BPS Rekrut 390.000 Pekerja untuk Sensus Penduduk Wawancara

BPS Rekrut 390.000 Pekerja untuk Sensus Penduduk Wawancara
info gambar utama

Kawan GNFI, Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi telah menutup format pengisian sensus penduduk versi daring (online), pada Jumat (29/5/2020).

''Sensus online akan kami tutup pukul 23.59 WIB hari ini dan tidak ada perpanjangan lagi,'' kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Margo Yuwono, pada Tempo.co (29/5).

Dengan demikian, total responden melalui sensus penduduk online bakal dipublikasikan BPS dalam waktu dekat. Sementara per tanggal 28 Mei 2020, Margo menyebut baru sekitar 49,1 juta warga yang mengisi sensus penduduk versi daring.

Itu artinya, baru sekitar 80,5 persen dari target pengisi sensus daring yang sebanyak 61 juta penduduk (22,9 persen dari total jumlah penduduk Indonesia).

Sebelumnya BPS memperpanjang tenggat waktu sensus penduduk versi online tersebut. Sejak dimulai 15 Februari direncanakan ditutup 31 Maret, namun lantaran adanya wabah Covid-19 dan target sensus daring yang belum tercapai, maka waktunya diperpanjang hingga 29 Mei 2020.

Pengunduran penutupan sensus penduduk online ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala BNPB No.13 A Tahun 2020 tentang Kondisi Darurat Akibat Covid-19.

Artinya, secara akumulasi waktu untuk mendapatkan target 61 juta penduduk yang mengisi sensus penduduk format daring, rentang yang BPS adalah 3,5 bulan.

Untuk mendengungkan program ini, setidaknya BPS melakukan publikasi melalui beberapa saluran, semisal media sosial, sekolah, kementerian dan lembaga, hingga dinas-dinas di daerah.

Bakal Melibatkan 390.000 Pekerja

Setelah sensus penduduk versi online ini ditutup, BPS akan bersiap untuk melakukan sensus wawancara langsung bagi masyarakat yang belum terdata melalui sistem pintu ke pintu alias door-to-door pada September 2020, berubah dari rencana awal yakni pada Juli. Skema itu dilakukan agar sensus penduduk bisa mencakupi seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk melancarkan program sensus penduduk wawancara, setidaknya BPS membutuhkan tenaga-tenaga yang secara militan mampu menjalankan tugas mewawancara penduduk.

Sejak Februari 2020, BPS telah mengumumkan akan membuka lowongan pekerjaan untuk 390.000 orang guna mendukung pendataan penduduk ini. Mereka dijanjikan akan diberikan gaji sesuai upah minimum regional (UMR) sesuai daerah masing-masing.

Tujuannya jelas, agar pendataan yang dilakukan oleh pekerja sesuai domisili atau tempat tinggal, akan lebih cepat dan efisien.

Dari laman BPS, dijelaskan proses perekrutan pekerja sensus ini akan dimulai Juni 2020, dan pengumumannya akan ada di setiap cabang BPD di daerah-daerah.

Proyeksi dan Dukcapil Penduduk Indonesia

Salah satu tujuan BPS melakukan pendataan penduduk Indonesia adalah untuk mendapatkan pertumbuhan penduduk, yang terus berubah berdasarkan beberapa faktor. Misal; kematian, kelahiran, migrasi (dari negara lain), maupun penduduk kelahiran Indonesia yang memutuskan untuk berpindah warga negara.

Metode kombinasi pada catatan tahun ini juga dipilih untuk menuju satu data kependudukan Indonesia. Saat ini, setidaknya ada dua data kependudukan yang kerap menjadi polemik.

Yang pertama, data kependudukan hasil registrasi Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan satu lagi ada data kependudukan menurut BPS hasil sensus dan proyeksi penduduk.

Dua versi data ini tentunya berbeda konsep dalam menentukan seseorang yang diakui sebagai penduduk atau tidak. Akibatnya, jumlahnya juga berlainan.

Meski begitu, dari kedua data kependudukan ini tidak ada yang keliru, sepanjang keduanya sesuai dengan konsep saat pendataan.

Mengingat pentingnya data kependudukan, masyarakat diharapkan berperan aktif ikut serta dalam kegiatan ini. Sensus Penduduk 2020.

data penduduk indonesia 2019

Dari data penduduk Indonesia tahun 2019 yang dinukil dari BPS dan Dukcapil Kemendagri, tercatat selisihnya tak terlalu signifikan.

Melalui data itu, sekira ada empat provinsi yang memiliki yang memiliki pertumbuhan penduduk paling tinggi di Indonesia, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Utara.

Dari wilayah Jawa Barat, Dukcapil mencatat penduduknya mencapai sekitar 45,6 juta, sedangkan proyeksi BPS menyebut 49,3 juta.

Kemudian jumlah penduduk yang tercatat oleh Dukcapil di Jawa Tengah sejumlah 36,6 juta, sementara proyeksi BPS mencatat sekira 34,7 juta jiwa.

Lalu di Jawa timu, ada sekitar 14,7 juta penduduk yang tercatata pada Dukcapil, namun melalui sensus tahun 2019, BPS mencatatnya ada 14,5 juta.

Baca juga;

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini