Sejarah Hari Ini (31 Juli 1971) - Kereta Api Parahyangan Layani Rute Jakarta-Bandung

Sejarah Hari Ini (31 Juli 1971) - Kereta Api Parahyangan Layani Rute Jakarta-Bandung
info gambar utama

Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA, sekarang PT Kereta Api Indonesia, PT KAI) meluncurkan sebuah kereta api (KA) yang akhirnya menjadi legenda dalam perkeretaapian Indonesia, Parahyangan, pada 31 Juli 1971.

Parahyangan atau Parahiangan/Parahijangan (ejaan pra EYD) merupakan KA Kelas Dua/Bisnis yang melayani rute Bandung-Jakarta.

Pada tahun-tahun awal beroperasi, Parahyangan mampu menempuh jarak Bandung-Jakarta selama dua jam tiga puluh menit.

Saat awal pengoperasiannya, kereta api ini sering beroperasi dengan lokomotif BB301 sebagai penarik.

Peluncuran KA Parahyangan di Stasiun Jakarta Kota.
info gambar

Lokomotif BB304 sempat dioperasikan sebagai penarik sebelum tergantikan oleh lokomotif CC201.

Pada tahun 1980-an, KA Parahyangan sempat menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian menuju Jakarta maupun Bandung, hal ini dapat dibuktikan adanya pengoperasian KA Parahyangan dengan empat belas kereta dalam satu rangkaian.

Era 1990-an menjadi masa keemasan bagi Parahyangan, meskipun Perumka (nama PNKA berubah pada 1991) meluncurkan Argo Gede.

Parahyangan pernah mencapai 39 perjalanan pada 1998, termasuk perjalanan fakultatif maupun yang hanya berjalan pada musim libur.

Parahyangan dan Argo Gede menjadi tambang uang Perumka, mengingat tingginya minat masyarakat pada rute Bandung-Jakarta.

Dua lokomotif CC201 menarik rangkaian KA Parahyangan di Jembatan Cikubang, Jawa Barat, pada 1987.
info gambar

Pada tahun 2005, KA Parahyangan sempat beroperasi dengan membawa dua kereta kelas eksekutif dan tiga kereta kelas bisnis dalam satu rangkaian sebagai dampak penurunan okupansi penumpang.

Penyebab turunnya angka penumpang dikarenakan mulai aktifnya jalan tol Cikampek–Purwakarta–Padalarang (Cipularang) yang dibuka pada 26 April 2005.

Perjalanan Jakarta–Bandung via tol menjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan KA Parahyangan, hanya satu setengah jam saja (dihitung dari Cawang, Jakarta Timur, jika tidak macet).

Demi meningkatkan okupansi penumpang, PT KAI sempat memberlakukan diskon tarif mulai 7 Maret 2008 sebelum layanan kereta api ini dihentikan pada 27 April 2010.

Kekecewaan yang muncul dari pelanggan karena KA Parahyangan dihentikan pengoperasiannya membuat PT KAI menghidupkan layanannya lagi.

KA Parahyangan dilebur dengan layanan kereta Argo Gede di mana namanya menjadi KA Argo Parahyangan.

KA Argo Parahyangan yang ditarik lokomotif CC206 melintasi Pasar Cikampek, Jawa Barat, pada Januari 2020.
info gambar

Hingga tahun 2016, kereta api tersebut memiliki dua jenis layanan, yaitu layanan kelas eksekutif dan layanan kelas campuran (eksekutif-bisnis).

Sejak tidak diberlakukan kebijakan kereta aling-aling (kereta penumpang yang sengaja dikosongkan untuk meminimalisir korban jiwa bila terjadi kecelakaan) pada pertengahan tahun 2016, perjalanan kereta api Argo Parahyangan - sebelumnya dilakukan perubahan layanan - kembali melayani kelas bisnis (atau kelas ekonomi).

---

Referensi: Rodasayap.weebly.com | Yoga Bagus Prayogo, "Railway Photography of MVA Krishnamurti: The 1980s Era" | Ginandjar Kartasasmita (ketua tim penyusun), "30 Tahun Indonesia Merdeka 1965-1973"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini