Bali Adakan Lomba Layang-layang Virtual

Bali Adakan Lomba Layang-layang Virtual
info gambar utama

Pandemi Covid-19 tidak menyutkan penggemar layang-layang Bali untuk tetap kreatif dan berkarya, dengan tetap menyikapi protokol physical distancing.

Diinisiasi oleh Kadek Suprapta Meranggi atau Deck Sotto, lomba layang-layang virtual ini diadakan pada tanggal 31 Mei 2020 mengambil tema “Rare Angon Vs Covid-19”.

Diadakan secara virtual melalui video conference karena lomba layang-layang Bali, Celepuk yang berbentuk mirip burung hantu berukuran besar dan membutuhkan minimal sebanyak 5-8 orang. “Lomba ini dibuat demi memenuhi protokol kesehatan tanpa menghilangkan tradisi,” kata Dek Soto dikutip dari lansiran Metrobali.

Deck Sotto mengajak serta Ni Luh Djelantik, pengusaha sekaligus pemerhati layang-layang, dan I Gede Andika Paramartha, pelaku ekonomi kreatif Kota Denpasar, sebagai penilai.

Penilaian didasari oleh beberapa hal, yaoitu bentuk, keelokan, warna, dan keatraktifan layang-layang. “Kami juga menilai apakah peserta sudah mengikuti aturan main yang telah disepakati atau tidak. Aturannya yakni layang-layang hanya boleh dinaikkan maksimal tiga orang dan hanya boleh diterbangkan di areal sekitar rumah, bukan di sawah atau pantai,” papar Deck Sotto dikutip dari lansiran NusaBali.com.

“Dengan adanya lomba celepuk virtual ini, saya berharap ini bisa menjadi lingkar ekonomi kreatif untuk masyarakat. Karena ini menjadi multiplier effect. Tidak hanya undagi layangan mendapat banyak orderan, penjual bambu, penjual kain bahkan perlengkapan layangan juga terimbas,” ujar Dek Soto dikutip dari lansiran Metrobali.

“Peserta yang daftar cukup antusias, melebihi target awal hanya 100 layang-layang,” ungkap Kadek dikutip dari lansiran NusaBali.com. Total peserta yang mengikuti lomba ini sebanyak 125 pemain layang-layang.

Pihak penyelenggara telah menyiapkan hadiah berupa uang tunai dengan total Rp 2,5 juta dan merchandise kepada 10 peserta layang-layang terbaik. “Karena ini bukan profit oriented, peserta tidak dibebani biaya pendaftaran. Hadiah disediakan dari sponsor dan pendukung akan diberikan kepada peserta,” imbuh ungkap Kadek dikutip dari lansiran NusaBali.com.

“Lewat lomba ini kami ingin menunjukkan bahwa di masa pandemi ini rare angon masih eksis, tidak mati secara tubuh maupun kreasi. Bagaimana kami tetap berkreasi di tengah situasi seperti ini tanpa melanggar protokol kesehatan. Dan yang terpenting agar masyarakat terhibur,” ucapnya ungkap Kadek dikutip dari lansiran NusaBali.com. Momen ini menurutnya juga bisa menjadi tonggak rebranding pariwisata Bali.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini