Komitmen Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia Soal Inovasi Layanan dan Keamanan Data Pelanggan

Komitmen Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia Soal Inovasi Layanan dan Keamanan Data Pelanggan
info gambar utama

Saat ini tak bisa dimungkiri, layanan berbasis digital harus diimplementasikan oleh semua sektor, terlebih sektor bisnis. Pandemi Covid-19 memaksa semua sektor usaha lebih melek digital dan mengedepankan layanan berbasis digital guna terus menjalankan roda bisnis, baik oleh pengusaha, pemerintah, industri hiburan dan media, maupun UMKM.

Atas dasar kebutuhan layanan digital tadi, Alcatel-Lucent Enterprise (ALE) Indonesia hadir untuk memberikan solusi atas transformasi digital yang dibutuhkan perusahaan maupun pemerintah.

Dalam perbincangan dengan Country Manager ALE Indonesia, Adios Purnama, Jumat (10/7), dengan gamblang memaparkan soal standardisasi layanan digital yang ditawarkan ALE Indonesia untuk pelaku usaha, UMKM, maupun pemerintah.

Terlebih, yang ada kaitannya dengan mutu layanan dan keamanan data penggunanya. Ini krusial mengingat isu kebocoran data pengguna internet atau pengguna layanan aplikasi pihak ketiga yang marak terjadi belakangan ini.

Kepada wartawan GNFI, Dadi Krismatono dan Mustafa Iman, Adios menjelaskan komitmen perusahannya untuk memegang teguh pilar-pilar layanan yang mengedepankan soal inovasi yang akan terus dikembangkan dan tentunya dibarengi dengan pengamanan data penggunanya.

Berikut kutipan wawancara yang dilakukan secara daring (online) melalui aplikasi Rainbow.

Bagaimana kondisi pasar solusi IT di Indonesia, khususnya di masa pandemi Covid-19 ini?

Kita melihat ada peningkatan, bahkan bisa dibilang agak sedikit booming. Ekonomi makro yang hanya tumbuh 2,4 persen, tapi sektor teknologi sendiri tumbuh hingga double digit.

Memang dengan kondisi ini, kolaborasi menjadi hal yang paling banyak dibutuhkan.

Lantas, apa adaptasi yang dilakukan ALE Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19?

Karena kebutuhan cloud base semakin tinggi, maka kami sendiri fokus ke jaringan data dan digital collaboration. Sekarang ini lebih banyak ke enterprise solution hingga layanan lebih mengutamakan kepada security dan private.

Artinya kami bakal fokus ke layanan yang lebih premium terkait data info yang tujuannya untuk menjaga komunikasi—yang sifatnya rahasia—antar-karyawan di dalam suatu perusahaan.

Dan sesuai dengan tren yang ada, kami mendorong kepada korporasi untuk melakukan adjustment konsep digitalisasi.

Sebagai perusahaanbackbone services, apa pilar-pilar utama yang tetap dipertahankan ALE Indonesia?

Pilar-pilar yang kami selalu jaga adalah soal keamanan jaringan dan data. Tak ada kompromi jika menyangkut hal itu.

Itu yang kita terapkan pada salah satu platform kita, yaitu Rainbow. Pada layanan premium, semua data user yang ada di sana kita tidak pernah di-share ke pihak lain.

Semua itu adalah komitmen dari Alcatel-Lucent Enterprise untuk menjaga kepercayaan pelanggan.

Terkait koneksi jaringan, inisiasi apa yang dilakukan ALE Indonesia untuk tetap menjaga kenyamanan pengguna?

Kita ambil contoh Rainbow. Pertama, dari sisi keamanan kami menerapkan keamanan akses berdasarkan email address, bukan berdasarkan device user ID.

Kami juga melakukan by pass koneksi internasional sehingga koneksi jaringan lokal menjadi lebih bagus dan stabil.

Bagaimana ALE Indonesia melihat perkembangan industri digital di Indonesia secara menyeluruh? Dan potensinya?

Secara umum perkembangannya cukup baik. Terbukti pada 2019 ketika kami meluncurkan layanan Rainbow, tercatat langsung mendapatkan pelanggan sekitar satu juta pengguna premium, lebih banyaknya pelanggan enterprise.

Artinya, sebenarnya itu (komunikasi digital yang aman) yang sudah menjadi kebutuhan dasar.

Selain itu kami menawarkan juga kepada UMKM dengan menyediakan layanan lain berbasis digital. Kami juga melakukan beberapa pilot project dengan korporasi terkait kebutuhan komunikasi dan layanan digital.

Salah satu tuntutan saat kondisi pandemi adalah percepatan digitalisasi di berbagai bidang. Bagaimana ALE Indonesia melihat ini sebagai peluang dan tantangan bagi korporasi, UMKM, dan pemerintah di Indonesia?

Sekarang kami gencar memberikan layanan agar berbagai pihak melakukan perubahan dengan sistem agar lebih cepat dan efisien dalam mengadopsi layanan digital.

Lain itu juga dibutuhkan cara me-manage cost yang dalam kondisi sekarang memang susah-susah gampang memprediksi kondisi dalam 1-2 tahun ke depan.

Kami juga tanggap melihat kebutuhan vertikal korporasi, karena biasanya mereka membutuhkan layanan yang lebih spesifik. Dan servis itu yang terus kami kembangkan demi kepuasan pelanggan.

Sektor pemerintahan termasuk yang membutuhkan adaptasi teknologi dan digitalisasi dalam layanannya. Apa yang bisa ditawarkan ALE Indonesia untuk menjawab kebutuhan teknologi organisasi pemerintahan?

Kalau di government kita bisa menyediakan layanan akses, karena pastinya institusi tersebut butuh keamanan data, jaringan, serta komunikasi. Semisal video conference dan terkait juga dengan jaringan yang lebih complicated.

Kita juga bisa melakukan video record berbasis lokasi terkait kebutuhan sarana-sarana publik atau hal-hal membutuhkan akses sangat cepat.

Jadi semuanya jadi lebih efisien dan terukur. Itu yang bisa kita tawarkan.

Apakah ada studi kasus?

Soal studi kasus, yang menarik datang dari pihak government. Pernah saya mendapatkan input (masukan) terkait publik service, bahwa pemerintah merasa tingkat kegiatan digitalnya meningkat.

Secara kinerja juga lebih terukur atas layanan publik, karena pantauan langsung secara digital.

Namun dari sisi lain, ada yang merasa beban pekerjaannya lebih banyak, karena dengan metode digital tersebut merubah paradigma dan pola kerja. Ada pola baru, bahwa tiap hari mereka melakukan aktivitas video conference.

Memang lebih produktif, karena sistem yang membuat mereka menjadi seperti itu.

Kemampuan belanja teknologi organisasi pemerintahan berbeda-beda. Bagaimana merumuskan solusi teknologi yang tepat dalam keterbatasan kemampuan ''spending'' tersebut?

Kami melakukan adaptasi terkait layanan yang dibutuhkan, yakni dengan memberikan paket-paket yang dibutuhkan, bukan hanya organisasi pemerintah, tapi juga para pelaku UMKM.

Kita juga mentransfer manfaat atas biaya yang dikeluarkan pelanggan sehingga manfaat baik dari sisi revenue maupun perbaikan pelayanan terasa dan terukur.

Untuk Rainbow, para kustomer juga bisa melakukan kustomisasi pada modul-modul layanan Rainbow yang terkoneksi dengan jaringan-jaringan, baik struktur pemerintahan, koperasi, UMKM, maupun komunitas, sehingga men-deliver semua kebutuhan komunikasi lintas sektoral tersebut.

Pada awal Covid-19, kami bahkan pernah menyediakan layanan Rainbow tiga bulan dan langsung booming di beberapa negara, termasuk Indonesia. Karena memang ini yang dibutuhkan.

Sekarang, kami terus me-review kebutuhan-kebutuhan itu secara intensif.

Dalam situasi krisis, kata ''kolaborasi'' sering disebut-sebut sebagai syarat kita bertahan dan bangkit dari krisis ini. Bagaimana terjemahannya dalam konteks pemanfaatan solusi teknologi untuk memfasilitasi kolaborasi lintas sektor?

Kami sudah melakukan dalam hal kolaborasi dan komunikasi. Kami juga menjadi fasilitator bagi para pelaku UMKM dalam hal digitalisasi, tentunya yang juga berhubungan dengan industri besarnya.

Apa yang ingin dicapai ALE Indonesia hingga akhir 2020?

Dari data yang kami punya, ada sekitar satu juta pelanggan di Indonesia. Meski begitu, kita masih mengalokasikan data center yang berada di Singapura.

Dari pantauan kami pula, kepercayaan pengguna tercatat semakin meningkat, dan kita sudah mempersiapkan kerja sama dengan pihak data center lokal.

Adios Purnama

Apa inisiatif besar yang disiapkan untuk 2021 ke depan?

Kalau 2021 jika pandemi (covid-19) sudah bisa di atasi, maka transformasi digital ini akan semakin dibutuhkan dalam berbagai hal.

Atas dasar itulah kami telah menyiapkan beberapa inisiatif dan inovasi terkait layanan yang tentunya akan lebih baik lagi.

Saat ini, kami juga memiliki program untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada di Indonesia terkait industri digitalisasi, melalui program edukasi yang dilakukan di kampus-kampus.

Jadi di 2021 kami juga punya program edukasi untuk para mahasiswa melalui aplikasi khusus, baik dari sisi pembelajaran maupun komunikasi.

--

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini