Jumlah Produsen Masker hingga APD Meningkat

Jumlah Produsen Masker hingga APD Meningkat
info gambar utama

Kementerian Kesehatan mengungkapkan ada peningkatan jumlah industri yang memproduksi alat kesehatan, terutama produsen masker, alat pelindung diri (APD) dan hand sanitizer.

Peningkatan jumlah industru itu seiring dengan banyaknya permintaan terhadap alat kesehatan tersebut akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan kemenkes, Dra Engko Sosialine Magdalene mengatakan meningkatnya produsen masker, APD dan hand sanitizer disebabkan juga karena perusahaan yang melakukan diversifikasi ke produk-produk tersebut. Salah satu contohnya, PT Pan Brothers yang sebelumnya memproduksi produk-produk untuk brand terkemuka Prada, Armani, dan Adidas, kini juga memproduksi APD.

Seperti yang dilaporkan Tirto.id, bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pemerintah mendorong para produsen tekstil untuk memproduksi masker.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ketika mengunjungi pabrik di Kawasan Industri Candi Semarang yang membuat APD dan masker dari kain sisa produksi, Jumat (3/4/2020). Foto: Jateng Today/istimewa
info gambar

Dalam kondisi normal atau ketika belum adanya wabah COVID-19, industri APD di dalam negeri memproduksi sebanyak 1 juta unit per bulan. Kini, produsen lokal dapat memproduksi masker hingga 1 juta unit per hari, seperti yang dilakukan PT Multi One Plus di Kabupaten Bogor.

"Mudah-mudahan dalam dua sampai empat bulan ke depan, kebutuhan APD di Indonesia, dimulai dari Kabupaten Bogor dulu tercukupi, Jawa Barat tercukupi, kemudian Indonesia tercukupi, datang dari industri industri yang ada di Jawa Barat," kata Kang Emil dikutip dari lansiran Merdeka.

"Terlihat peningkatkan signifikan jumlah produsen per tanggal 4 April dibanding dengan data per 29 Februari 2020. Sebagai contoh adalah produsen masker meningkat 77 persen semula 22 industri sekarang sudah menjadi 39 industri," kata Engko dalam rapat virtual dengan Komisi IX DPR, Rabu (8/4/2020), seperti dikutip Suara.com.

Pelaku usaha konveksi menunjukkan sampel pakaian APD (alat Pelindung Diri) kesehatan yang telah selesai produksi di UKM Tulip Craft, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/nz
info gambar

Sementara itu, peningkan tertinggi terjadi terhadap produsen APD yang naik hingga 567 persen dari sebelumnya hanya ada 3 industri, saat ini tercatat ada 20 industri.

Kemudian peningkatan sebanyak 186 persen terjadi pada industri pembuat hand sanitizer menjadi 103 industri, dari yang sebelumnya hanya 36 industri.

Engko menanggapi positif tren kenaikkan jumlah industri tersebut. Sebab, kata dia, banyaknya produsen berdampak pada permintaan yang semakin bisa terpenuhi dalam rangka penanganan Covid-19.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan, “Kami berharap, produsen ini akan mampu memenuhi produksi 16-17 juta unit APD per bulan dan untuk baju medis atau surgical gown sebesar 508.800 paket per bulan,” tuturnya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil Meninjau Pabrik Masker di Bogor. Foto: Humas Pemprov Jabar
info gambar

Selanjutnya, kebutuhan masker dalam menghadapi pandemic Covid–19 ini diperkirakan mencapai 162 juta buah per bulan. Sementara itu, kapasitas produksi di dalam negeri sebesar 131 juta per bulan.

Pelengkap lainnya, yaitu sarung tangan karet, mampu diproduksi di dalam negeri dengan kapasitas nasional sebesar 8,6 miliar buah. Jenis sarung tangan yang dihasilkan pada umumnya berupa medical gloves, seperti examination gloves dengan persentase produksi 97 persen dan surgical gloves 3 persen.

Sarung tangan karet berjenis surgical memiliki ukuran yang lebih detail dengan sensitivitas lebih tinggi. Pembuatannya menggunakan standar tinggi, karena penggunaan untuk proses operasi atau tindakan yang memerlukan prosedur sensitif dan steril.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini