juangnya luar biasa. Kalau mau menang lawan dia, istilahnya kamu akan capek banget, lah. Sampai angka berapapun kalau belum game, dia akan berusaha terus,” ungkap Hari kepada Jawa Pos.
Masih terpatri dalam ingatan Hari kalau secara teknik, memang tidak ada yang istimewa dari Ardy tapi para pemain seperti wajib adu sparing melawannya karena Ardy dianggap pemain yang sangat ulet dan pantang menyerah. Hari mengungkapkan kalau bertanding dengan Ardy, bukan adu teknik permainan, melainkan adu mental.
Karena daya juangnya inilah Ardy selalu terlihat kuat. Pertandingan melawan Ardy tidak pernah sebentar, pasti akan memakan waktu yang lama dan menguras tenaga.
“Kalau fisik sehari-hari, ya sebetulnya biasa saja. Kalau adu lari, ya di ketinggalan. Paling belakang dia. Beneran,” ungkap Hari.
Meski begitu, Ardy tetap bisa menorehkan prestasi dan membawa kebanggaan Indonesia. Sepanjang perjalanan karirnya, beberapa pertandingan prestisius pernah ia taklukan. Seperti pemenang Perak Olimpiade Barcelona 1992, Juara Piala Dunia 1991, serta Juara All England 1991.
Sayangnya, para atlet tunggal putra sekarang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bisa berlatih atau sekadar bermain di lapangan bersama. Setelah memutuskan gantung raket pada tahun 1998, Ardy kini sudah sudah menetap di Kanada sejak 14 tahun lalu. Meski sudah mengganti status kewarganegaraannya menjadi warga negara Kanada, namun Ardy tetap mengaku sebagai orang Indonesia.
“Saya, Lisa (istrinya), kalau ditanya ngakunya tetap berasal dari Indonesia,” ungkap Ardy saat diwawancara oleh Indosport.
- Hariyanto Arbi
Rasanya kurang lengkap jika GNFI tidak memasukkan Hariyanto Abi sebagai salah satu pemain tunggal putra terhebat sepanjang masa. Riset GNFI menemukan kalau Hari juga masuk dalam generasi emas tunggal putra Indonesia yang mendominasi dunia awal 1990-an.
Beberapa pecinta bulutangkis sering menyebut Hari Si Pemilik Smash 100 Watt. Terutama jumping smashnya yang tajam, keras, dan sangat terarah.
Sepanjang karirnya, Hari berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara Dunia 1995, kampiun Piala Dunia 1994, dan membantu Indonesia menjadi juara Piala Thomas empat kali beruntun pada 1994, 1996, 1998, dan 2000. Hari juga dua kali berturut-turut menjadi juara All England pada 1993 dan 1994. Hari juga menjadi orang Indonesia terakhir yang menjadi juara tunggal putra hingga kini.
Mudah-mudahan suatu saat nanti akan ada pemain muda tunggal putra kita yang meneruskan perjuangan Hari, ya.
Sumber: Jawa Pos | Bola | Kumparan | Indosport | Kompas | CNN Indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
