Tren Sepekan: Jejeran Pesona Alam Jawa dan Si Pemilik Mata Biru

Tren Sepekan: Jejeran Pesona Alam Jawa dan Si Pemilik Mata Biru
info gambar utama

Kalau di Jawa Barat, status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dicabut. Meski begitu, beberapa tempat wisata masih belum boleh dibuka untuk umum. Jadi, sepertinya kita masih harus sabra untuk tidak bepergian ke tempat wisata.

Dalam Tren Sepekan ini, GNFI kumpulkan beberapa referensi pesona alam yang berjejer dari Jawa Barat dan Jawa Tengah supaya bisa jadi referensi Kawan GNFI untuk berlibut saat situasi memungkinkan nanti.

Selain itu, pesona si pemilik mata biru, Fardan, ternyata masih menyita perhatian. Bahkan katanya ada lagi, loh, yang memiliki mata biru seperti Farda.

Yuk, simak!

Dengar Suara Jatuhan Air yang Seperti Alat Musik

Letaknya bisa dibilang masih tersembunyi, namun kesohoran akan keunikan suara airnya sudah terdengar di Jawa Barat. Beberapa masyarakat memang harus mempersiapkan dengan matang masalah keberangkatan menuju ke sana.

Pasalnya dari pusat Kota Cianjur, untuk bisa ke tempat ini harus menempuh perjalanan 83 kilometer. Sedangkan dari pusat Kabupaten Cianjur harus menempuh perjalanan 34 kilometer.

Detil letaknya ada di Desa Karang Jawa, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur Selatan, Jawa Barat. Dan berada di balik tebing Gunung Lemo.

Surga tersembunyi ini ada Curug Citambur.

Curug ini terletak pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut dan memiliki tiga tingkatan curug dari yang terendah 2 meter, 12 meter, sampai yang tertinggi mencapai 116 meter.

Kawan GNFI nampaknya patut mencoba untuk datang ke sini, merasakan sensasi mendengar tabuhan alat musik yang berasal dari tumpahan air terjunnya.

Pemandangan alam yang tak kalah cantik dan mendamaikan juga ketika tumpahan air itu memantul dan membentuk kabut-kabut tipis. Ketika musim hujan, debit airnya akan lebih tinggi yang membuat hamparan hijau disekitarnya semakin basah yang semakin menggambarkan keademan.

Hati-hati, ya, Kawan GNFI kalau hendak ke sini. Karena rawan terpeleset.

Dieng Memang Tidak Ada Habisnya

Salah satu wilayah yang dijuluki Negeri Atas Awan Wonosobo ini memang memiliki spot-spot alam yang indah. Bisa jadi tidak ada celah bagi Kawan GNFI untuk melewatkan setiap keindahannya.

Kabupaten yang diapit dua gunung Sindoro dan Sumbing ini memang dikenal memiliki topografi wilayah berupa pegunungan, sehingga wisata alam di sana sangat banyak. Rasanya belum cukup hanya mengunjungi Dieng dua atau tiga kali, ya.

Setiap kali ada kesempatan untuk datang ke sana, maka akan pulang dengan pengalaman baru dan kumpulan foto baru yang memenuhi galeri dari spot foto baru di Dieng.

Meski Kawan GNFI sudah mendengar saran ini, tapi ditekankan lagi untuk tidak melewati golden sunrise di sini ya.

Obyek wisata seperti Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Telaga Merdada, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Jalatunda, dan Museum Kaliasa juga harus ada dalam daftar kunjungan. Kalau tidak sempat melengkapi daftar tersebut, itu artinya rencanakan lagi perjalanan ke Dieng.

Si Pemilik Mata Biru

Sudah viral sejak 2019 lalu, ternyata pesona menggemaskan bocah bernama Fardan Ramadhan ini masih dapat memikat siapapun yang menatapnya. Sekilas, dia adalah seorang bocah normal.

Hanya saja dia kerap untuk menyendiri jika matahari sedang berada tepat di titik tertinggi di atas Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Pasalnya, si bocah pemilik mata biru ini tidak bisa terlalu lama melihat cahaya yang terlalu terang. Tapi Fardan juga punya kelebihan akan keunikannya tersebut.

‘’Kalau malam, biar mati lamput itu tetap terang kalau dia melihat. Bahkan kalau kita jalan malam di tempat gelap, biar lubang kecil itu dia (bisa) lihat,’’ ujar Diana, ibu Fardan, dikutip Kumparan.

Setelah ditelusuri, mata biru Fardan merupakan keturunan gen dari kakek ayahnya. Dan sebenarnya bukan hanya Fardan yang memiliki mata biru. Sepupu Farda bernama Ditra (5) juga memiliki mata biru.

Uniknya lagi sebelah mata Ditra berwarna biru, sedangkan sebelahnya lagi berwarna hitam normal.

--

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini