Saat Azan Magrib, Buka Puasa atau Salat yang Diutamakan?

Saat Azan Magrib, Buka Puasa atau Salat yang Diutamakan?
info gambar utama

Kawan GNFI, usai menahan lapar dan haus seharian, ketika masuk waktu magrib tentunya kita ingin langsung berbuka puasa, menyantap makanan dan minuman yang sudah disediakan.

Lalu, sebenarnya mana yang harus didahulukan? Makan dan minum dulu atau salat magrib?

Secara umum, dalam hadis riwayat al-Bukhari dikatakan kalau kita memang dalam kondisi lapar dan makanan sudah disajikan, maka dahulukanlah makan, supaya setelah makan bisa fokus mengerjakan salat. Rasulullah berkata:

إِذَا قُدِّمَ الْعَشَاءُ فَابْدَءُوا بِهِ قَبْلَ أَنْ تُصَلُّوا صَلاَةَ الْمَغْرِبِ ، وَلاَ تَعْجَلُوا عَنْ عَشَائِكُمْ

''Apabila makan malam sudah tersaji, maka dahulukanlah makan malam tersebut dari salat magrib. Dan janganlah kalian tergesa-gesa dari makan kalian.'' (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah pun menganjurkan untuk mendahulukan makan ketimbang salat. Ingat jangan makan dalam keadaan tergesa-gesa kalau waktu salatnya masih lama.

Akan tetapi, jika kita risau mendahulukan makan waktu salatnya habis, tentu salat lebih diutamakan. Pendek kata, keputusan-keputusan itu mesti dilihat dari berbagai situasi yang berbeda.

Terkait buka puasa, dalam hadis yang lain disebutkan bahwa menyegerakan buka puasa sangat dianjurkan. Rasulullah berkata:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

''Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa.'' (HR: Bukhari)

Hadis ini menunjukkan bahwa menyegerakan buka puasa merupakan sesuatu kesunnahan. Menyegerakan buka puasa cukup dengan minum segelar air putih dan makan beberapa butir kurma misalnya, atau makanan yang lain.

Tidak harus langsung makan berat, karena dalam riwayat lain disebutkan juga ada sahabat Nabi yang mendahulukan salat ketimbang buka puasa. Ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim.

عَنْ أَبِي عَطِيَّةَ، قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَمَسْرُوقٌ، عَلَى عَائِشَةَ – رضى الله عنها – فَقَالَ لَهَا مَسْرُوقٌ رَجُلاَنِ مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم كِلاَهُمَا لاَ يَأْلُو عَنِ الْخَيْرِ أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْمَغْرِبَ وَالإِفْطَارَ وَالآخَرُ يُؤَخِّرُ الْمَغْرِبَ وَالإِفْطَارَ ‏.‏ فَقَالَتْ مَنْ يُعَجِّلُ الْمَغْرِبَ وَالإِفْطَارَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ ‏. فَقَالَتْ هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصْنَعُ ‏.‏

Dari ‘Athiyah. berkata: Aku, Abi Athiyah dan Masruq datang kepada ‘Aisyah Ra., Masruq berkata kepada Aisyah Ra.: ada dua orang sahabat Nabi Muhammad saw, dua orang tersebut tidak sama dalam mengerjakan kebaikan, yang satu mendahulukan mengerjakan salat magrib dan berbuka belakangan. Adapun yang satunya lebih mendahulukan berbuka dan salat magrib setelahnya. ‘Aisyah Ra. berkata: siapakah yang mendahulukan salat magrib dan setelah itu berbuka? Masruq menjawab: Abdullah bin Masud. Kemudian Aisyah berkata: seperti itu juga boleh. Rasulullah saw juga melakukan seperti itu.

Dalam hadis di atas, meski salat hukumnya wajib dan disarankan untuk melakukannya sesegera mungkin, namun saat kita menjalankan ibadah puasa, lebih baik mendahulukan berbuka. Karena mendahulukan berbuka adalah sunah.

Dan yang perlu diingat adalah jangan sampai kita terlena dalam menyantap hidangan berbuka secara berlebihan. Disarankan untuk menyantap hidangan secukupnya, lalu menyegerakan diri untuk salat magrib karena durasi salat magrib yang relatif singkat.

Apa yang Dilakukan Nabi Saat Azan Magrib?

Lantas, bagaimana adab kita ketika berbuka puasa?

Salah satu ajaran Rasulullah SAW terkait tata cara berbuka puasa adalah soal adab atau etiket. Mengikuti ajaran beliau, ada tiga hal yang bisa kita pelajari soal bagaimana adab Rasulullah ketika melaksanakan buka puasa.

1. Menyegerakan Berbuka Puasa

Rasullullah menganjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa setelah azan magrib berkumandang. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ”

Dari Sahl bin Sa’ad ra yang berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Kaum muslimin akan selalu dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” (HR. Mutafaqun 'alaih)

2. Makan Kurma dan Air Putih Saat Berbuka

Rasulullah SAW berbuka puasa hanya dengan kurma basah (ruthab), apabila tidak ada ruthab maka beliau menyantap kurma kering (tamr), apabila tidak ada tamr maka Rasulullah berbuka dengan meminum seteguk air.

Beberapa riwayat menyatakan bahwa Rasulullah SAW menkonsumsi kurma saat berbuka puasa dalam jumlah ganjil, yakni 3, 5, dan 7.

Kurma sejatinya memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti meningkatkan stamina dan energi, serta menyehatkan sistem pencernaan. Sementara air putih berguna menangkal racun yang ada dalam tubuh.

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.”

3. Berdoa Setelah Berbuka Puasa

Setelah berbuka puasa, Rasulullah SAW terbiasa berdoa sambil mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Doa yang dipanjatkan Rasulullah setelah berbuka sebagai berikut:

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَللهُ يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ.

"Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insyaallah pahala sudah tetap."

Setelah selesai berbuka puasa, dianjurkan untuk segera melaksanakan salat magrib sehingga berkah yang didapat lebih melimpah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini