Antisipasi Krisis Pangan, Kementan Canangkan Gerakan Tanam Padi Jagung Serentak

Antisipasi Krisis Pangan, Kementan Canangkan Gerakan Tanam Padi Jagung Serentak
info gambar utama

Dalam menghadapi kemungkinan krisis pangan akibat pandemi Covid-19, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjaga ketersediaan stok pangan di Indonesia.

Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Kementan sebagai salah salah satu garda terdepan dalam upaya penanganan Covid-19. Dituntut melakukan langkah nyata untuk menjamin ketersediaan pangan terutama di masa pandemi ini.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, pada Selasa (12/5/2020) di ruang rapat Agriculture War Room (AWR), menyapa seluruh petani di kabupaten/kota di Indonesia melalui video conference bertajuk Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung Serentak Seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para kepala daerah yang mau terjun langsung memantau ke lapangan. Dengan begitu, ia optimis bahwa situasi dapat dikendalikan dan diamankan bersama.

''Kalau para kepala daerah turun ke lapangan, keputusan itu pasti terjadi,’’ ujar Syahrul Yasin Limpo (SYL). ''Saya 25 tahun menjadi kepala daerah dan saya rasakan kalau mengambil keputusan di lapangan, aroma tanah pasti tercium sehingga berefek baik bagi daerah masing-masing,’’ tambahnya.

Lebih lanjut Mentan mengatakan, Covid-19 ini adalah tantangan nyata yang dampaknya sudah menyentuh langsung masyarakat. Karena itu, solusi dari Covid-19 ini adalah Medical Solution dan Food Security.

Mempersiapkan ketersediaan pangan adalah solusi Covid-19, oleh karena itu seluruh pihak harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong supaya kebutuhan pangan masyarakat bisa terjamin ketersediaannya.

Mentan juga mengingatkan rekomendasi dari Organisasi Pangan Dunia (FAO) soal krisis pangan setelah masa pandemi ini berakhir.

''Yang harus kita waspadai adalah rekomendasi dari FAO yang menyatakan bahwa setelah Covid-19 ini berlalu akan hadir krisis pangan dunia dan akan datangnya [musim] kemarau panjang sesuai dengan rekomendasi BMKG,’’ imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa krisis tersebut tidak boleh terjadi di Indonesia. Untuk itu, Mentan mengajak semua pihak untuk bekerja keras dalam menghadapi krisis pangan dunia. Menurutnya, tantangan tersebut bisa dihadapi dengan dua langkah, yaitu dengan penanaman yang cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.

Ia berharap ada kerjasama yang lebih intens dari berbagai pihak agar seluruh rencana berjalan dengan baik. ''Saya siap dihubungi kapan saja untuk hal-hal yang urgent, untuk selanjutnya saya akan berkoordinasi dengan para dirjen,’’ tegasnya.

Dihadiri Para Kepala Daerah

Dalam video conference yang digelar kali ini, diikuti oleh 77 titik yang menggambarkan kabupaten yang sedang menanam serta panen padi dan jagung.

Tidak hanya itu, bahkan ada Gubernur NTT serta 22 bupati dari Jayapura, Merauke, Tapin, Sumbawa Barat, Humbang S, Aceh Barat Daya, Batang, Barru, Enrekang, Lingga, OKI, Banyuasin, Bungo, Landak, Kolaka, Belu, Batang, Bone, Bone Bolango, Pringsewu, Lingga dan Tuban yang juga ikut bergabung.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sengaja bergabung dengan video conference tersebut sebagai wujud sikap komitmennya dalam mendukung langkah yang dilakukan Menteri Pertanian SYL.

Selain itu turut hadir pula Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin. Ia berharap masa pandemi ini segera berlalu agar kegiatan di bidang pertanian dapat berjalan normal kembali. Terutama kaitannya dengan pemfokusan kembali anggaran yang diharapkan supaya tidak mengurangi kinerja aparatur pertanian.

Dalam kesempatan itu dilakukan pernyataan komitmen bersama bertajuk ''Kami Siap Menjaga Pangan Indonesia''. Komitmen tersebut disuarakan oleh peserta yang tersebar di 77 kabupaten dan 21 provinsi.

Mentan, Syahrul Yasin Limpo mengharapkan lumbung pangan dibuat hingga ke desa atau kelurahan agar stok pangan selalu tersedia |Shutterstock
info gambar

Dalam percakapannya dengan para kepala daerah, Mentan memberi arahan spesifik supaya menyiapkan lumbung pangan di tingkat provinsi dan kabupaten. Bahkan harapannya, lumbung pangan juga dibuat hingga ke tingkat desa atau kelurahan. Hal itu demi menjaga agar ketersediaan pangan selalu tetap ada.

Mentan menyarankan masyarakat untuk tidak buru-buru menjual padinya, agar cadangan beras selalu tetap tersedia. Ia juga mengimbau untuk memperhatikan irigasi melalui program padat karya pengairan.

''Kami akan bicara dengan Kementerian PUPR agar bisa mendukung pertanian,’’ katanya penuh semangat.

Mentan terus meyakinkan bahwa pasokan pangan akan aman selama langkah tersebut dijalankan. Ia juga meminta komitmen bersama dari seluruh daerah untuk tetap fokus pada upaya peningkatan produksi pangan.

Target Tinggi

Sebagai gambaran, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan pula bahwa target tanam padi dan jagung tahun 2020 cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya.

''Untuk mencapai keberhasilan sasaran tersebut, pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan,’’ terangnya.

Di tahun 2020, secara nasional pemrintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta hektar, yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Sementara jagung, untuk lahan seluas 4,49 juta hektar, berpotensi menghasilkan 24,17 juta ton pipilan kering.

Angka tersebut di atas diharapkan bisa disampaikan kepada setiap provinsi dan kabupaten/kota. Data itu juga perlu dijabarkan ke tingkat kecamatan hingga tingkat desa, dengan rincian per tahunnya.

''Rincian angka tersebut dapat dijadikan sebagai komitmen semua pihak yang terlibat masing-masing tingkatan, dan sebagai acuan dalam mengukur keberhasilan pencapaian sasaran tanam padi,'' ujar Suwandi.

Disebutkan pula strategi yang akan dilakukan pemerintah diantaranya melalui peningkatan indeks pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan. Melalui cara itu, lahan dapat segera ditanam padi, serta perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.

Mentan ajak masyarakat tanam jagung dan padi serentak | Shutterstock
info gambar

Berdasarkan Kerangka Sampling Area BPS, diketahui bahwa potensi panen padi pada Mei 2020 mencapai 1,25 juta hektar yang menghasilkan beras sebesar 3,43 juta ton.

Sementara potensi panen padi pada Juni 2020 mencapai 740.000 hektar dengan produksi beras sebesar 1,94 juta ton. Stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6,84 juta ton.

Untuk komoditas jagung, potensi panen pada Mei 2020 seluas 210.000 hektar, yang menghasilkan pipilan kering dengan kadar air 15 persen sebanyak 980.000 ton.

Pemerintah pun melakukan peningkatan indeks pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, serta perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.

Selain itu, Kementan juga mengoptimalkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen dan mempercepat pelaksanaan kegiatan APBN dan APBD tahun 2020.

"Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan pendampingan dan pengawalan pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh penyuluh, babinsa, Pengawas Benih Tanaman, dan Kepala Cabang Dinas di Kecamatan," kata Suwandi.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini