Kebangkitan Nasional Kontemporer: Muda Lawan Corona

Kebangkitan Nasional Kontemporer: Muda Lawan Corona
info gambar utama

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2020, Inspirator Muda Nusantara berkolaborasi dengan Indonesia Volunteering Hub (IDVolunteering) dan Forest Watch Indonesia (FWI) mengadakan event berupa diskusi online, yang juga sebagai aksi #ngabuburitproduktif di bulan suci Ramadan.

Diskusi online ini bertemakan "Kebangkitan Nasional, COVID 19, dan Generasi Muda" yang diselenggarakan pada Selasa (19/5) lalu pukul 15.00-17.00 WIB.

Stevie Leonard Harison, Founder Inspirator Muda Nusantara, selaku moderator menyatakan bahwa latar belakang Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) berawal dari berdirinya Budi Utomo yang memiliki makna perangai baik atau karakter luhur untuk mencapai tujuan atau cita-cita baik.

Harkitnas ini menjadi salah satu tonggak terpenting pra-kemerdekaan Indonesia sebagai negara modern, mengingat rasa persatuan dan kesatuan nasional mulai terbentuk secara alami namun terarah dan terstruktur.

Semangat persatuan dan kesatuan inilah yang seharusnya juga terwujud pada tahun 2020, di mana Indonesia mengalami salah satu masa tersulit setelah reformasi dan demokratisasi pada tahun 1998. Tentunya, semangat tersebut harus dipelopori oleh generasi muda yang memiliki kapabilitas, daya kreativitas, dan koneksi yang lebih berpengaruh bagi banyak orang.

Putri Agustina, Co-Founder Indonesia Volunteering Hub, selaku panelis pertama pun menyatakan bahwa Harkitnas merupakan momentum penting bagi generasi muda untuk lebih menyumbangkan tenaga, waktu, dan lainnya untuk berperan lebih di masyarakat melalui aktivitas kerelawanan baik secara langsung (fisik), maupun tidak langsung (online).

Aktivitas kerelawan ini menjadi krusial, terutama saat menghadapi dampak-dampak Covid-19 yang terjadi di masyarakat dewasa ini. Generasi muda wajib menjadi pelopor bagi bangkitnya kembali semangat persatuan dan kesatuan nasional terutama dalam tiga hal, yaitu membantu fenomena darurat medis (terutama di rumah sakit dan rumah sakit darurat), membantu penyaluran bantuan dan logistik (bekerja sama dengan lembaga pemerintah terutama tingkat provinsi bahkan hingga ke tingkat kelurahan atau desa), dan berperan aktif di dunia maya (memerangi hoax dan fake news, menyabarkan informasi positif dan bermanfaat, serta menggalang donasi online bagi masyarakat yang membutuhkan).

Seringkali kegiatan kerelawanan dianggap bersifat tidak jelas dan diremehkan keberadaannya. Padahal, justru Indonesia pada tahap pembangunan sekarang ini sangat membutuhkan eksistensi kerelawanan nasional dalam memajukan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya sehingga lebih bersifat merata dan inklusif.

Terkait dengan terjadinya pandemi Covid-19 sendiri, Putri menyatakan bahwa memang terjadi penurunan signifikan aksi kerelawanan oleh pemuda Indonesia dikarenakan dampak kebijakan #DiRumahAja. Meskipun begitu, IDVolunteering terus berupaya untuk menggalang semangat berkontribusi melalui aksi kerelawanan di Indonesia.

Berbeda dengan Pardi Pay, aktivis Forest Watch Indoneia (FWI) dan CO-Founder Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia, selaku panelis kedua, ia menyatakan bahwa pandemi wabah Covid-19 secara lingkungan hidup relatif membawa dampak baik bagi kondisi makro lingkungan hidup secara global dan nasional.

Berkurangnya aktivitas manusia secara signifikan telah meningkatkan performa kehidupan biologis dan ekosistem secara alamiah dan lebih bersih. Beberapa indikator seperti pengurangan emisi nasional secara keseluruhan, penurunan intensitas polusi udara perkotaan, peningkatan produktivitas lingkungan hidup terutama bagi keberadaan hewan dan tumbuhan, hingga berkembangnya gaya hidup lebih ramah lingkungan secara modern dan kontekstual.

Lebih lanjut, Pardi juga mengungkapkan tren bagi generasi muda untuk menjadi environmental heroes meskipun #DiRumahAja dengan beberapa cara mudah, seperti menanam tanaman, menghemat dan mengefisienkan penggunaan listrik, hingga belajar manajemen sampah rumah tangga yang lebih baik (reduce, reuse, recycle).

Begitupun dengan aspek kebersihan rumah atau tempat tinggal lebih diperhatikan dalam rangka menghambat persebaran virus dan bakteri yang berpotensi mengancam kesehatan. Pardi juga menekankan tentang maraknya penyalahgunaan media sosial ditengah pandemi wabah Covid-19 ini oleh oknum-oknum pemuda yang tidak bertanggung jawab dan cenderung menyebarkan pengaruh negatif bagi generasi muda.

Perlunya pengawasan ketat oleh pihak keluarga dan penegakan hukum secara tegas menjadi dua kunci utama memerangi anasir negatif yang ada di masyarakat terlebih di tengah situasi bencana.

Kesimpulan yang dapat diambil dari diskusi online tersebut, yakni Hari Kebangkitan Nasional harus menggelorakan kembali semangat persatuan dan kesatuan Indonesia dalam melawan musuh bersama saat ini, yaitu virus corona.

Generasi muda dapat berkontribusi melalui berbagai aksi inspiratif dan bentuk partisipasi positif, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara individual maupun terogranisir dalam kelompok.

Pemuda-pemudi Indonesia sebagai bagian utama dari fenomena bonus demografi diharapkan menjadi salah satu kunci jawaban bagi masyarakat, dalam menghadapi dampak-dampak negatif wabah Covid-19 ini.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IN
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini