Filosofi Hidup dari Permainan Tradisional Congklak

Filosofi Hidup dari Permainan Tradisional Congklak
info gambar utama

Permainan tradisional anak-anak kaya dalam aspek pendidikan. Banyak memberikan instruksi untuk anak-anak. Mulai dari nilai kerja sama, usaha, disiplin diri, akurasi, solidaritas sosial, dan sportivitas dan sebagainya.

Salah satunya ialah congklak. Congklak merupakan permainan tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar untuk anak-anak, khususnya belajar berhitung. Selain sebagai media pembelajaran, Congklak atau Dakon ini tampaknya memiliki filosofi yang sangat luar biasa. Kira-kira, seperti apa filosofi dari permainan ini? Berikut ulasannya.

Pada papan Congklak, terdapat tujuh lubang kecil yang saling berhadapan. Kuantitas tujuh lubang di sini ditafsirkan sebagai variasi hari dalam setiap minggu. Begitu juga dengan varietas biji congklak yang diisi di setiap celah, yaitu tujuh biji. Itu berarti, setiap orang memiliki waktu yang sama dalam setiap minggu, yaitu tujuh hari.

Kemudian, ketika biji Congklak diambil dari satu celah, biji congklak akan mengisi setiap lubang yang berbeda. Pelajaran dari bagian ini ialah bahwa setiap hari yang kita tinggali, akan berpengaruh pada hari-hari berikutnya. Apa yang kita lakukan saat berbicara menentukan apa yang akan terjadi di masa depan kita. Apa yang kita lakukan saat berbicara, bisa jadi sangat berarti bagi orang lain.

Ketika biji diambil, kemudian diambil sekali lagi, itu juga menyiratkan bahwa kehidupan harus memberi dan menerima. Tidak semua waktu, tapi juga memberi, untuk kemantapan hidup.

Biji diambil satu demi satu, tidak bisa diambil tanpa penundaan. Itu berarti, kita harus tulus mengisi lubang di papan Congklak kita. Kita harus tulus dalam mengisi hidup kita. Satu demi satu, sedikit demi sedikit, asalkan tulus dan baik.

Satu demi satu lubang yang diisi juga menunjukkan bahwa kita harus menyimpan setiap hari untuk hari berikutnya. Kita juga harus memiliki tabungan finansial, yang merupakan biji di lubang utama congklak.

Congklak atau Dakon ini mengajarkan bahwa jika kita memiliki kekayaan, kita akan membaginya untuk keinginan pribadi kita satu demi satu (tidak harus berlebihan) yang diwakili setelah kita menempatkan satu biji ke setiap lubang pada congklak.

Ketika rejeki yang diperoleh berlebih, kita bisa menyimpan di lumbung (lubang). Sekali lagi, cukup satu saja. Dan jika kita masih memiliki kelebihan, kita membaginya dengan saudara, tetangga, teman, dan sebagainya. Hal itu ditandai dengan menempatkan satu biji di setiap celah papan Congklak teman.

Namun, kita tidak diizinkan menempatkan benih di lubang utama lawan. Mengapa? Hal itu diartikan sebagai tanggung jawab pemilik untuk membantu dirinya sendiri, yang dilambangkan sebagai tabungan finansial.

Tujuannya adalah bahwa dalam hidup kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan berbagi dengan orang lain. Dan berlatihlah untuk bertanggung jawab atas kehidupan pribadi kita.

Dalam permainan ini, diperlukan teknik yang baik agar biji milik kita tidak dikonsumsi oleh lawan. Pelajarannya adalah bahwa dalam hidup pasti memiliki pesaing, tapi itu tidak berarti harus menjadi musuh.

Pemenangnya adalah yang mungkin memiliki varietas biji terbanyak di dalam gudang. Tujuannya adalah bahwa mereka yang berkembang menjadi pemenang atau mereka yang berhasil adalah mereka yang mungkin memiliki perbuatan paling baik.

Mereka yang menyelamatkan banyak kebaikan, mereka yang menyelamatkan ekstra, dan orang-orang yang tahu teknik mengumpulkan rezeki.

Permainan ini jelas merupakan fragmen kecil dari adat yang membentuk tradisi dan karakter bangsa. Dengan permainan ini kita akan mengambil manfaat yang umumnya kita sendiri biasanya tidak sadari. Congklak melatih kita untuk menjadi ahli, berhati-hati, tulus, sportif, dan menciptakan cara keintiman diantara individu.*

Sumber: prokopim

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini