Kiat Mendapatkan Uang dari Hobi

Kiat Mendapatkan Uang dari Hobi
info gambar utama

Kawan GNFI, berapa banyak dari kita yang memiliki hobi? Tentu semua pasti memiliki hobi.

Tapi tahukah kawan, dengan modal hobi kita itu, kita bisa mendapatkan uang yang jumlahnya cukup berlimpah. Sepertinya menarik untuk ditelusuri, bagaimana caranya.

Adalah Arief Muhammad yang berbagi cerita melalui acara Smartfren POWER UP Talks, Jumat (26/6/2020). Smartfren POWER UP Talks yang merupakan salah satu konten inspiratif yang ditayangkan pada akun Youtube Smartfren dengan bintang tamu orang-orang sukses pada industri tertentu.

Dalam obrolan itu Arief pun berbagi pengalamannya, mulai dari menjalani kisahnya sebagai tukang sate, hingga saat ini berhasil menjadi content creator sekaligus entrepreneur tenar di Indonesia.

Arief mengungkap, pencapaiannya sekarang berawal dari sebuah mimpi atau keinginan (passion) yang boleh dibilang cukup sederhana untuk menjadi orang yang sukses dan berguna.

Sedangkan soal eksistensinya di dunia digital, ia mengatakan baru mendalaminya sejak 2009, ketika mengelola akun Twitter @poconggg secara anonim. Akun tersebut menjadi populer sehingga bisa menghidupinya di perantauan.

Meski begitu, ada situasi yang membuat Arief harus berfikir keras ketika pada periode-periode tertentu akun media sosial nampak sepi dari interaksi. Saat itulah, nalarnya berkata jika pada dasarnya apapun yang dilakukan, perlu memikirkan prospek bisnis untuk mendapatkan penghasilan.

Penghasilan itu tentunya untuk kebutuhan hidup dan terus menjalankan passion-nya sebagai pembuat kreasi konten. Arief pun kemudian memutuskan menjadi tukang sate dengan modal awal Rp3 juta.

Bincang Smartfren POWER UP Talks
info gambar

Pada bincang tersebut, Arief memberikan sedikit tip bagi kawan GNFI yang kebetulan memiliki hobi namun ingin membangun bisnis dengan memaksimalkan hobi tersebut. Berikut di antaranya;

Harus benar-benar suka

Seperti diceritakan di atas, Arief memulai eksistensinya di dunia digital melalui akun Twitter pada 2009. Tentu saja dengan suasana yang jauh lebih sepi. Bahkan pada masa itu, followers paling banyak hanya 70.000 atau 80.000 orang. Yang pasti, belum ada istilah selebtweet atau selebgram.

Meski hasilnya membosankan--saat itu--ia tetap menekuni kesukaannya tersebut dan mencoba beradaptasi mengikuti situasi dan serta tuntutan dunia media sosial.

“Kalau sekarang ditanya apa pekerjaanmu, kamu sudah bisa menjawab sebagai selebtweet, selebgram, youtuber, atau blogger karena pride profesi itu sudah ada. Berbeda dengan dulu ketika belum ada pembuktian terhadap profesi tersebut,” bebernya.

Rajin mengulik

Arief juga menceritakan bahwa salah satu untuk tetap menyukai kegiatan tersebut adalah dengan rajin mengulik berbagai hal yang berpotensi membuka peluang.

Ia menceritakan salah satu hal yang paling sering dilakukannya adalah mengulik terkait hal-hal yang sesuai dengan passion-nya dan potensi untuk pengembangan bisnisnya.

''Rajin mengulik, harus mau capek dan menyingkirkan malu dulu untuk sementara. Kalau saya pas dulu memulai bisnis saya jualan sate di trotoar pinggir jalan. Waktu itu ekonomi sedang sulit,'' tandasnya.

''...Lalu dengan modal Rp3 jutaan saya berjualan sate dengan gerobak, jalani dan pakai strategi segala macam. Setahun berjalan bisa buka 100 cabang di seluruh Indonesia. Jadi sebenarnya yang penting fokus, konsisten, dan kesampingkan dulu segala omongan orang.''

Adaptif dengan situasi

Hal lain yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan oleh seorang content creator adalah soal idealisme. Menurut Arief idealisme ketika membuat konten memang penting, asal dibarengi dengan pengelolaan yang membuatnya menjadi lebih fleksibel.

''Harus punya prinsip. Tapi kalau saya cenderung pada sikap idealis yang bisa beradaptasi. Karena di dunia kerja tidak semua idealisme itu bisa dipakai. Semuanya kembali lagi bagaimana kita mengatur porsinya untuk idealis dan realistis.”

Mencari referensi sebanyak mungkin

Seorang content creator sebaiknya memiliki banyak referensi untuk belajar. Demikian tip dari Arief selanjutnya. Dengan lebih banyak referensi, maka seorang content creator bisa lebih mudah membentuk identitas yang menjadi ciri khasnya.

''Karena kalau referensi itu hanya satu, misalnya mengidolakan si A, konten yang dibuat nanti walau mungkin tidak mirip dengan gaya si A, tapi di bawah sadar akan mengarah kepada A yang diidolakan. Akan lebih baik jika memiliki banyak referensi untuk membentuk identitas sendiri.”

Jangan fokus menjadi kaya

Tak bisa dimungkiri jika salah satu capaian yang diidamkan seseorang ketika menjadi content creator atau entrepreneur adalah menjadi kaya raya. Hal itu tentunya lumrah.

Meski begitu, pesan Arief lebih kepada Hal yang lebih penting, yakni fokus pada keinginan untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan menyiapkan diri untuk menyambut peluang.

''Kalau kita lihat sekitar kita peluang itu banyak banget, hanya saja kadang kita tidak sadar. Maka kita mesti siapkan diri lebih dahulu, sehingga ketika peluang itu datang kita sudah siap,'' pesannya.

Boleh jadi, Arief menjadi segelintir content creator yang sukses dan mau berbagi dengan memberikan tip soal keberhasilannya, yang harapannya dapat ditiru oleh generasi muda. Kisahnya sedikit banyak mengajarkan bagaimana kita dapat merawat mimpi dan mewujudkannya.

Terkait soal merawat mimpi seperti yang Arief sampaikan, dalam sebuah film Indonesia--Sang Pemimpi--juga sempat ada yang bilang, ''Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.''

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini