Meski Pandemi, Kenaikan Kelas Pendapatan Ekonomi Indonesia Sudah Sesuai Target

Meski Pandemi, Kenaikan Kelas Pendapatan Ekonomi Indonesia Sudah Sesuai Target
info gambar utama

Kabar baik datang lagi dari kondisi ekonomi Indonesia. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa bertahan pada angka 2,97 persen di tengah pandemi Covid-19.

Ini merupakan kondisi yang positif jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi di negara maju seperti Amerika Serikat dan China yang angkanya mencapai minus.

Kabar baik lainnya adalah Bank Dunia secara resmi mengelompokkan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas atas (Upper Middle Income).

Ini karena Indonesia masuk ke dalam negara dengan Pendapatan Nasional Bruto (PBN) atau Gross National Income (GNI) per kapita antara 4.046 dolar AS hingga 12.535 dolar AS per tahun.

Perhitungan Bank Dunia mengenai PNB suatu negara ini menggunakan metode sendiri yang disebut dengan Metode Atlas. Hal ini didapat untuk mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar dalam perbandingan pendapatan nasional antar negara.

Nantinya konversi angka dari hasil perhitungan Metode Atlas ini didapat dari rata-rata nilai tukar uang negara tersebut pada tahun ini—atau tahun perhitungan saat ini—dengan nilai tukar pada dua tahun sebelumnya.

Pada akhirnya angka tersebut disesuaikan dengan perbedaan antara tingkat inflasi di negara tersebut dengan inflasi internasional.

Bank Dunia sebenarnya belum merilis perincian PNB per kapita Indonesia terbaru. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka Produk Domestik Bruto per kapita Indonesia sepanjang 2019 mencapai Rp59,1 juta, atau setara 4.175 dolar AS.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp56 juta atau setara 3.927 dolar AS.

Meski belum diketahui angka versi Bank Dunia, namun kabar baik ini sudah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (1/7).

‘’Saya mau menyampaikan berita baik Indonesia ini diumumkan oleh World Bank, (Indonesia) telah naik dari lower middle income country (negara berpendapatan menengah ke bawah) menjadi upper middle income country (negara berpendapatan menengah ke atas),’’ ungkap Luhut dalam diskusi daring yang dikutip Katadata.

Sudah Diramalkan Sebelumnya

Kenaikan Ekonomi Pendapatan Indonesia
info gambar

Pada 2018, Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berpendapat menengah ke bawah. Ini berdasarkan pada data pendapatan orang Indonesia per tahun dari BPS yang baru mencapai 3.927 dolar AS atau setara Rp56 juta.

Sebenarnya angka ini pun dikatakan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya mencapai 3.876 dolar AS atau setara Rp51,9 juta per tahun.

Pada tahun 2019, sebenarnya Indonesia sudah hampir dikatakan naik peringkat ke kelompok negara dengan pendapatan menengah ke atas. Terutama jika mengacu pada kategori versi Bank Dunia saat itu, yaitu sebagai berikut:

Pertama, negara berpendapatan rendah dengan pendapatan per kapita di bawah 995 dolar AS per tahun.

Kedua, negara berpendapatan menengah ke bawah dikisaran 996-3.895 dolar AS per tahun.

Ketiga, negara berpendapatan menengah ke atas 3.896-12.055 dolar AS per tahun.

Keempat, negara berpendapatan tinggi alias negara maju dengan pendapatan per kapita di atas 12.056 dolar AS per tahun.

Kepala Bappenas, Bambang PS Brodjonegoro, saat itu juga sudah meramalkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia akan jauh bisa lebih tinggi kenaikan kelasnya. Peramalan itu tentunya dilakukan tanpa ada skenario terburuk akan kondisi pandemi seperti sekarang.

‘’Sekarang kan Indonesia masuk di low middle income, nah mungkin 2020 bisa upper middle,’’ tutur Bambang dikutip CNN Indonesiatahun lalu.

Bahkan Bambang memiliki skenario yang dinilai agresif dengan menyebutkan bahwa pendapatan per kapita Indonesia saban tahunnya sangat mungkin menyentuh angka sampai 23.199 dolar AS per tahun.

Syaratnya, Indonesia harus mampu dulu menembus angka 19.794 dolar AS per tahun pada 2045 mendatang dan mampu bertahan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di angka 5,1 persen per tahun.

Keuntungan Kenaikan Kelas Ekonomi Indonesia

Ekonomi Indonesia di Mata Dunia
info gambar

Setahun kemudian, ternyata Bank Dunia mengubah kategori dan klasifikasi pendapatan per kapita negara.

Ada kenaikan kategori di setiap kelasnya, dengan rincian:

  • Berpendapatan rendah (1.035 dolar AS per tahun),
  • Berpendapatan menengah ke bawah (antara 1.036-4.045 dolar AS per tahun),
  • Berpendapatan menengah ke atas (antara 4.046-12.535 dolar AS per tahun), dan
  • Berpendapatan tinggi (di atas 12.535 dolar AS per tahun).

Meski klasifikasinya naik, namun terbukti Indonesia berhasil naik kelas pada tahun 2020 sesuai yang diramalkan sebelumnya, yang mampu mencapai angka 4.050 dolar AS.

Bahkan Indonesia adalah satu-satunya negara yang baru masuk dalam kategori berpendapatan menengah ke atas. Posisi Indonesia itu kini sejajar dengan Thailand, Malaysia, dan China.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam pernyataan persnya pun menanggapi soal ini. Ia mengatakan dalam VOA Indonesia, ‘’Kenaikan status Indonesia tersebut merupakan bukti atas ketahanan ekonomi dan kesinambungan pertumbuhan yang selalu terjaga dalam beberapa tahun terakhir.’’

Lebih lanjut ia menjelaskan dengan kondisi ini maka kerjasama antara Indonesia dan Bank Dunia akan semakin terjalin. Terutama mengenai hal-hal pemberian dukungan pembiayaan yang dibutuhkan oleh Indonesia.

Di tengah kondisi pandemi ini Bank Dunia sebelumnya sudah memberikan pinjaman pembiayaan sebesar 250 juta dolar AS atau setara Rp3,62 triliun untuk bantuan pembiayaan menghadapi pandemi Covid-19.

Lebih jauh dari itu, peningkatan status ini juga diungkap Sri Mulyani akan memperkuat kepercayaan serta persepsi investor, mitra datang, mitra bilateral, dan mitra pembangunan atas ketahanan ekonomi Indonesia.

Imbasnya, hal tersebut akan semakin mendorong daya saing ekonomi Indonesia di mata dunia.

--

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini