Sejarah Hari Ini (18 Juni 1948) - Pidato Politik Sukarno di Bireuen

Sejarah Hari Ini (18 Juni 1948) - Pidato Politik Sukarno di Bireuen
info gambar utama

Presiden Republik Indonesia (RI) pertama, Sukarno, mengunjungi Aceh pada pertengahan bulan Juni 1948.

Sukarno tiba di lapangan terbang Lhoknga Banda Aceh pada 16 Juni 1948.

Setelah menginap di Hotel Kuta Raja, Soekarno serta pejabat Residen Aceh menuju Bi reuen melalui jalur darat.

Sepanjang perjalanan ia dielu-elukan oleh rakyat Aceh yang berpapasan dengannya.

Dalam perjalanan itu Sukarno juga menghadiri rapat raksasa yang diadakan di Sigli.

Sukarno dan rombongan baru sampai di Bireuen pada sore 17 Juni 1948.

Malamnya Sukarno dan rombongan menginap selama sepekan di Meuligoe Bireuen atau gedung Pendopo Bireuen.

Kamar Sukarno di Pendopo Bireuen.
info gambar

Keesokan paginya, 18 Juni 1948, Presiden Sukarno memberikan pidato politik kepada pejabat dan pemuda di Bireuen.

Malamnya, juga digelar rapat raksasa di lapangan Cot Gapu, Bireuen.

Sekitar 100 ribu warga dari Aceh Utara, Aceh Tengah dan Aceh Timur hadir di sana untuk mendengar pidato politik Presiden Soekarno.

Di Meuligoe itu pula, Presiden Sukarno bersama Gubernur Militer Aceh Langkat dan Tanah Karo, Jenderal Mayor Tituler Teungku Muhammad Daud Beureueh, bersama Kolonel Husein Joeseof (Husen Yusuf) dan Cek Mat Rahmany menyusun strategi untuk merebut Sumatera Timur dari pasukan Sekutu/Netherland Indies Civil Administration (NICA).

Strategi itu bukan hanya dibicarakan keempat mereka ketika di Meuligoe Bireuen saja, tetapi juga dalam perjalanan pulang dari Bireuen ke Banda Aceh.

Maka, dibentuklah pasukan Resimen Istimewa Medan Area (RIMA) dari Aceh yang diberangkatkan ke Sumatera Timur untuk melawan Sekutu/NICA, dikenal dalam sejarah sebagai peristiwa perang Front Medan Area.

Referensi: Kebudayaan.Kemdikbud.go.id | Acehkini.id | Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, "Aceh Daerah Modal" | Amran Zamzami, "Jihad Akbar di Medan Area"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini