Perahu Jong, Permainan Tradisional Unik Masyarakat Melayu

Perahu Jong, Permainan Tradisional Unik Masyarakat Melayu
info gambar utama

Seiring kemajuan teknologi, beberapa kebiasaan yang menjadi ciri khas budaya kita mulai punah sedikit demi sedikit. Salah satunya ialah kebiasaan bermain anak-anak zaman ini berbeda dengan anak-anak di tahun 90-an.

Akan tetapi, berbeda bagi kepulauan Riau. Di sana, banyak diantara mereka masih memainkan permainan tradisional hingga saat ini. Nama permainan itu ialah Perahu Jong.

Apakah Kawan GNFI pernah mendengar permainan Perahu Jong?

Perahu Jong ialah perahu layar kuno yang berasal dari Jawa dan digunakan secara umum oleh pelaut Jawa dan Melayu, serta permainan tradsional masyarakat Melayu khususnya di pesisir Kepulauan Riau (Kepri). Konon, permainan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, pada masa kerajaan Johor Pahang Riau Lingga.

Bentuknya yang seperti miniatur layar dan dapat melaju karena tiupan angin membuat Perahu Jong ini unik dan digemari, juga masih dimainkan oleh masyarakat di Kepulauan Riau. Sehingga, ada beberapa diantara mereka memiliki komunitas Perahu Jong.

Dalam cerita sejarah, perahu Jong memiliki dua versi sejarah yang menceritakan asal muasal adanya permainan mereka. Pada versi pertama dikatakan bahwa permainan Jong ini merupakan akulturasi budaya Tionghoa. Sementara dalam versi lainnya, permainan ini ialah asli milik rakyat Melayu pesisir Kepri.

Permainan ini biasanya dimainkan minimal oleh dua orang dan dilakukan saat para nelayan berhenti melaut, atau di musim-musim tertentu, seperti saat musim angin utara yang sedang berlagsung.

Dilansir dalam today.line, di setiap bagian-bagian Perahu Jong memiliki perannya masing-masing agar bisa melaju di atas air. Berikut fungsi dari setiap bagian perahu.

Body Jong, berfungsi menjadi bagian dudukan layar Jong dan gandar kater.

Saok Jong berfungsi membelah gelombang air yang dilewati oleh Jong.

Rumah Kater berfungsi sebagai titik tumpu gandar kater supaya Jong tidak karam saat berlayar nanti.

Tutup Jong, berfungsi agar Jong tidak kemasukan air saat sedang berlayar.

Boom Jeep, berfungsi sebagai pengikat jeep dari posisi ujung hingga atas sampai 2/3 tiang layar Jong

Layar Jong, berfungsi untuk menahan angin dan membuat Jong bergerak maju. Layar Jong memiliki tali yang diikat di tengah boomjeep, jika tali tersebut dikencangkan maka angin akan lebih banyak tertampung dan Jong akan berbelok sesuai arah angin yang diterima.

Jeep, berfungsi sebagai teman dari layar Jong yang berguna untuk menampung angin pada bagian depan Jong. Jeep digunakan untuk memberikan arah tujuan perahu Jong.

Sedangkan Gandar dan Anak Kater, ini berfungsi sebagai penyeimbang perahu Jong saat sedang berlayar.

Jawaban Proses Pembuatan Perahu Jong, Soal Belajar di Rumah TVRI | Foto: tribunnews.com
info gambar

Perahu Jong terbuat dari kayu khusus, yaitu kayu pulai. Dalam proses pembuatannya, Perahu Jong dibuat dalam berbagai ukuran. Perahu Jong berukuran kecil, Jong sedang, dan Jong besar.

Untuk Jong ukuran kecil memiliki panjang kurang lebih 130 sentimeter, Jong sedang memiliki panjang kurang lebih dari 160 sentimeter, dan Jong besar memiliki panjang kurang lebih 190 sentimeter.

Proses pembuatan tersebut biasa ditemui di Tanjung Pinang, Kelurahan Dompak, tepatnya di Tanjung Siambang. Selain memproduksi, mereka juga memperdagangkan Perahu Jong dengan harga bervariasi tergantung dengan kualitasnya, untuk Jong besar biasanya mereka membandrol sekitar lebih dari Rp1,5 juta.

Tak hanya itu, pada setiap permainan tradisional umumnya pasti memiliki pesan moral yang tersembunyi, begitu juga pada Perahu Jong ini.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjung Pinang, Bapak Surjadi mengatakan bahwa Perahu Jong memiliki nilai moral semangat kebaharian yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan perahu jong merupakan permainan masyarakat pesisir.

Tak hanya itu, Perahu Jong juga merupakan kompetisi bernilai sehat karena dalam memainkan Jong tidak sembarangan. Mereka perlu memiliki keahlian khusus dan pengalaman agar bisa memainkan Jong dengan baik. Selain itu, perahu Jong juga dapat menjunjung tinggi nilai kerjasama, sportivitas dan bersosialisasi.

Maka, bagaimanapun nilai moralnya, yang terpenting ialah budaya permainan ini tetap dipertahankan mengingat permainan ini juga merupakan budaya khas Melayu.*

Sumber: grid.id | today.line

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini