Sejarah Hari Ini (31 Mei 1293) - Bermula dari Serangan Mongol, Jadilah Surabaya

Sejarah Hari Ini (31 Mei 1293) - Bermula dari Serangan Mongol, Jadilah Surabaya
info gambar utama

Ada banyak versi mengenai pembentukan kota Surabaya.

Satu versi mengatakan Surabaya ditemukan oleh wali bernama Sunan Ngampel yang wafat pada 1481.

Lain daripada itu, ada versi yang menyebutkan Surabaya didirikan oleh raja Majapahit, Hayam Wuruk, yang berkuasa pada 1352-1389.

Hal itu merujuk kedatangan Hayam Wuruk ke Surabaya yang dituliskan dalam kakawin Negarakertagama pada 1365.

Versi ketiga, yaitu Surabaya ditemukan oleh raja Singasari, Kertanegara, yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan pada 1275.

Namun versi keempat menjadi yang paling diakui, yakni berawal dari kisah serangan tentara Mongol ke daerah kekuasaan pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.

Ilustrasi pendiri kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
info gambar

Tentara tartar utusan kaisar Mongolia, Kubilai Khan, berhasil diusir dari bumi Jawa oleh pasukan Raden Wijaya melalui kota pelabuhan Samudra Hujunggaluh pada 31 Mei 1293.

Sebagai jayachina atau tanda kemenangan, Hujunggaluh pun resmi diubah menjadi Surabaya yang aslinya dieja Curabhaya.

Berbagai tafsiran teori muncul terkait nama Surabaya, salah satunya namanya diambil dari dongeng hiu (sura) dan buaya (baya).

Menurut pemerintah kota Surabaya, nama Surabaya berasal dari frasa "sura ing baya" yang berarti "berani menatap bahaya".

Frasa itu muncul untuk menggambarkan tentara Mongol yang dianggap sebagai sura (hiu/berani) dan pasukan Raden Wijaya digambarkan sebagai baya (buaya/bahaya).

''Dalam bahasa Jawa, kota ini mempunyai beberapa nama sinonim: Surabaya, Surapringga, Surabanggi, dan Surawesthi. Kata sura yang berulang kali tampil dalam nama-nama sinonim tersebut, rupanya mengungkapkan pengertian kepahlawanan atau keberanian, sedang kata-kata baya, pringga, banggi, dan westhi mempunyai arti bahaya atau kesulitan,'' terang etnologi Belanda abad ke-19, Pieter Johannes Veth, yang pernyataannya ditulis kembali oleh Soenarto Timur dalam buku Mitos Cura-Bhaya.

Setelah diadakan penelitian, tanggal 31 Mei 1293 lalu ditetapkan menjadi hari jadi kota Surabaya.

Ikon kota Surabaya, Patung Sura dan Baya, Monumen Pahlawan, Plaza Tunjungan, dan Jembatan Suramadu
info gambar

Sejarah panjang Indonesia yang penuh dinamika turut membuat kota Surabaya berevolusi.

Kota ini pernah menjadi saksi perjuangan para pejuang kemerdekaan dalam pertempuran 10 November 1945.

Pascamerdeka, Surabaya terus berkembang dan pada milenium baru menjadi kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta.

Baca Juga:

Referensi: Surabaya.go.id | Arndt Graf, Chua Beng Huta, "Port Cities in Asia and Europe" | Soenarto Timur, "Mitos Cura-Bhaya'' | Stephen Turnbull, ''Genghis Khan & the Mongol Conquests 1190-1400''

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DI
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini