Hasil Penjualan Motor 4 Bulan Pertama 2020, AISI Koreksi Target

Hasil Penjualan Motor 4 Bulan Pertama 2020, AISI Koreksi Target
info gambar utama

Kawan GNFI, Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) bakal mengubah target penjualan motor di dalam negeri saat pandemi Covid-19. Selama Maret penjualan kendaraan di Indonesia mengalami masa sulit saat masyarakat lebih fokus pada masalah kesehatan ketimbang kebutuhan tersier.

Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, menjelaskan bahwa pihaknya bakal merevisi proyeksi pemetaan penjualan motor selama sisa bulan pada tahun ini setelah mengumpulkan data dari para anggotanya, yakni Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS.

Setelah terkumpul ia bilang segera digelar rapat para pejabat AISI dan anggota untuk merumuskan hitung-hitungan target baru hingga akhir tahun.

''Hasilnya nanti. Nanti kalau kuartal pertama sudah keluar itu berapa sisanya kami akan hitung sembilan bulan, nanti keluar angka,'' kata Sigit pada CNN Indonesia April lalu.

Revisi Target Hingga 50 Persen

Ketua Umum AISI, Johannes Loman, pernah menyebut bahwa dampak pandemi Covid-19 menekan permintaan sepeda motor yang selama ini menjadi tulang punggung masyarakat untuk usaha.

"Di Indonesia orang beli motor digunakan sebagai faktor produksi, untuk usaha atau dipakai bekerja. Covid-19 telah menghambat banyak sektor usaha, otomatis penjualan motor juga ikut terdampak," katanya.

Sebelumnya AISI mengeluarkan target distribusi motor pada 2020 bakal mencapai 6,4 juta unit, setara dengan target tahun lalu. Sementara untuk ekspor diharapkan dapat merambat naik menjadi 1 juta unit, ketimbang pencapaiaj tahun lalu yang hanya 800-an ribu unit.

Meski begitu, Direktur PT Astra International itu merevisi target pendistribusian motor pada tahun ini hanya akan mencapai 3,2 juta unit, alias turun 50 persen dari target awal.

penjualan motor 10 tahun terakhir

Sepanjang 10 tahun terakhir, jumlah pendistribusian motor untuk domestik pada 2020--usai revisi--adalah yang terendah, setelah sebelumnya pencapaian terendah tercatat pada 2017 dengan 5,8 juta unit.

Sementara untuk ekspor, jika tak ada revisi, maka tahun ini adalah target tertinggi dari pencapaian 10 tahun terakhir.

Dalam catatan itu, jumlah ekspor terus naik signifikan sejak 2015 (228.229 unit) hingga 2019 (810.433 unit).

Catatan Distribusi Januari-April 2020

Dalam catatan AISI, sebetulnya distribusi motor baik domestik maupun ekspor pada triwulan pertama (Q1) 2020 tercatat baik. Namun menginjak April, distribusinya ambles hingga mencapai 75 persen.

Hingga akhir April, total distribusi yang dilakukan periode Januari-April mencapai 1.694.246 unit untuk pasar domestik dan 219.912 unit untuk ekspor. Artinya total produksi motor pada periode itu adalah 1.914.158 unit.

Dari pencapaian itu, tentu angka distribusi domestik telah melebihi target empat bulanan--setelah revisi--yang reratanya adalah satu jutaan unit.

penjualan motor januari-april 2020

Dari grafik di atas digambarkan bahwa distribusi motor domestik pada Januari-Maret sebenarnya cukup positif, yakni masing-masing mencatatkan angka 462.984 unit pada Januari, kemudian naik pada Februari sebanyak 548.141 unit, dan Maret melesat menjadi 561.739 unit.

Jelang April, kemudian pasar drop hingga 75 persen dengan hanya membukukan 123.782 unit.

Sementara untuk ekspor, pada periode itu tercatat fluktuatif meski pada April mengalami penurunan yang signifikan (10.470 unit).

Pada Januari, manufaktur berhasil mengapalkan 62.562 unit motor, kemudian naik menjadi 87.656 unit pada Februari, dan mulai turun kembali pada Maret dengan hanya mengapalkan 59.244 unit motor.

penjualan jenis motor januari-april 2020

Sementara jika dilihat dari jenis motor yang didistribusikan, baik untuk pasar domestik maupun ekspor pada periode itu jenis motor skuter matik (skutik/scooter) adalah yang tertinggi untuk pasar domestik, yakni membukukan 401.507 unit, mendominasi dengan 86,7 persen market share.

Sedangkan untuk ekspor sekitar 46.625 unit yang dikapalkan, dengan membukukan 74,5 persen market share.

Lalu untuk jenis motor underbone/moped nampaknya tak terlalu laris, hanya dibeli 30.554 unit oleh konsumen Indonesia, sedangkan untuk pasar ekspor hanya 6.386 unit yang dikapalkan.

Varian terakhir yakni sport. Meski lebih baik dari underbone, nyatanya angka penjualannya tak berbeda jauh, terkoreksi hanya diminati 30.923 konsumen Indonesia, dan 9.551 unit untuk ekspor.

Angka ekspor boleh jadi lebih baik dari underbone dikarenakan Indonesia menjadi basis global perakitan beberapa model motor sport, sebut saja Honda CBR250RR dan Yamaha YZF-R25.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini