Hebat! Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di Asia Tenggara dan Tercepat di Dunia

Hebat! Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di Asia Tenggara dan Tercepat di Dunia
info gambar utama

Melansir dari CNN Indonesia, Google menobatkan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2019. Valuasinya mencapai 40 miliar dollar AS atau setara Rp 566,28 triliun dengan asumsi Rp 14.157 per dollar AS.

Laporan e-Economy SEA 2019 dan riset Temasih Holdings Pte serta Bain & Co juga menyebutkan kalau Indonesia memang menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara. Dari jumlah valuasi tersebut, Indonesia menyumbang 40 persen dari total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara yang mencapai 100 miliar dollar AS.

Managing Director Google Southeast Asia, Randy Jusuf, mengatakan bahwa angka valuasi di Indonesia meningkat hingga lebih lima kali lipat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49 persen per tahunnya. Salah satu perkembangan yang paling signifikan yaitu dari sektor ride-hailing dan sektor e-commerce. Ride-hailing adalah konsep bisnis transportasi massa berbasis digital dengan rasa kendaraan pribadi. Kawan GNFI pasti pernah setidak satu kali menggunakan Gojek maupun Grab, kan?

Sektor digital lain yang dilihat memperlihatkan pertumbuhan yang solid adalah online travel hingga online media. Online media yang dimaksud Google adalah layanan iklan online, game online, music dan video berlangganan.

Sektor online travel sendiri mengalami pertumbuhan dengan angka rata-rata pertumbuhan 19 persen pada 2019. Sementara online media tumbuh enam kali lipat dengan angka rata-rata pertumbuhan 56 persen pada 2019.

Sri Mulyani Akui Pertumbuhan Ekonomi Digital Negeri Adalah Tercepat di Dunia

Mengingat ke belakang, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, juga pernah mengatakan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di dunia. Tidak hanya di Asia atau di Asia Tenggara. Ini pernah ia katakan pada diskusi Dampak Tokopedia Terhadap Perekonomian Indonesia yang diselenggarakan Katadata di Jakarta pada 10 Oktober 2019 lalu.

Sri Mulyani menyebut pertumbuhan digital di Indonesia per tahun mengalahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Riset mengatakan pertumbuhan mencapai 40 persen, ekonomi Indonesia saja hanya tumbuh 5 persen. Dalam laporan e-Conomy SEA 2019 juga terungkap sejak tahun 2015, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sudah berada di angka 20-30 persen setiap tahunnya.

Masih mengacu pada laporan yang sama, Vietnam menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar kedua di Asia Tenggara-setelah Indonesia. Vietnam tercatat menyumbang 38 persen dengan valuasi 12 miliar per dollar AS. Selanjutnya disusul oleh Singapura dan Malaysia dengan masing-masing nilai ekonomi digitalnya sebesar 12 miliar dollar AS dan 11 miliar dollar AS pada tahun 2019.

E-Commerce dan Fintech Penyumbang Nilai Terbesar

Ilustrasi E-Commerce Indonesia
info gambar

Riset yang dilakukan Google dan Temasek menunjukkan, layanan pembayaran digital telah menjadi sarana baru bagi masyarakat Asia Tenggara. Itulah sebabnya layanan financial technology (fintech) menjadi penyumbang terbesar nilai ekonomi baik di Asia Tenggara, maupun di Indonesia.

Di Indonesia saja diketahui setidaknya 1 dari 2 pengguna internet telah menggunakan layanan fintech. Kawan GNFI tentu sudah familiar dengan Go-Pay, Dana, Tcash, OVO, dan sebagainya. Di tengah popularitas mereka, perbankan pun seolah tak mau kalah karena mereka juga kembali mengoptimalkan bahkan meluncurkan fitur uang elektronik mereka seperti Mandiri e-cash, BCA Sakuku, dan lainnya. Layanan pembayaran digital ini juga terus memperlihatkan prospek pertumbuhan yang tinggi hingga beberapa tahun ke depan. Ini karena metodenya juga sudah diterima di berbagai merchant offline.

Selain itu, sektor lain yang menyumbang nilai ekonomi terbesar adalah e-commerce. Laporan e-Conomy SEA 2019 saat itu memperkirakan kalau sektor ini valuasinya mencapai 21 miliar per dollar AS. Platform besar seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Shopee diperkirakan akan memperlihatkan persaingan yang ketat dalam artian yang bagus. Sehingga diperkirakan kalau jumlahnya mungkin tidak akan signifikan ke depannya.

Karena Indonesia sangat mengusung untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), ditambah dengan mudahnya para UMKM itu masuk ke dalam sistem e-commerce, maka kinerja ekonomi digital masih berpotensi untuk terus tumbuh.

Lembaga riset pasar Nielsen Indonesia pernah memperkirakan pada 2018 lalu bahwa jumlah pembelian produk UMKM lokal di Indonesia akan mencapai 46 persen atau setara nilai Rp 3,1 triliun.

Prediksi Nilai Ekonomi Digital Indonesia

World Market Monitor memprediksikan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menyumbang 9,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara nilai 155 miliar dollar AS pada 2025 mendatang. Angka tersebut terbagi untuk peningkatan lapangan kerja senilai 35 miliar dollar AS atau 2,1 persen PDB dan pendorong produktivitas senilai 120 miliar dollar AS atau 7,4 persen PDB.

Masih dari data World Market Monitor, ekonomi digital Indonesia juga bisa menciptakan sedikitnya 3,7 juta lapangan kerja sampai 2025 nanti. Ini sudah termasuk pekerjaan yang bersifat berulang-ulang yang kemungkinan besar akan tergantikan. Untuk itu, mulai sekarang masyarakat Indonesia perlu untuk meningkatkan masyarakat di bidang ekonomi digital.

Semenjak hadirnya e-commerce, peningkatan konsumsi Indonesia sejak tahun 2017 silam sudah meningkat 30 persen. Itu artinya, jika diproyeksikan ke depan, pada tahun 2022 saja e-commerce diproyeksikan menyumbang pendapatan di sektor retail sebesar 20 miliar dollar AS atau setara 2-3 persen PDB.

Selain e-commerce sektor lain yang diprediksikan turut menyumbang PDB Indonesia adalah komputasi awan (cloud computing), internet of things (IoT), dan big data.

Dengan begitu, terjadinya disrupsi teknologi atau alih fungsi peran yang disebabkan oleh teknologi mesti dipandang positif oleh masyarakat Indonesia. Bukti dari data yang terlihat, ini bisa memberikan outlook positif untuk ekonomi Indonesia.

Sumber: CNN Indonesia | Katadata.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini