Sigofi Ngolo, Ritual Adat Masyarakat Jailolo Bersihkan Laut

Sigofi Ngolo, Ritual Adat Masyarakat Jailolo Bersihkan Laut
info gambar utama

Indonesia bagian timur menyimpan banyak destinasi wisata alam dan budaya yang tersebar di antara lautan, serta pulau-pulau yang terbentang dari Laut Banda hingga Arafura. Salah satu keindahan alam nusantara tergambar di Maluku Utaram tepatnya di ibu kota Jailolo.

Jailolo menyimpan pesona alam menakjubkan serta warisan budaya yang beragam. Seperti halnya Teluk Jailolo yang memiliki posisi menghadap langsung ke Pulau Ternate dan Pulau Tidore, serta termasuk dalam kawasan coral triangle dunia.

Tentunya, tidak sembarangan untuk menjaga keindahan Teluk Jailolo. Masyarakat Jailolo setiap tahunnya melakukan tradisi membersihkan laut, atau biasa disebut dengan Upacara Adat Sigofi Ngolo.

Ritual Sigofi Ngolo | Foto: @BarondaMaluku
info gambar

Ritual Sigofi Ngolo tidaklah hanya membersihkan laut dari kotoran sampah, tapi juga membersihkan kotoran batiniah atau segala niatan buruk yang ada dalam diri manusia.

Dalam ritual ini, perahu-perahu nelayan didekorasi menggunakan bendera merah putih, bendera warna-warni, dan janur kuning untuk kemudian didoakan. Setelah itu, mereka mengelilingi Pulau Babua sebagai tempat suci sebanyak tiga putaran. Konon, di Pulau Babua ini terdapat jere atau makam para leluhur pejuang zaman dahulu.

Uniknya, sebelum ritual ini dilaksanakan, biasanya Sultan Jailolo yang mengadakan ritual Sigofi Ngolo ini diarak dari keraton menuju FTJ (Festival Teluk Jailolo). Dalam arak-arakannya terdapat tarian soya-soya yang mengiringi rombongan.

Tarian Soya-soya memiliki arti pantang menyerah dan juga bermakna sebagai tarian penjemputan. Tarian Soya-soya yang ditarikan oleh 18 orang atau lebih ini dinilai sebagai tarian khas Maluku Utara dalam kategori perang. Hal ini dikarenakan gerakan tarinya lincah dan dinamis. Beberapa gerakannya seperti kuda-kuda menyerang dan menangkis.

Setibanya di pelabuhan Jailolo, Sultan akan menaiki perahu yang sudah disiapkan. Untuk mengiringi ritual, alat musik tifa, gendang dan gong juga dinaikkan ke atas perahu. Para warga yang ikut berpartisipasi dalam ritual ini juga harus berpakaian adat Jailolo lengkap hingga kepala.

Arak-arakan pertama dimulai menuju Pulau Babua. Perahu yang ditempati oleh Sultan, akan melakukan ritual menabur daun pandan yang sudah dipotong kecil-kecil. Taburan daun pandan ini akan dilakukan di beberapa titik, yaitu di tempat lokasi para pejuang leluhur dahulu wafat di medan perang.

Intip Ritual Sigofi Ngolo di FTJ 2018 | Foto: @GenPi.co
info gambar

Setelah prosesi di Pulau Babua selesai, peserta ritual melanjutkan perjalanan menuju Pulau Gueria dan Desa Tuada untuk menabur bunga, dan dilakukan doa bersama sebagai penutup ritual tersebut dipimpin oleh pemuka agama Kedatuan Kesultanan Jailolo.

Lalu, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Pelabuhan Jailolo dengan diiringi tabuhan gong dan gendang.

Biasanya, ritual ini dilakukan pada bulan Mei setiap tahunnya bersamaan dengan rangkaian Festival Teluk Jailolo. Oleh karena itu, ritual ini tak hanya bertujuan untuk membersihkan laut dan batin manusia tetapi juga meminta izin kepada para leluhur dan alam untuk memulai festival dengan niat batin yang baik dan tulus, serta memiliki harapan keharmonisan manusia dan alam dapat tercipta.*

Sumber: merdeka.com | kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini