Demi Generasi X, Alfamart Buat Co Working Space Khusus Bernama Alfa X

Demi Generasi X, Alfamart Buat Co Working Space Khusus Bernama Alfa X
info gambar utama

''Nugas di rumah banyak banget godaannya, ke Alfa X aja kali. Seharian bisa NGAMBIS, laper tinggal makan, ngantuk tinggal ngopi. #AlfaxByAlfamart''

Sontak para warganet heboh melihat twit akun Alfamart @AlfaXid tersebut. Ditambah dengan unggahan foto yang memperlihatkan tempat nongkrong yang terlihat sangat nyaman dan Instagramable.

Secara mengejutkan, jaringan ritel waralaba Alfamart ternyata membuat konsep toko yang berbeda dengan tajuk baru aitu AlfaX. Nama itu juga terlihat merepresentasikan segmentasi konsumen yang disasar oleh Alfamart, yaitu generasi X yang di antaranya masuk dalam kategori generasi milenial.

Generasi ini yang kini sedang berada di puncak masa produktif sekarang.

Konsep yang diusung mereka kali ini berupa co-working space dengan tidak menghilangkan fungsi utama Alfamart sebagai toko ‘’darurat’’ masyarakat, terutama kaum milenial. Meskipun ada beberapa perbedaan khusus dibandingkan dengan toko biasanya.

Selain toko atau biasa disebut convenience store, fasilitas yang tersedia di AlfaX nantinya adalah nongkrong do seating area, belajar di co-working space, ruang pertemuan khusus, dan panggung mini untuk penampilan band.

Sudah Ada Sejak Desember 2019

Saat ini Alfa X baru ada di tiga tempat yaitu Alfa X S. Parman Grogol, Alfa X Arjuna Kebon Jeruk, dan Alfa X Alses UI Depok. Lokasinya memang sengaja dibuat lebih dekat dengan kampus yaitu Universitas Tarumanegara, Universitas Binus, dan Universitas Indonesia.

Supaya Alfa X juga bisa menyasar para mahasiwa.

Menariknya, sebenarnya Alfa X sudah berdiri sejak Desember 2019 silam. Namun, isu pandemi Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia sejak Januari, lalu penetapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak Maret, membuat nama Alfa X kurang terdengar.

Bahkan harus sempat terhenti dulu menunggu kondisi yang kondusif.

Meski begitu, di masa peralihan kebiasaan baru seperti sekarang Alfa X tetap akan menjalankan protokol kesehatan. Selain pengecekan suhu badan dan standar protokol kesehatan lainnya, Alfa X hanya akan menerima 50 persen dari kapasitas yang sebenarnya.

‘’Saat ini sudah mulai buka dan kami masih melihat antusias para generasi X atau milenial yang memang suka berkumpul,’’ ungkap Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, kepada Kontan.

Soal Biaya Sewa dan Waralaba Alfa X

Karena lebih fokus membidik segmen generasi milenial dan mahasiswa, paket yang disediakan khusus ruang co-working berkapasitas lima sampai sepuluh orang juga dianggap cukup terjangkau dan kompetitif dibandingkan dengan co-working space lainnya.

Kawan GNFI perlu membayar Rp500.000 untuk lima orang per 2 jam.

‘’Jadi hitungannya Rp100.000 per orang, sudah dapat makan dan minuman. Tapi disini gak bisa beli beras. Di sini ready to eat dan ready to drink,’’ ungkap Solihin sambil berkelakar.

Selain ruangan khusus co-working tersebut, Kawan GNFI juga bisa menikmati setiap sudut ruangan Alfa X yang memang didesain sangat cocok untuk tempat berkumpul, mengerjakan tugas kuliah atau pekerjaan, sekaligus menikmati hiburan.

Solihin mengklaim bahwa interior Alfa X sudah dipertimbangkan agar diterima oleh pelanggan mereka.

Lalu terkait dengan konsep waralaba yang selama ini Alfamart lakukan, Solihin mengungkapkan bahwa Alfa X tidak untuk diwaralabakan. Perusahaan memang berinvestasi sendiri dengan terus melakukan evaluasi atas bisnis barunya ini.

‘’Memang investasinya lebih besar dari bangun toko Alfamart,’’ kata dia, ‘’Tidak menutup kemungkinan akan tambah (toko). Memang untuk lokasi tidak mudah mencarinya.’’

Tren Co-Working Space

Co-working Space di Jakarta
Salah satu co-working space di daerah Sudirman, Jakarta © Al ghazali/Unsplash

Jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, tren co-working space memang sudah menjamur di Indonesia, khususnya Jakarta yang menjadi pusat bisnis terbesar di Indonesia. Hal ini juga berkembang seiring dengan banyaknya lahir perusahaan rintisan yang di Indonesia.

Bahkan tidak sedikit perusahaan konvensional sudah mulai melirik konsep co-working space ini.

Co-working space sendiri memiliki arti ruang kerja bersama. Maksudnya, sebuah ruang kerja terbuka yang digunakan bersama-sama oleh banyak orang dengan banyak profesi dan usaha dari berbagai jenis perusahaan.

Tren co-working space mulai digandrungi karena memiliki konsep fleksibel dan kebebasan untuk para karyawan dalam bekerja. Pada intinya, mereka tidak harus terikat oleh sekat kantor pada umumnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Co-working Space Indonesia, Felencia Hutabarat, mengungkapkan bahwa jumlah co-working space di Indonesia—khususnya di kota-kota besar—meningkat signifikan mulai tahun 2016.

Ia mencatat semula terdapat 45 unit pada 2016. Kemudian tumbuh menjadi 150 unit pada 2017. Dan angkanya terus menanjak sampai sudah lebih dari 270 unit pada 2018.

‘’Mayoritas penggunanya adalah pekerja industri kreatif dan digital yang bisa bekerja hanya dengan komputernya,’’ ungkap Felencia dikutip Tempo.co.

Selain faktor fleksibilitas, kebebasan, dan efisien biaya, Felencia melihat bahwa manfaat yang bisa didapatkan oleh masyarakat pengguna co-working space adalah tidak perlu lagi memikirkan fasilitas perkantoran, seperti pantry dan akses internet.

Lebih lanjut lagi, perusahaan juga tidak perlu memikirkan perawatan aset karena paket yang ditawarkan pemilik unit sudah termasuk dengan biaya perawatan. Sehingga tak heran kalau peminatnya dan para pemilik unit co-working space akan terus bertambah.

Tidak menutup kemungkinan juga kantor-kantor konvensional itu mulai mengalihfungsikan menjadi co-working space.

Kawan GNFI pernah coba sewa co-working space? Bagaimana pendapatmu?

--

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini