Membangun Dunia Kembali: Pandangan dan Harapan Kaum Milenial

Membangun Dunia Kembali:  Pandangan dan Harapan Kaum Milenial
info gambar utama

Berbicara tentang membangun dunia kembali mengingatkan kita pada pidato Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yakni pada 30 September 1960 pada Sidang Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) ke–15.

Pandangan Soekarno pada masa itu sangat disoroti oleh kaum cendikiawan di dunia. Soekarno menyebutkan pandangannya akan kemajuan dan perubahan dunia melalui pembangunan dunia kembali. Melalui penataan dunia kembali, diharapkan adanya perbaikan untuk keseimbangan dunia yang lama. Oleh sebab itu, pandangan Soekarno tentang membangun dunia kembali akan dibahas dari pidato tersebut, telaah ilmiah, dan analisis pidato Soekarno tersebut.

Pandangan Soekarno yang disampaikan melalui pidatonya tersebut dapat dikaji melalui isi, tujuan, dan harapan Soekarno. Pertama, dari segi isi. Soekarno memberikan tekanan pentingnya memelihara perdamaian dunia dan bahkan mengusulkan nilai-nilai Pancasila kepada dunia.

Kedua, tujuan Seokarno dalam pidato tersebut adalah untuk menggaungkan perdamaian dunia seperti yang diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945. Tawaran Soekarno yang diistilahkan dengan "To Build the World A New" menjadi syarat dunia mencapai perdamaian melalui konsepsi Pancasila dan mengganti konsepsi kolonialisme dan imperialisme yang hanya membawa banyak dosa dan keburukan di dunia.

Ketiga, harapan yang disiratkan melalui pidato tersebut ialah Soekarno memimpikan masa depan yang elok seiring berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, serta teknologi dan harapan kemajuan global melalui PBB untuk membangun perdamaian dunia.

Beberapa peniliti ilmiah mengkaji pandangan Soekarno dalam membangun dunia yang baru diteliti dalam bentuk publikasi ilmiah. Cenner (2016) memandang pemikiran politis The Founding Father yang eklektik dan sinkretis yang mana dalam mengembangkan ideologi yang ia pahami kadang tanpa memperhatikan bagaimana akar ideologi yang dirujuknya. Bagaimanapun, nilai-nilai positif yang Soekarno rangkum dan sampaikan tetaplah berlandaskan dasar kebenaran dan keadilan sosial.

Sementara itu, Habibullah (2019) menemukan pandangan Putra Sang Fajar terhadap nilai-nilai filosofis Pancasila yang berelasi dengan pembangunan dunia kembali adalah pentingnya menawarkan nilai-nilai yang bermanfaat dalam Pancasila telah meliputi aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dalam segi agama dan kepercayaan, adat istiadat, kebudayaan, dan sosial.

Dilansir dari Maritim News pada edisi September 2016, pembangunan dunia kembali adalah pembangunan kembali fitrah manusia di muka bumi ini yang dulunya beradab dan tinggi nilai budayanya, kemudian mengalami penurunan karena arus kolonialisme dan imperialisme yang menyebabkan kemunduran moral dan etika berbangsa dan bernegara.

Dari ulasan tersebut dapat disimpulkan bahwa buah pikiran Soekarno yang bersumber dari niat yang suci dan mengkristal pada nilai-nilai Pancasila mendorongnya untuk membangunan kembali tatanan dunia melalui PBB, dalam menyelesaikan masalah ketertiban dan perdamaian dunia, serta kemajuan jaman di berbagai aspek kehidupan dengan perbedaan-perbedaan pandangan di dunia, yakni dengan menjadikan Pancasila dan nilai-nilainya sebagai dasar meyelesaikan masalah dan mempersatukan umat di dunia.

Dalam hal ini, Pancasila digunakan sebagai Ubiquitos Factor yang berarti faktor yang ada di setiap sendi kehidupan. Pancasila, menurut Soekarno, dijadikan kebenaran yang bersumber dari social conscience of man (nurani manusia) seperti saat dilahirkannya Pancasila pada 1 Juni 1945 silam.

Pandangan Soekarno tentang gagasan dan kritik pedasnya kepada PBB dapat diketahui melalui analisis pidato Soekarno yang dapat dilihat dari studi analisis pidato Soekarno dan analisis tutur. Studi analisis pidato Soekarno dikemukakan oleh Mulyani dan Nurviani (2017) yang menyebutkan adanya gagasan Soekarno pada nasionalisme sosial, demokrasi sosial, dan ketuhanan adalah dasar penting dalam menyatukan keberagaman, dalam hal ini, PBB dan di era yang syarat akan keberagaman dan perbedaan adalah suatu hal yang biasa.

Dalam Schiffrin (2001), pidato Soekarno dapat dianalisa berdasarkan penanda diskursus yakni dengan bahasa, makna, dan konteks. Dalam segi bahasa, bahasa yang digunakan menggunakan bahasa diplomatik dan ilmiah.

Bahasa diplomatik ditunjukkan dengan penggunaan bahasa resmi dan tegas bernuansa politik sedangkan dari sisi ilmiah ditunjukkan melalui penggunaan rujukan-rujukan berupa berita, penelitian, bahkan kitab suci.

Dari sisi makna, makna yang disampaikan dalam pidato Soekarno sangat komunikatif dibuktikan dengan penyampaian makna pengujar (speaker meaning) dan makna kontekstual yakni berdasarkan maksud Soekarno sekaligus makna dari isu-isu pada masa itu. Sedangkan dari sisi pragmatik, Soekarno membumikan istilah-istilah Indonesia dan pemahamannya tersirat secara implisit dalam isi pidatonya.

Berbanding lurus dengan ulasan pandangan Soekarno untuk membangun dunia kembali, generasi milenial memiliki gaya dan tren tersendiri dalam mengupayakan pembangunan kembali menurut versi mereka.

Kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan dan berkembangnya manusia menghasilkan pola pikir dan sudut pandang baru dalam menata kembali dunia seperti yang manusia inginkan saat ini.

Mulai dari pemahaman sampai berita palsu (hoax) menjadi sarapan pagi bagi kaum muda, kecenderungan bekerja dan hari-hari bersama gadget menjadi tren yang kekinian di era ini, serta malam yang berganti dari tirakat menjadi era bergadang setiap malam telah menghasilkan pemikiran baru bagaimana membangun dunia kembali. Pandangan kaum muda dalam membangun dunia kembali dapat dikaji dari kemajuan teknologi dan informasi, pergerakan internasionalisasi generasi muda, serta tren dan isu menata kembali dunia.

Pandangan generasi muda tentang membangun dunia kembali salah satunya melalui kemajuan teknologi dan informasi yang dapat dilihat kebermanfaatannya untuk kemajuan, kemudahan, bahkan pribadi dan golongan. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berguna untuk kemajuan misalnya dengan kemajuan teknologi kemajuan di berbagai sektor kehidupan menjadi maju pesat dari sistem komputerisasi, digitalisasi, bahkan sampai robotik.

Untuk tujuan kemudahan, kemajuan teknologi dalam membangun dunia kembali memudahkan semua proses transaksi dan pelayanan sosial berbasis android. Generasi Z mendapati kemudahan-kemudahan ini melalui kemajuan dalam genggaman saja walaupun nilai-nilai etis dan budaya semakin menipis di tengah era pemuda optimis.

Sedangkan untuk manfaat pribadi dan kelompok, generasi muda sudah memulai mengelompokkan diri pada profesionalitas mereka dalam mengembangkan diri pada apa yang membuat tinggi atensi mereka. Sebagai contoh, sudah banyak komunitas robotik, pengembang android, bahkan dari sisi negatif banyak komunitas hacker dan sebagainya. Bagaimanapun kemajuan kebaikan akan diikuti pula dengan perkembangan kriminal di era ini.

Banyaknya komunitas yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila juga harusnya menjadi pekerjaan rumah bagi generasi muda dalam menyelesaikan tantangan kehidupan yang lebih modern dan futuristik. Kejahatan dan kenakalan remaja yang futuristik pun harus mulai dipikirkan dengan cara-cara yang modern dan dapat diterima oleh generasi saat ini.

Pembangunan dunia kembali dapat dilakukan juga melalui pergerakan internasionalisasi oleh generasi muda dapat diwujudkan melalui pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), SDA (Sumber Daya Alam), dan hasil karya bangsa. Pengembangan SDM secara internasional dilakukan oleh generasi muda dengan banyaknya peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui beasiswa dan kontribusi penerima beasiswa melalui kekayaan intelektualitas mereka dan berkecimpung dalam dunia secara internasional.

Dari sisi dunia hiburan, mulai banyak seniman yang go international seperti Agnes Monica dari dunia tarik suara, Arika Putri Pertiwi dari dunia kontes kecantikan dunia, dan Laras Sekar model asal Balikpapan dari dunia modeling. Pengembangan SDA yang mendunia juga dipandang perlu dalam membangun dunia kembali dalam rangka menjaga dunia dari kerusakan.

Sebagai contoh program yang dikembangkan adalah program go green bahkan sampai kampanye-kampanye penghijauan di dunia. Publikasi hasil karya dan promosi produk-produk lokal yang berbasis ramah lingkungan juga mulai ramai dilirik genarasi muda dalam pegerakan internasionalisasi di manca negara.

Pandangan pemuda dan pemudi pada masa ini bagaimanapun terpengaruh oleh tren dan isu dalam menata kembali dunia seperti mode, gaya hidup, dan kebiasaan yang digunakan. Mode yang berkembang saat ini diantara para pemuda sangat mempengaruhi perubahan dalam misi pembangunan karakter bangsa.

Gerakan pemuda yang mulai kembali nguri-uri kebudayaan dan kearifan lokal juga sekarang ini menjadi kekuatan baru sehingga budaya dan peninggalan sejarah tetap akan terawat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mode-mode yang berkembang yang dikemas dengan gaya anak muda seperti Jember Fashion Carnival, Jakarta Fashion Week, bahkan tampilnya desainer dan penggagas ide dan penemu-penemu muda di kancah internasional sekelas Paris Fashion Week Fall/Winter.

Sayangnya, gaya hidup yang dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi tidak semua berbanding lurus ke arah positif. Inilah yang menjadi projek besar generasi Indonesia dalam bergaya hidup sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa tidak hanya dalam gaung Pancasila dan Undang-Undang Dasar tetapi juga dalam pelaksanaan dan pemecahan masalah gaya hidup yang mengarah pada terpuruknya mental bangsa dan gaya hidup bebas.

Selain itu, kebiasaan remaja Indonesia yang sekarang ini meresahkan yakni compulsive gaming. Kecanduan bermain game selain membahayakan untuk kesehatan juga menyebabkan masalah kesehatan mental yang baru di dunia kesehatan.

Saat ini, dunia bukan sedang hancur tetapi dunia sedang diuji mental dan sikap juangnya untuk menghadapi virus corona. Topik membangun dunia kembali ini sangat cocok diulas untuk menimbang kembali apa yang digagas dan ditawarkan Soekarno melalui lima landasan dalam mengatasi masalah perdamaian dunia dan masalah yang timbul di dunia pada PBB pada 55 tahun silam.

Membangun dunia saat ini akan banyak mengalami kesulitan mulai dari keyakinan masyarakat dunia akan wabah covid-19, masalah kemanusiaan yang menjadi garda depan pemberantasan wabah ini, jiwa persatuan setiap warga negara yang harus tetap terjaga meskipun dunia harus tetap menjaga jarak, sikap gotong royong dalam menjaga keamanan lingkungan selama masa pandemi, dan pemerataan keadilan sosial. Perspektif membangun dunia kembali dengan kondisi dunia saat ini harus diwujudkan dalam upaya membangun dunia kembali dan sasaran pembangunan dunia kembali.

Perwujudan upaya membangun dunia kembali pada masa transisi ini antara lain kembali beraktivitas normal dengan protokol kesehatan yang berlaku, kembali membiasakan diri untuk belajar hidup sehat dan higienis, dan kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat. Beraktivitas normal dengan memperhatikan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah merupakan hal yang penting dilakukan sebagai perwujudan membangun dunia agar kembali seperti biasa.

Mengindahkan peraturan pemerintah akan sangat membantu kita mewujudkan dunia yang aman kembali, dunia dimana kita bisa bebas berlari dan berpeluk erat dengan sanak famili. Sebagai manusia kita diingatkan untuk kembali membiasakan diri hidup sehat dan higienis. Menjaga kebersihan dan bertanggung jawab akan keseimbangan alam sangat membantu perbaikan dunia secara kualitas.

Sedangkan berelasi dengan membangun dunia kembali menurut Soekarno, menanamkan nilai-nilai Pancasila akan sangat membantun dunia dalam upaya mewujudkan kembali dunia yang aman dan kondusif.

Masalah keyakinan akan wabah ini akan dapat ditanggulangi dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, masalah kemanusiaan yang menggugurkan banyak korban jiwa di seluruh dunia dapat diselesaikan dengan nilai Pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab, masalah polemik dan perbedaan serta cara pandang menghadapi masalah ini dapat diatasi menggunakan nilai persatuan Indonesia, masalah penduduk dunia pada masa pandemi adalah dengan mengamalkan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan, dan masalah penanggulan wabah akan persebaran bantuan dapat diselesaikan dengan nilai sila kelima, keadilan sosial.

Sasaran dalam membangun dunia kembali bagaimanpun harus melihat segi kebermanfaatan, kontinuitas, dan kebijaksanaan pembangunan dunia. Nilai kebermanfaatan membangun dunia kembali mulai dari peradaban sampai nilai-nilai kehidupan harus diterima oleh semua penduduk dunia secara merata.

Sasaran ini menjadi penting dan syarat mutlak membangun dunia kembali sehingga segala upaya yang dilakukan dapat bermanfaat secara tepat dan baik sesuai tujuannya. Selain hal itu, kontinuitas pembangunan dunia harus diperhatikan oleh pemangku kebijakan dan disadari oleh generasi muda untuk saling bahu membahu bahwa dunia dan segala sistem di dalamnya adalah roda kehidupan yang akan terus bergulir dan diwariskan dari generasi ke generasi dan dengan bekal gotong royong antargenerasi semua akan terwujud dengan indah dan mudah.

Kebijakan pembangunan dunia menjadi kunci menapaki setiap sistem perbaikan dunia dalam setiap upaya yang dilakukan sehingga kebijakan yang dibuat dapat bersifat universal, kontekstual, dan berterima.*

Referensi: A.A. Cenne 2016. Pemikiran Politik Soekarno tentang Nasakom rentang 1959-1966 | A. K. Habibullah 2019. Nilai-Nilai Filosofis Pancasila menurut Soekarno | V. Mulyani, M. & Nurviani 2017. The Analysis of Soekarno’s Speech on Nation Foundation: Demystifying the Ideology of Indonesia of Pancasila Using Foucaldian Methods. Advances of Social Science, Education, and Humanities Research (ASSEHR) Volume 82 | Z. Z. Mutaqin 2016. The Strong State and Pancasila: Reflecting Human Rights in the Indonesian Democracy. Constitutional Review, Vol.2 | Soekarno 2000. Membangun Dunia yang Baru = To Build the World a New: Pidato Presiden Republik Indonesia di Muka Sidang Umum PBB ke – XV tanggal 30 September 1960 | Schiffrin, D, et.al. 2001. The Handbook of Discourse Analysis | Maritim News

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini