Indonesia Juara Film Tari Internasional EurAsia Dance Project

Indonesia Juara Film Tari Internasional EurAsia Dance Project
info gambar utama

Kawan GNFI, di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona seperti saat ini kita boleh bangga karena Indonesia bisa meraih prestasi di dunia film kancah internasional. Ini merupakan pencapaian yang sangat baik mengingat industri perfilman tanah air bahkan dunia sedang mampet karena pandemi.

Mari menengok ke belakang, sebelumnya pada pertengahan Juli 2020, Indonesia dibanggakan dengan pencapaian sutradara beken Joko Anwar. Film "Perempuan Tanah Jahanam" yang dibesutnya pada 2019 terpilih sebagai film Asia terbaik di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2020.

Tak sampai di situ, film lain Joko Anwar yakni "Gundala" sudah diterjemahkan dalam bahasa Prancis. "Gundala" versi Prancis yang berjudul "Red Storm" itu akan diedarkan dalam bentuk DVD dan Blu-ray pada pengujung Agustus 2020.

Enggak cuma Joko Anwar, tetapi seniman tanah air lain juga menorehkan tintas emas di ajang internasional saat pandemi. Dan tidak hanya satu orang, tetapi dua!

Mereka ialah Dibal Ranuh dan Dian Bokir. Keduanya sukses dalam ajang kompetisi film bertemakan tari yang dibuka sejak Juni 2020 lalu.

Tiga Finalis dari Indonesia, Terbanyak Bersama Italia

EurAsia Dance Project International Network (EDPIN) adalah sebuah badan di Italia yang dipimpin oleh seorang maestro tari internasional, Stefano Fardelli. Terdapat 18 negara yang bermitra dengan EDPIN yang datang dari berbagai kawasan seperi dari Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara Pasifik serta Amerika Tengah. Di Indonesia, EDPIN di Indonesia bermitra dengan Danc(E)motion Festival yang diketuai oleh koreografer dan aktivis tari Chendra Panatan.

EDPIN terhitung masih muda, tetapi didukung oleh semua Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia di negara-negara tempatnya berada, dan juga oleh banyak mitra, pemerintah, dan lembaga lain, baik swasta maupun publik.

Kompetisi yang dibuat EDPIN sendiri berfokus pada film bertemakan tarian. Dikutip dari laman resmi mereka, event ini digelar untuk mendukung siswa EurAsia dan para penari tetap mengekspresikan diri di tengah pandemi Covid-10.

Penari dalam film
info gambar

Pada Minggu (9/8/2020), Ananda Sukarlan selaku juri lewat siaran persnya menjelaskan ada 11 finalis di EDPIN tahun ini. Menurut laporannya, terdapat tiga film tari yang mewakili Indonesia, yaitu; "LUKAT/Penyucian Diri" oleh Dibal Ranuh, "LOOK FORWARD" karya Dimar Dance Theatre pimpinan Dian Bokir, dan "KARSAJAYA: A Dance Film" karya Gigi Art of Dance.

Selain tiga film tari dari Indonesia, juga dari Iran, Myanmar, Norwegia, Australia, Mexico (semua masing-masing satu film) dan tiga film dari Italia. Dari situ bisa dilihat, Indonesia dan Italia merupakan yang paling banyak maju sebagai finalis.

Rebut Juara Satu dan Peringkat Dua

Selang beberapa hari pemberitahuan finalis, akhirnya yang terbaik pun diumumkan. Dari tiga finalis asal Indonesia, terdapat dua yang terpilih. Satunya sebagai juara satu, Dibal Ranuh, dan satunya lagi menduduki peringkat dua yakni Dian Bokir.

Dibal Ranuh lewat film "LUKAT" dan Dian Bokir dengan "LOOK FORWARD" sebelumnya sudah unjuk gigi di Danc(E)motion Festival di Indonesia yang diselenggarakan bulan Juli 2020 lalu. Di kompetisi Danc(E)motion para kontestan dinilai langsung oleh dewan juri Nia Dinata (sutradara), Ditta Miranda (penari) dan Ananda Sukarlan (pianis & komponis). Saat itu, film "LUKAT" menyandang sinematografi terbaik sementara "Look Forward" berpredikat pemenang koreografi terbaik.

Kesuksesan keduanya di ajang nasional menular ke tingkat internasional. "LUKAT" karya Dibal Ranuh menjadi juara satu bersama dua film asal Italia, "Threesome" karya Nyko Piscopo dan "24,42" oleh Matteo Bittante.

Salah satu adegan dalam film
info gambar

Sedangkan untuk peringkat dua, terdapat dua kontestan yang terpilih. "LOOK FORWARD" karya Dimar Dance Theatre pimpinan Dian Bokir meraih peringkat kedua bersama "Silk Bodies" karya Natalia Quezada dari Meksiko.

Dibal Ranuh bersama Ananda Sukarlan dan Chendra Panatan saat memenangkan Danc(E)motion Festival, Juli lalu
info gambar

''Saya sebagai pendiri dan direktur Danc(E)motion Festival merasa sangat bahagia dan bangga melihat kemajuan dan kreativitas film tari di Indonesia. Kemenangan mereka di Italia membuktikan nilai artistik mereka yang tinggi dan identitas latar belakang budaya yang kuat sehingga mampu bersaing di dunia internasional. Selamat, Dibal Ranuh dan Dian Bokir!'' kata Chendra Panatan dikutip GNFI dari Infonawacita.

Adegan film

Adegan film
info gambar

Hadiah bagi Pemenang, Tiket ke Festival Tari di Polandia

EDPIN memberikan hadiah dan beasiswa kepada para pekerja seni tari muda untuk belajar di luar negeri dan menyebarkan budaya mereka, berbagi pengalaman, memberi mereka akses ke residensi artistik, pertemuan, pertunjukan, dan peluang menari di tingkat tertinggi dunia tari global.

Salah satu adegan dalam film
info gambar

Para koreografer pemenang pertama akan diundang ke Gdansk International Dance Festival, Polandia, yang berlangsung pada 3 September 2020. Tak hanya itu, mereka juga mendapat hadiah uang serta tiket dan akomodasi gratis ke Gdansk.

Lalu untuk peringkat kedua film tarinya akan ditayangkan di dua festival, Gdansk International Dance Festival dan Krakow Choregraphic Center. Namun, berbeda dengan juara pertama, peraih peringkat kedua sang koreografer tidak mendapat bantuan finansial untuk menghadiri dua festival tersebut.

Selain itu film tari pemenang pertama dan kedua juga akan diputar di beberapa negara mitra EDPIN yang tepatnya akan diumumkan akhir bulan Agustus 2020.

Referensi: Infonawacita.com | Netralnews.com | Eurasiadanceproject.com | Gdanskifestiwaltanca.pl

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini