Petani Baby Buncis Desa Cibodas Tembus Pasar Singapura

Petani Baby Buncis Desa Cibodas Tembus Pasar Singapura
info gambar utama

Di tengah masa sulit Pandemi Covid-19, elompok petani di Desa Cibodas, Lembang Bandung Barat, Jawa barat berhasil menembus pasar Singapura. Kelompok tani Macakal, di Kawasan Lembang mengekspor sayuran Buncis French bean atau baby buncis ke Singapura.

Kelompok Tani Macakal mengembangkan metode pengolahan secara hortikultura berbasis diferensiasi advantage dalam menanam baby buncis. Inovasi ini yang dapat meyakinkan pasar Singapura untuk menerima produk mereka.

Baby buncis yang mereka hasilkan juga juga telah tersedia di sejumlah supermarket modern di Jakarta dan Bandung, yang dijual seharga Rp 18.000 per kilogram.

Sedangkan untuk pasar Singapura mereka dapat mengirimkan sebanyak 1,2 ton baby buncis dihasilkan 140 orang petani dari lahan seluas 22 hektare (Ha), yang rutin diekspor ke Singapura setiap pekannya.

Berkat kerja keras dan kolaborasinya, Kelompok Tani Macakal dapat meraih omzet sekitar 200 sampai 300 juta per bulannya.

Ketua Kelompok Tani Macakal, Triana Andri mengatakan, dalam waktu dekat juga ada permintaan dari Jeddah, Arab Saudi dan Brunei Darussalam. Oleh karena itu kelompok taninya berencana memperluas lahan pertanian baby buncis guna memenuhi permintaan tersebut.

“Mayoritas petani di Macakal merupakan petani milenial. Kami ingin anak-anak muda di Lembang lebih ekspansi ke pekerjaan di sektor pertanian, sehingga bisa lebih sejahtera,” ucap Triana dikutip dari lansiran Jawapos.

Semakin menyempitnya lahan di kawasan Desa Cibodas akibat pembangunan vila dan resort di kawasan ini tak menyurutkan semangat petani muda. Mereka justru kian berprestasi saat mampu berkreasi menjadikan lahan mereka yang minim menghasilkan produk yang maksimal.

Setidaknya kelompok Tani Macakal di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung Barat telah menjadi pahlawan. Karena mereka telah ikut menyumbangkan devisa bagi negara.

“Ini tantangan buat kami, di saat semakin banyak lahan beralih fungsi menjadi bangunan kami ingin produktivitas hasil panen terus meningkat. Selain itu, kami juga mulai melakukan pengembangan di luar Lembang,” pungkas Triana dikutip dari lansiran RadarBogor.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini