Pada awal bulan Mei 1994, panen raya dirasakan masyarakat Tanah Miring, Merauke, Irian Jaya (sekarang Papua).
Presiden Republik Indonesia Soeharto beserta ibu negara langsung meninjau panen raya tumbuhan padi tersebut pada 7 Mei 1994.
Suksesnya panen raya berkaitan dengan program transmigrasi yang dilakukan pemerintah pada saat itu, yakni Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Transmigran didominasi suku Jawa, Bugis, dan Makassar, tetapi juga ada dari penduduk lokal, suku Marind.
Namun pada 1990-an, hampir semua transmigran lokal meninggalkan lahan mereka dan kembali ke kampung asalnya di hutan.
Lahan dan rumah di lokasi transmigrasi itu kemudian dijual kepada transmigran asal Jawa dengan harga yang murah.
"Karena jerih payahnya (penduduk asli dan transmigran) setelah membuka hutan dan menggarap sawahnya, bisa berhasil melaksanakan panen raya dan di beberapa yang telah panen pula, hasilnya sungguh sangat memuaskan," ucap Soeharto dalam temu wicara usai meninjau panen.
Referensi: Laporan Jurnalistik Kompas, "Ekspedisi Tanah Papua: Terasing di Tanah Sendiri" | Nani Mulyani, "50 Tahun Indonesia Merdeka (1965-1995)"
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News