Penerapan Salat Id di Rumah yang Juga Dilakukan di Negara Lain

Penerapan Salat Id di Rumah yang Juga Dilakukan di Negara Lain
info gambar utama

Kawan GNFI di Indonesia mungkin sudah jengah dengan kondisi pembatasan jarak dan sosial gara-gara si kecil tapi jahat, virus corona atau Covid-19. Apalagi pandemi masih berlangsung sampai akhir bulan Ramadan 1441 hijriah hingga hari perayaan Idul Fitri yang jatuh pada 24 Mei, pastinya perasaan ingin beribadah di luar rumah serta bersilahturahmi dengan kerabat tidak jua tertahankan.

Tahan dulu keinginan itu, kawan! Karena dalam situasi seperti ini bertemu dengan orang lain akan berisiko bagi diri sendiri atau orang lain. Beraktivitas tetap wajib di dalam rumah, termasuk salat Id.

Ya, salat Id yang biasanya kita lakukan sebagai makmum mesti dilakukan di dalam rumah. Hal itu diimbaukan langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi.

''Kalau tidak melakukan pembatasan ketat selama Idul Fitri, angka akan melonjak. Dengan begitu apa yang kita lakukan sebelumnya itu akan sia-sia,'' ucap Fachrul saat konferensi pers yang disiarkan live lewat media sosial pada Kamis (21/5/2020).

Tenang saja, kawan-kawan tidak perlu takut meninggalkan ibadah sunnah muakad salat Id karena bisa melakukannya dengan sendiri atau dianjurkan berjamaah sebanyak empat orang. ''Menurut pendapat ulama empat orang sudah boleh salat Id, satu jadi imam dan tiga menjadi makmum,'' terangnya lagi.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri tidak melarang salat Id berjamaah di masjid dan lapangan khusus wilayah zona hijau atau bebas Covid-19. Hanya saja siapa yang mau mengambil risiko?

Di Tegal misalnya yang status Pembatasan Sosial Berskala Besar-nya (PSBB) dicabut pada 22 Mei 2020. Setelah PSBB dicabut pemerintah setempat, kabar Masjid Agung Tegal akan menggelar salat Id kemudian menyeruak. Namun sehari setelahnya rencana itu dibatalkan pihak berwenang.

''Meskipun saya sampaikan, Pak Wali Kota (Tegal) agar berhati-hati karena kurva kedua bisa muncul maka kita hati-hati. InsyaAllah tidak akan ada lagi,'' ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dikutip GNFI dari Radar Tegal. Kabupaten Karanganyar yang rencananya juga akan menggelar salat Id di luar rumah pun juga kena imbauan dari sang gubernur. ''Hanya Karanganyar yang masih berencana menyelenggarakan, maka masih ada waktu. Saya berharap Bupati Karanganyar mengajak, 'yuk salat Id di rumah'. Lagi pula Majelis Ulama Indonesia sudah memberikan guide-nya sehingga kita akan lebih tenang,'' tuturnya.

Dari banyaknya imbauan tersebut diharapkan masyarakat tetap melaksanakan salat Id di rumah. Tidak perlu takut lagi bagaimana tata cara pelaksanaannya karena sudah banyak postingan tutorial salat Id yang tersebar di media sosial

Lebih dari itu, tidak usahlah bersedih lagi, karena di negara lain pun situasinya juga sama. Kita tidak sendirian. Muslim di sejumlah negara lain juga diimbau melaksanakan salat Id di rumah sama seperti di Indonesia.

Amerika Serikat, Sudah Jauh Hari Imbau Salat Id di Rumah

Menurut Worldometers, Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak per 23 Mei 2020. Tercatat ada 1,6 juta kasus dan total kematian sebanyak 340 ribu jiwa di negeri adidaya tersebut.

Ulama Amerika Serikat, Imam Magid.
info gambar

Dari situ, lembaga ulama, lembaga medis dan juga pemerintah daerah setempat menyerukan beribadah – termasuk salat Id – di rumah sejak awal Mei 2020 atau awal bulan Ramadan. Alim ulama AS, Imam Magid, mengingatkan, dari pandemi ini bisa diambil sisi positifnya kalau Islam bukan agama yang memberatkan umatnya.

''(Muslim) Amerika Serikat telah memutuskan, tidak akan mengadakan salat Idul Fitri karena situasi ini,'' terang ulama AS, Imam Magid, dalam sebuah webinar yang digelar USINDO awal Mei 2020. ''Rakaat pertama baca surat Qaf, rakaat kedua surat Al-Qamar, atau rakaat pertama surat Al-Ala, kedua surat Al-Ghasiyah, atau surat apa pun yang anda hafal.''

Inggris, Anjurkan Tetap Bergembira Menyambut Hari Raya

Hal yang sama dirasakan umat Islam di Inggris khususnya di kota Manchester. Tahun lalu sekitar 6.000 orang memadati Platt Fields Park, Fallowfield, untuk merayakan Idul Fitri. Namun, dengan kondisi seperti ini, tampaknya kemeriahan itu tidak bisa dilihat.

Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris, Harun Khan, buka suara mengenai kondisi ini. Menurutnya umat Islam tetap harus berbahagia pada hari raya. ''Orang-orang muslim telah menunjukkan tekad yang besar selama bulan Ramadan dan pandemi ini, beradaptasi dengan cara hidup yang berbeda dan membuat yang terbaik dari bulan ini, dengan menghadiri iftar (buka puasa) virtual dengan teman dan keluarga, dan menyiarkan langsung layanan keagamaan ke rumah mereka,'' ujar Khan dilansir dari Manchester Evening News.

Sebelum ada pandemi Covid-19, perayaan Idul Fitri sering dilakukan di taman-taman kota di Inggris. Seperti tampak pada foto di atas, adalah Eid Festival yang digelar di Trafalgar Square, London, pada 2019.
info gambar

''Kahn juga menyarankan tetap bersilahturahmi meskipun berjauhan. ''Beberapa orang akan menggelar salat Id dengan keluarga di dalam rumah mereka, dan menggelar silahturahmi virtual agar bisa terhubung dengan orang yang dicintai,'' terang Kahn.

''Seperti biasa, prioritas nomor satu semua orang harus untuk membantu menyelamatkan nyawa dan merayakan Idul Fitri di dalam rumah adalah cara terbaik untuk melakukan ini. Kami menggunakan kesempatan hari suci ini untuk berdoa demi keselamatan komunitas kami dan para pekerja agar bisa mengakhiri pandemi ini dengan cepat,'' sambungnya lagi.

Taiwan, Sukses Tekan Penyebaran Corona, tapi Tetap Salat Id di Rumah

Taiwan letaknya berdekatan dengan daratan Cina tempat Covid-19 mewabah, hanya 130 kilometer atau enam kali lebih dekat dari jarak Jakarta-Surabaya! Namun, hebatnya mereka mampu menekan angka penyebaran virus ketika ada pembengkakan kasus di negara lain.

Worldometers mencatat, jumlah kasus Covid-19 di Taiwan hanya 438 orang dan meninggal enam pasien per 5 Mei 2020. Tidak menerapkan lockdown wilayah dan berstatus non-anggota World Health Organization (WHO), membuat Taiwan dicap sebagai negara yang sukses memerangi Covid-19.

Warga Taiwan sampai saat ini masih bisa beraktivitas di luar rumah walaupun dengan pola kehidupan new normal atau normal yang baru. Salah satu contoh yang otoritas terapkan adalah menyediakan hotel karantina dan taksi khusus Covid-19 yang rutin disemprot dengan disinfektan.

Ya, walaupun sudah bebas dari Covid-19, tetapi Taiwan tidak mau melonggarkan protocol kesehatannya. Begitu pula dalam pelaksanaan salat Id, muslim dan muslimah wajib salat di rumah masing-masing!

Umat Islam menggelar salat Id di sebuah masjid di Taiwan apda 2018.
info gambar

Dikutip dari laman CNA Taiwan, terdapat sekitar 300 ribu muslim yang bermukim di Taiwan. Menurut Huiyee Chiew, petugas hubungan masyarakat untuk One-Forty, sebuah kelompok yang membangun keterampilan kerja di kalangan pekerja migrant, mengatakan pekerja migrant muslim mungkin akan berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil pada Idul Fitri. Banyak dari mereka mengatakan akan menggelar salat Id di rumah atau bersilahturahmi lewat video call.

Sementara itu, Kementerian Tenaga Kerja telah mendesak pekerja migran Muslim untuk mengikuti pedoman Covid-19 pemerintah saat mereka merayakan Idul Fitri. Selain itu, mereka juga menyerukan kepada pengusaha untuk menghormati hak pekerja mereka atas kebebasan beragama.

Pedoman pemerintah termasuk mengenakan masker di tempat-tempat ramai, menjaga jarak sosial, mengamati kebersihan pribadi, menghindari berbicara sambil makan dengan orang lain, dan memastikan ventilasi yang baik di ruang hidup dan ruang kerja.

Referensi: Cna.com.tw | Worldometers.info | Manchestereveningnews.co.uk | Voaindonesia.com | Usatoday.com | Vivanews.com | Radartegal.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini