3 Cara Seru Memberi Pehamanan Anak Tentang Bahaya Virus Corona

3 Cara Seru Memberi Pehamanan Anak Tentang Bahaya Virus Corona
info gambar utama

"Huaaa, mama buka pintunya!" terdengar jerit tangis Kakak meminta untuk bermain ke rumah temannya. Tangisnya meraung-raung dengan penuh kemarahan. Padahal Kakak sudah diminta ibu untuk tetap di rumah saja untuk satu minggu ke depan.

Rengekan dan permintaan Kakak tidak dipenuhi oleh sang ibu.

"Kakak harus tetap di rumah ya, ini musim wabah corona, kakak tidak boleh keluar rumah sampai wabah selesai," jelas ibu.

Jeritan tangis Kakak tidak juga mereda. Dia tetap ingin keluar rumah bermain di luar rumah. Kakak tampak bosan berada di rumah terus menerus. Kakak sepertinya tidak terlalu mengerti apa itu wabah, corona, dan kenapa dirinya harus tetap di rumah.

Ilustrasi di atas adalah contoh yang mungkin dialami oleh orang tua saat tetap di rumah selama wabah berlangsung. Anak kesulitan untuk memahami mengapa mereka harus ada di rumah selama wabah.

Nah untuk itu, saya ingin berbagi cara yang seru untuk para ibu dan ayah agar bisa memberi pemahaman pada anak tentang bahaya virus Corona.

1. Membaca bersama
Berada di rumah seharian penuh menjadi kesempatan untuk ibu dan ayah untuk banyak berinteraksi dengan anak. Ada saatnya ibu dan ayah perlu menjelaskan bagaimana sih sikap yang baik di saat wabah virus corona.

Cara pertama adalah mengajak Kakak dan Adik untuk membaca bersama. Ibu dan ayah bisa menjelaskan apa itu virus corona, bagaimana wujudnya, dan bagaimana cara mengalahkannya. Ibu dan ayah bisa lho menarasikan, sementara mengajak anak melihat visual buku.

2. Membuat Kisah
Cara kedua adalah dengan membuat kisah cerita yang disimak bersama Kakak dan Adik. Ibu atau ayah bisa bergantian untuk membuat cerita tentang bagiamana melawan virus corona.

Manfaat dari mengajak Kakak dan Adik mendengarkan kisah adalah melatih kemampuan auditori dan melatih imajinasi.

Ibu dan ayah bisa kok mencari referensi terlebih dahulu dengan membaca berbagai informasi tentang virus corona. Agar bisa membuat kisah yang menarik.

3. Menonton buku
Terlalu lama di rumah ternyata bisa membuat bosan. Akibatnya penghuni rumah lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi ataupun bermain gawai. Nah, daripada hanya menonton acara televisi lebih baik sesekali mengajak Kakak dan Adik untuk menonton buku melalui gawai ataupun televisi.

Dengan menampilkan buku elektronik di layar ibu dan ayah bisa menarik perhatian anak membaca bersama lewat monitor. Apalagi jika buku yang ditonton adalah buku yang memiliki visual menarik dan memiliki cerita yang seru tentang bagaimana menghadapi virus Corona.

Dengan menonton buku, anak akan terlatih kemampuan visualnya dalam memahami konsep tentang virus Corona. Daya imajinasi Kakak dan Adik juga dilatih untuk membayangkan apa yang harus dilakukan selama wabah.

Nah, tiga cara di atas bisa menjadi ide untuk para ibu dan ayah untuk memberi pemahaman anak tentang bahaya virus corona. Jadi tidak ada lagi jerit tangis Kakak atau Adik yang meminta untuk bermain di luar rumah.

Buku Ilustrasi Belajar Tentang COVID-19

Jika ibu dan ayah kesulitan untuk menemukan buku ataupun referensi kisah dan cerita tentang bagaimana sebuah keluarga menghadapi wabah virus corona, ibu dan ayah bisa coba membaca buku elektronik karya Chris Lewis yang berjudul Haley dan Comet Pelajari Tentang COVID-19.


Buku ini bercerita tentang kisah Haley dan saudara kembarnya, Comet yang ingin tahu tentang virus corona. Di dalamnya ada ilustrasi yang berkisah tentang aktifitas si kembar dan keluarganya saat berada di rumah selama di masa wabah virus Corona. Buku ini cocok untuk anak usia lima tahun ke atas.

Menariknya buku ini dibuat oleh kolaborasi dua orang asing yang sedang belajar bahasa Indonesia yakni Chris Lewis dan Cheihmie Chei. Serunya lagi buku elektronik ini bisa diunduh gratis.

Ibu dan Ayah, jangan sampai lewatkan momen untuk dekat dengan Kakak dan Adik selama masa wabah ya! Selamat berkumpul bersama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini