Menyoroti Sifat Raja Sunda Tarusbawa

Menyoroti Sifat Raja Sunda Tarusbawa
info gambar utama

Sepeninggalan Raja Tarumanagara ke-12 Sri Maharaja Linggawarman, Tarusbawa sebagai pengganti sekaligus menantu Linggawarman memiliki tugas harus mengembalikan kejayaan Kerajaaan Tarumanagara seperti pada masa Raja Punawarman.

Pada masa awal pemerintahan terasa sangat berat, Tarusbawa harus memindahkan ibukota kerajaan dari Sundapura (Bekasi) ke daerah pedalaman dekat Hulu Cipakancilan, yang kemudian dikenal dengan nama Pakuan (Bogor).

Di salah satu tanah, Tarusbawa mendirikan lima keraton, yang bangunannya dan besarnya sama juga posisinya sejajar. Keraton itu masing-masing diberi nama Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati.

"Disanalah bekas keraton yang oleh Bujangga Sedamanah diberi nama Sri Kedatuan Bima-Punta–Narayana–Madura-Suradipati. Setelah selesai dibangun lalu diberkati oleh Maharaja Tarusbawa dan Bujangga Sedamanah," dalam Fragment Cerita Parahyangan.

Berita lainnya tercantum dalam Pustaka Nusantara II/3 halaman 204/205; adapun yang mendirikan Pakuan Pajajaran beserta keraton Sang Bima–Punta–Narayana–Madura-Suradipati adalah Maha raja Tarusbawa.

Peta Kekuasaan Tarumanagara | Foto: Wikipedia
info gambar

Saat itu, Tarumanagara harus rela terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, karena efek protes dari Wretikandayun sehingga ia menyatakan kemerdekaan Kerajaan Galuh (Kendan) dari kekuasaan Kerajaan Sunda (Tarumanagara).

“Sejak sekarang, kami yang berada diwilayah sebelah timur Citarum tidak lagi tunduk di bawah kekuasaan Tarumanagara. Jadi tidak lagi mengakui Tuan (Pakanira) sebagai ratu. Tetapi hubungan persahabatan diantara kita tidak terputus, bahkan mudah-mudahan menjadi akrab," tulis surat Wretikandayun tercantum dalam Pustaka Nusantara III/1.

Sri Maharaja Tarusbawa memiliki pribadi yang cinta damai, ia buktikan dengan tidak ingin ada sengketa dengan Wretikadayun, walaupun Kerajaan Sunda belum tentu kalah ketika perang melawan Kerajaan Galuh. Prinsipnya lebih baik memimpin setengah negara tangguh daripada harus memaksakan memimpin satu negara penuh dengan keadaan yang belum tentu.

Jiwa penyabar dan cinta damai yang dimiliki Tarusbawa terus berlanjut, kali ini lebih kompleks, Ia harus sebagai mediator antara kerajaan Sriwijaya dan Kalingga yang kian memanas. Tatkala Raja Sriwijaya, Sri Jayanasa sempat ingin meminang Ratu Shima (Kerajaan Kalingga) namun ditolak.

"Sakit hati atas penyerangan Sriwijaya terhadap Melayu," tulis Koran Sulindo.

Ilustrasi Ratu Shima | Foto: Twitter/shima_kalingga
info gambar

Melayu Sribuja merupakan kerabat Kalingga mengingat Ratu Shima, menurut sebuah pendapat Sang Ratu dan ibunda Kartikeyasinga (Almarhum suami Ratu Shima) berasal dari wilayah Kerajaan Melayu Sribuja yang beribu kota di Palembang.

Mengantisipasi ancaman Sriwijaya, Kalingga menggandeng Kerajaan Galuh Purba dan menguatkannya menjodohkan anaknya Parwati dengan putra bungsu Raja Galuh Wretikandayun yang bernama Mandiminyak.

Ketegangan antara Sriwijaya dan Kalingga semakin meruncing sehingga keduanya sudah mempersiapkan pasukan dalam jumlah besar. Namun di akhir cerita masih dapat dilerai oleh Sri Maharaja Tarusbawa dari Kerajaan Sunda, sebagai sahabat dan kerabat sehingga Sri Jayanasa mengurungkan niatnya menyerang Kalingga, karena Kalingga adalah kerabat Kerajaan Sunda.

"Jangan timbul kesan gara-gara pinangannya ditolak Sriwijaya harus berperang dengan Kalingga. Jayanasa terpaksa mendengar keberatan Tarusbawa yang notabene adalah saudaranya," mengutip dari Koran Sulindo.

Sebelumnya, Kerajaan Sunda dan Sriwijaya memiliki hubungan sangat mesra, sama-sama sebagai menantu Maharaja Linggawarman. keduanya membuat langkah diplomatik dalam sebuah prasasti yang ditulis dalam dua bahasa, Melayu dan Sunda, jalinan persaudaraan dan persahabatan kemudian dikenal dengan istilah Mitra Pasamayan. Inti isi perjanjiannya, untuk tidak saling menyerang dan harus saling membantu.*

Sumber : Wikipedia | Geni.com | Koran Sulindo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini