Kontingen Garuda UNIFIL Bantu Korban Ledakan Beirut, Lebanon

Kontingen Garuda UNIFIL Bantu Korban Ledakan Beirut, Lebanon
info gambar utama

Kawan GNFI, Lebanon tengah berduka. Negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat itu tertimpa musibah ledakan besar di ibu kotanya, Beirut, pada Selasa (4/8/2020) petang.

Ledakan mengguncang seluruh bangunan kota dan menciptakan kepanikan bagi warganya. Kepulan asap berwarna oranye membumbung ke langit setelah ledakan kedua terjadi.

Dilansir dari BBC, dilaporkan puluhan warga kota Beirut meninggal dunia dan ribuan mengalami luka-luka akibat insiden ledakan tersebut. Sehari setelah kejadian, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, menyatakan sebanyak 2.750 amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden tersebut. Pupuk itu disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut yang menurutnya: ''Memicu bencana alam dalam setiap arti''.

Ledakan di Beirut, Lebanon.
info gambar

Negara sahabat pun berusaha memberikan bantuan pada Lebanon, tak terkecuali Indonesia. Lewat United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), Kontingen Garuda (KONGA) bergerak ke tempat kejadian untuk menolong para korban.

Kontingen Garuda Bantu Evakuasi Korban

Dalam catatan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), terdapat 1.447 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal menetap di Lebanon. Sebanyak 1.234 orang di antaranya merupakan Satgas TNI dari Kontingen Garuda yang tergabung dalam Misi Perdamaian PBB UNIFIL, sedangkan 213 lainnya merupakan WNI sipil.

Mengetahui adanya kejadian di Beirut itu, Kontingen Garuda langsung turun ke TKP untuk mengevakuasi korban ledakan. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar RI di Lebanon Hajriyanto T Thohari. "Pasukan kita di UNIFIL sudah bergabung dengan tim bangunan penanganan," terang Thohari dikutip GNFI dari Detik.

Adapun yang dikerahkan antara lain 1 unit ambulans dari Hospital Lv. 1. Tim dipimpin oleh Kapten Ckm dr Doni Saputera, SpRad, beserta 1 anggota Serka Syehta dan satu orang sopir ambulans India CSGT Musthaq Bhat.

Lebih lanjut Hajriyanto mengatakan pihaknya saat ini belum bisa mengumpulkan para WNI yang berada di Lebanon status di sana masih lockdown. Dia meminta para WNI tetap berada di kediaman masing-masing.

— Stefano Del Col (@stefanodelcol) August 5, 2020

"Di sini masih lockdown terbatas. Tidak bisa mengumpulkan banyak orang. Lebih aman tinggal di rumah masing-masing," ujarnya.

Prajurit wanita UNIFIL asal Indonesia sedang bertugas.
info gambar

Lokasi Ledakan Tak Jauh dari KBRI Beirut

Lokasi ledakan rupanya tidak terlalu jauh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut. Berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri RI lokasi berdekatan dengan Downtown Beirut, jaraknya hanya 7 kilometer dari KBRI. Beruntung, tidak ada kerusakan berarti dan ledakan itu tidak menyebabkan korban jiwa bagi WNI di sana.

"Tidak ada kerusakan di KBRI akibat ledakan yang terjadi,'' kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, dikutip GNFI dari Suara.

Faizasyah memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia yang menjadi korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi ada satu WNI yang terluka. Satu orang tersebut adalah pekerja migran Indonesia, kini kondisi sudah stabil dan sudah kembali ke tempat tinggalnya.

"Ada 1 WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. sudah diobati oleh dokter RS dan sudah kembali ke apartemennya di Beirut," jelasnya.

Terkait insiden memilukan itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), mengucapkan duka cita dan simpati mendalam kepada keluarga, Pemerintah dan rakyat Lebanon yang menjadi korban ledakan di pelabuhan Beirut.

"Rakyat Indonesia senantiasa bersama rakyat Lebanon dalam menghadapi situasi sulit dan kesedihan ini," begitulah bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh Kemlu terhadap insiden tersebut.

Referensi: Detik.com | Suara.com | Unifil.Unmissions.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini