Tak Banyak yang Tahu, Kendaraan Buatan Indonesia Ini Ternyata Laris Manis di Luar Negeri

Tak Banyak yang Tahu, Kendaraan Buatan Indonesia Ini Ternyata Laris Manis di Luar Negeri
info gambar utama

Kawan GNFI, selain mengekspor mobil penumpang dan motor, nyatanya Indonesia juga dikenal sebagai pengekspor kendaraan multiguna, bus tingkat, kereta api, kapal laut, pesawat terbang, hingga mobil perang.

Nah, berikut beberapa kendaraan asli buatan Indonesia yang nyatanya laris manis di luar negeri.

AMMDes

Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) nyatanya cukup laris manis di luar negeri, khususnya di Afrika. Salah satu pengusaha terkaya di Afrika memesan AMMDes hingga 10 ribu unit.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Industri, Putu Juli Ardika mengatakan, pembelian mobil desa itu melalui perusahaan Dangote Group, yang akan langsung dikapalkan ke Nigeria.

"Dangote Group sangat berminat melakukan impor, untuk customer-nya di sana," ucap Putu di Kementerian Perindustrian, dalam GridOto.

Beberapa varian AMMDes, lanjut Putu, yang cukup diminati di antaranya AMMDes penyedia air, pengolahan kasava, dan penanganan biji-bijian. Yang membanggakan, kerjasama ini direncanakan akan terus berjalan hingga lima tahun mendatang.

Dangote Group merupakan perusahaan multinasional asal Nigeria yang bergerak di bidang industrial seperti semen dan komoditas seperti gula dan tepung.

Perusahaan ini beroperasi pada beberapa negara di Afrika Selatan, seperti Kongo hingga Ghana. Nama Dangote juga tercatat sebagai orang terkaya di wilayah Afrika Barat dan merupakan salah satu jajaran teratas di Afrika.

Bus Tingkat

Karoseri asal Indonesia, CV Laksana, kembali menjual bus buatannya ke luar negeri. Kali ini perusahaan karoseri asal Ungaran, Jawa Tengah, tersebut mengekspor bus tingkat ke Bangladesh.

Adapun model bus yang dikapalkan adalah Legacy SR2 Double Decker. Bus tingkat ini diekspor sebanyak 10 unit, dan seremoni pelepasannya dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Soal harga, bodi Legacy SR2 Double Decker yang diekspor ke Bangladesh diperkirakan memiliki harga mencapai Rp3 miliar per unitnya. Meski begitu, tentunya ada perbedaan soal spesifikasi bus untuk ekspor dan untuk kebutuhan domestik.

Kereta Api INKA

Produksi kereta api di Indonesia juga tak ketinggalan dilirik sejumlah negara. PT INKA (Persero) selalu produsen kereta api sudah menembus sejumlah pasar di kawasan Asia Selatan.

Kini produk kereta api buatan INKA bahkan sudah beroperasi di Bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia.

Kapal Kargo Star 50

PT PAL (Persero) tidak hanya mengembangkan dan memproduksi kapal untuk keperluan militer. Perusahaan BUMN sebagai produsen kapal yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur, itu juga memproduksi kapal niaga untuk berbagai kebutuhan.

Salah satu produk unggulan yang yang terkenal adalah Kapal Kargo Star 50. Kapal raksasa berjenis box shape bulk carrier (double hull) yang memiliki bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT).

Kapal Kargo 50 Star buatan PAL ini ternyata cukup diminati berbagai negara di dunia, sebut saja Jerman, Hongkong, hingga Turki.

PAL masuk ke dalam bisnis kapal angkutan kargo yang jarang dimasuki pemain kelas dunia. Dan nyatanya, PAL mampu bersaing dengan produsen kapal dunia.

Kapal Star 50 merupakan kapal dengan bobot terbesar yang saat ini diproduksi oleh PAL. Pasalnya untuk membangun kapasitas kapal lebih besar, PAL mempertimbangkan aspek investasi dan keberlanjutan pemanfaatan fasilitas.

Panser Anoa

Panser ini merupakan kendaraan pengangkut yang diperuntukkan untuk kebutuhan Alutsista yang diproduksi oleh PT Pindad (BUMN). Nama Anoa, diambil dari nama hewan Anoa yang merupakan hewan asli Sulawesi.

Kendaraan bermesin Renault ini sangat fleksibel dan dilengkapi dengan persenjataan seperti senapan mesin berkaliber 12,7 mm.

Negara–negara yang tercatat kepincut dengan kendaraan perang ini antara lain; Malaysia, Brunei Darussalam, Oman, Lebanon, Afrika Tengah, Sudan, dan sebagai kendaraan resmi dalam misi perdamaian dunia PBB.

PT Pindad saat ini telah memproduksi dan memodifikasi panser ini untuk bisa berjalan dan bermanuver di darat dan di air. Keren!

Pesawat CN-235 220

Korea Selatan, Nepal, Malaysia, Thailand, Pakistan, Filipina, Belgia, hingga Uni Emirat Arab adalah beberapa negara yang memesan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) ini.

Pesawat yang diproduksi di Bandung ini memiliki kapasitas 49 penumpang, dan mampu lepas landas dengan landasan yang pendek hingga landasan yang belum beraspal.

Pesawat ini tergolong multiguna, karena dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari mengangkut penerjun, evakuasi medis, pesawat sipil dan sebagainya.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini