Tutupnya HOOQ dan Perjalanan Menganak-emaskan Film Indonesia

Tutupnya HOOQ dan Perjalanan Menganak-emaskan Film Indonesia
info gambar utama

Sejak peluncuran pertamanya di Indonesia pada April 2016, aplikasi layanan video-on-demand (VOD) HOOQ hanya perlu waktu setengah tahun untuk menggaet sejuta pelanggan di Indonesia.

Aplikasi hasil kongsi Sony Pictures, Warner Bros, dan Singtel ini bisa dibilang satu-satunya aplikasi VOD yang secara agresif terus menaikkan film dan program lokal Indonesia.

Tidak hanya di Indonesia, sejak peluncuran pertamanya secara global pada Mei 2015 silam, munculnya HOOQ di tengah-tengah tersohornya Netflix membuat aplikasi ini juga bisa dibilang satu-satunya aplikasi VOD yang sangat fokus mengangkat film, tv-series, dan program lokal di pasar Asia. Seperti di Singapura, Filipina, Thailand, dan India.

Namun pada akhirnya, HOOQ resmi akan menutup layanan aplikasinya per 30 April 2020 mendatang.

Ini buntut keputusan pemegang sahamnya yang akan melikuidasi perusahaan. Terutama Singtel yang merupakan pemegang saham terbesar HOOQ dengan persentase 76,5 persen.

Tidak hanya di Indonesia saja, seluruh layanannya di semua negara di Asia juga akan diberhentikan.

Di Indonesia sendiri, setelah tanggal 30 April nanti, pelanggan HOOQ tidak akan lagi dibebankan biaya. Begitu pula dengan pengguna baru yang tidak dapat lagi mendaftar.

Alasannya, perusahaan belum mampu tumbuh secara memadai untuk memberikan pengembalian modal yang berkelanjutan. Biaya operasional yang terus meningkat juga tidak mampu ditutupi.

Hingga Januari 2020, HOOQ mengklaim sudah ada lebih dari 80 juta pengguna. Akumulasi pengguna yang berlokasi di Filipina, Thailand, India, Singapura, serta Indonesia. Jumlah unduhan yang sudah lebih dari 45 juta kali.

Dominasi Film Indonesia di HOOQ

Saat baru hadir di Indonesia, HOOQ dianggap sudah bergerak dengan agresif. Bahkan dengan gagah mengklaim sebagai layanan VOD dengan basis data film Indonesia paling banyak.

Dari 3.596 film Indonesia yang sudah dibuat, diklaim 70 persennya ada dalam layanan HOOQ.

''Film asingnya comparable, lah, dengan yang lain. Ada film yang kami punya, mereka (pesaing) tidak, dan begitu juga sebaliknya,'' ungkap Country Manager HOOQ Indonesia, Guntur Siboro, dalam DailySocial (29/06/2016).

Usahanya untuk terus menggaet penonton Indonesia, HOOQ juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan operator seluler (provider). Saat peluncuran perdananya, HOOQ sudah menggaet Tri, Indosat, Ooredoo, dan Smartfren.

Hingga akhirnya HOOQ juga menjalin kerja sama dengan Indihome melalui Indihome Store. Dengan konsep pembelian voucher berlangganan selama sebulan.

Anak perusahaan Telkom pun tak luput jadi sasaran, yaitu dengan Telkomsel melalui skema bundling untuk Telkomsel simPATI Entertainment.

Layanan HOOQ di Indihome Tutup
info gambar

Belakangan, HOOQ juga sudah menggaet Gojek dengan layanan GoPlay-nya, serta Grab. Tidak berbatas pada aplikasi transportasi daring, dua aplikasi tersebut juga bisa digunakan untuk menonton film.

Telkom sendiri punya alasan pada akhinya memilih HOOQ. Sebelumnya, badan usaha milik negara itu sempat menggaet Netflix, hanya saja sejak Januari 2016 lalu, Telkom harus memblokir layanan ini dengan alasan tidak memiliki izin sesuai aturan di Indonesia, semisal memuat konten pornografi.

HOOQ kala itu menggaet Telkom karena sudah mengembangkan fitur parental control. Salah satunya dengan cara meningkatkan UI/UX untuk menyesuaikan perilaku pengguna di Indonesia.

Dari Kisah Keluarga Badak sampai Detektif Brata Season 2

Bulan Ramadan tahun lalu, para penonton Indonesia – khususnya anak-anak – dimanjakan oleh tontonan keluarga yang eksklusif disiarkan HOOQ, yaitu Keluarga Badak. Film yang hadir dengan 30 episode baru spesial Ramadan itu mulai ditayangkan pada 23 Mei 2019 lalu.

Sejak ditayangkan perdana pada Desember 2018 silam, Keluarga Badak disebut mendapat sambutan positif pelanggannya. Keluarga jenaka itu sukses memikat pelanggan anak-anak dengan tingkah polah para karakternya yang unik dan lucu.

Ceritanya pun sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga tak heran jika serial ini diterima di masyarakat.

Usaha mereka untuk terus menyajikan konten yang relevan dengan budaya lokal tidak berhenti sampai disitu. Selain serial Keluarga Badak, kisah lainnya yang diangkat adalah Cek Toko Sebelah The Series yang khusus dibuat oleh HOOQ Production Series untuk dinikmati pelanggannya.

Serial Original HOOQ Cek Toko Sebelah The Series
info gambar

Sejak ditayangkan pertama kali pada Desember 2018, Cek Toko Sebelah The Series juga diklaim menjadi serial favorit baru pelanggan dengan sasaran penonton yang berbeda.

''Melalui tayangan lokal yang berkualitas, HOOQ berharap dapat memberikan lebih banyak pilihan konten kepada para pelanggannya,'' ungkap Kepala Konten HOOQ Indonesia, Tina Amin, pada Warta Ekonomi (23/05/2019).

Serial terakhir yang menjadi orisinal lokal konten produksi HOOQ adalah Brata Series 2. Serial bergenre detektif kejahatan dengan total 10 episode yang sudah dapat ditonton pada 11 Februari 2020.

Serial yang dibintangi oleh artis papan atas Indonesia seperti Oka Antara, Laura Basuki, Dewi Irawan, Yayu Unru, dan lainnya ini khusus dibuat HOOQ dengan menggaet penulis fiksi criminal Indonesia Eddri Sumitra atau dikenal dengan E.S. Ito. Dan disutradai oleh Kuntz Agus dan Aldo Swastia.

Pembuatan Brata Series 2 ini merupakan bentuk komitmen kuat HOOQ dalam mendukung industri hiburan tanah air. Terutama dengan potensi cerita lokal dengan genre kejahatan yang dinilai belum banyak di Indonesia.

Serial Original HOOQ, The Brata Series 2
info gambar

''Ketika kami memproduksi Brata season pertama, kami yakin serial ini akan menjadi salah satu konten pilihan pelanggan HOOQ,'' ungkap Guntur, mengutip Wartakota.

Bagi pelanggan yang sudah berlangganan, serial ini masih bisa dinikmati. Jadi, buat Kawan GNFI yang penasaran dengan serial ini, masih punya kesempatan untuk melihatnya. Sebelum pendaftaran pengguna baru dihentikan setelah tanggal 30 April nanti.

--

Sumber: Katadata | Wartakota | Kompas Tekno | Kontan | Dailysocial | Warta Ekonomi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini