SpaceX Crew Dragon dan Pola Baru Perjalanan Luar Angkasa

SpaceX Crew Dragon dan Pola Baru Perjalanan Luar Angkasa
info gambar utama

Sejarah pun tertoreh!

SpaceX, sebuah perusahaan swasta komersial yang didirikan oleh CEO Tesla, Elon Musk, membuat sejarah pada hari Sabtu 30 Mei 2020, dengan mengirimkan astronot NASA ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Crew Dragon yang dilontarkan oleh roket Falcon 9, keduanya dibuat oleh SpaceX.

Peluncuran ini adalah penerbangan luar angkasa berawak pertama dari AS dalam sembilan tahun terakhir dan yang pertama dilakukan oleh perusahaan swasta. NASA sendiri mengistirahatkan pesawat ulang-alik terakhirnya 'Atlantis' pada tahun 2011, dan setelahnya NASA menggunakan pesawat Russia 'Soyuz' untuk sampai ke ISS (International Space Station), sebuah perjalanan yang mahal karena per kursi-nya dihargai US$ 86 juta.

View this post on Instagram

Falcon 9 launches Crew Dragon on its first flight with @NASA astronauts on board! Congrats @spacex

A post shared by Good News From Southeast Asia (@seasia.co) on

NASA sendiri juga telah memilih untuk tidak membuat sendiri pengganti pesawat ulang alik. Sebaliknya, mereka meminta sektor swasta untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa yang mampu dengan aman membawa astronot ke dan dari ISS.

Pertimbangannya adalah bahwa perusahaan komersial dapat menurunkan biaya dan memacu inovasi, dan NASA akan memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya untuk fokus mengeksplorasi lebih dalam ke sistem tata surya kita.

Singkat cerita, pada tahun 2014, NASA memberikan dua kontrak: $ 4,2 miliar untuk Boeing untuk membangun kendaraan luar angkasa Starliner-nya, dan $ 2,6 miliar untuk SpaceX.

SpaceX mendapatkan kontrak yang lebih sedikit dibandingkan Boeing karena mereka telah lama merancang dan menggunakan Crew Dragon untuk ke ISS sebelumnya untuk mengangkut, meski tanpa awak, dan berhasil. Sedangkan Boeing harus merancang Starliner benar-benar dari awal.

Dengan peluncuran perdananya yang sukses, NASA kini dapat mengandalkan SpaceX dan perusahaan swasta lainnya untuk mengangkut astronotnya ke ISS di masa depan.

Pidato Kennedy "We Choose to Go to The Moon" - By White House photographer - John F. Kennedy Presidential Library & Museum, Public Domain, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=67555769

Peluncuran ini menjadi membawa sebuah harapan besar bagi rakyat Amerika Serikat yang sedang bergelut dengan Covid-19 dan juga kerusahaan sosial yang melanda pelosok negara adidaya tersebut.

Meski begitu, keahlian teknis dan keunggulan teknologi Amerika Serikat memang kembali ditunjukkan, pun juga semangat yang tinggi yang pernah disampaikan oleh John F. Kennedy tahun 1961 yang begitu terkenal "We Choose to Go to the Moon":

"We choose to go to the Moon in this decade and do the other things, not because they are easy, but because they are hard; because that goal will serve to organize and measure the best of our energies and skills, because that challenge is one that we are willing to accept, one we are unwilling to postpone, and one we intend to win, and the others, too" - "Kita memilih untuk pergi ke bulan. Kita memilih untuk pergi ke bulan di dekade ini , dan juga melakukan banyak hal lain, bukan karena itu (pergi ke bulan) adalah hal yang mudah dilakukan, namun justru karena hal tersebut sulit dilakukan. Karena untuk bisa mencapai tujuan itu,bangsa kita harus mampu mengerahkan segenap daya, upaya, dan seluruh keahlian kita, sebuah tantantan besar yang kita sudah sepakat menerimanya, dan tidak menundanya, dan tekad kita itu menang"

Elon Musk sendiri mendirikan SpaceX pada tahun 2002 dengan tujuan untuk mengurangi biaya transportasi ruang angkasa dan menggapai mimpinya untuk menjadikan Mars bumi ke-2 bagi manusia.

Musk dianggap konyol saat itu, tapi seiring waktu, Musk membuktikan lewat pencapaian-pencapaiannya, bahwa mimpinya bisa terwujud di masa depan. SpaceX telah berhasil mengurangi biaya peluncuran roket secara drastis dengan mengembangkan roket yang bisa mendarat kembali ke bumi, dan dapat digunakan lagi untuk ke luar angkasa.

Mengapa Misi Ini Begitu Penting Bagi AS dan Dunia?

Memang, publik AS melihat bahwa kembalinya spaceflight berawak manusia oleh NASA adalah hal yang penting untuk membawa dan mengangkat harapan bangsa besar yang kini sedang dilanda cobaan tersebut.

Misi ini sendiri memiliki banyak tujuan, tetapi yang paling signifikan adalah ini: adanya perusahaan swasta, bukan NASA yang dimiliki pemerintah, yang menciptakan generasi baru pesawat ruang angkasa yang dapat membawa astronot AS ke orbit, dan biayanya jauh lebih murah.

Dunia akan mulai terbuka matanya bahwa menjelajahi luar angkasa, bukan lagi menjadi ranah pemerintah dan militer seperti selama ini, namun pada dasarnya semua orang mampu melakukannya.

Di masa depan, perusahaan-perusahaan swasta tersebut bisa melakukan misi-misi berbeda dan membawa manusia ke luar angkasa untuk tujuan komersial, termasuk berwisata. Sebuah era baru yang ..exciting!

Crew Dragon (kiri) dan Starliner (kanan) | geekwire.com
info gambar

Sementara biarlah NASA dan badan-badan antariksa lain bisa fokus pada sisi eksplorasi luar angkasa yang membawa manfaat bagi dunia, perusahaan-perusahaan komersial menyediakan platformnya ke luar sana, dan berkompetisi satu sama lain menjadi yang terbaik, tercepat, teraman, termurah, dan bahkan mungkin terjauh jangkauannya.

Jalan Masih Sangat Panjang

Saat ini, memang tahapnya masih awal sekali. Di luar bumi, saat ini praktis hanya ISS yang bisa dituju jika memang penerbangan luar angkasa komersial benar terjadi. Perlu ISS-ISS baru yang mungkin lebih sederhana dan 'menarik' untuk dikunjungi manusia yang ingin melihat bumi dari 400 km di atas sana.

Jika makin banyak perusahaan luar angkasa komersial (seperti SpaceX) yang mampu menembus atmosfir menuju orbit rendah bumi, maka bisa jadi akan ada ISS-ISS baru yang akan dibangun di masa depan.

SpaceX sendiri telah lama mengumumkan bahwa ada banyak ketertarikan orang-orang yang ingin mengendarai Crew Dragon. Perusahaan ini telah menjual empat kursi kepada penumpang yang akan melakukan perjalanan keliling orbit Bumi pada tahun 2021.

SpaceX juga berencana untuk mengirim customer ke stasiun ruang angkasa pribadi yang dikembangkan oleh perusahaan komersial bernama Axiom. Dan banyak bukti menunjuk ke SpaceX suatu hari meluncurkan Tom Cruise ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk syuting film. Entahlah.

Sekali ini, ini tahap awal sekali. Seperti halnya pasar yang sedang berkembang, waktu lah yang pada akhirnya diperlukan untuk melihat apakah sebuah pola ekonomi akan terbentuk dan apakah perjalanan luar angkasa akan menjadi sesuatu yang sustainable secara ekonomi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini