Susi Pudjiastuti hingga Rich Brian, Narasi Gelar Bincang Nilai Positif Keindonesiaan dalam Rangka HUT Ke-75 RI

Susi Pudjiastuti hingga Rich Brian, Narasi Gelar Bincang Nilai Positif Keindonesiaan dalam Rangka HUT Ke-75 RI
info gambar utama

Berbagai peristiwa terjadi sepanjang tahun 2020, mulai dari pandemi, memburuknya kondisi ekonomi, hingga berbagai bencana alam, memaksa kita untuk terus-menerus menghadapi ketidakpastian dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan masyarakat yang dapat berujung pada keputusasaan dan hilangnya semangat nasionalisme.

Hadir dengan social movement bernama #BertemuIndonesia, Narasi mencoba mengingatkan bahwa kita semua adalah representasi Indonesia. Negeri ini hidup dalam setiap percakapan serta gelak tawa dari seluruh nusantara dan apa yang kita lakukan, sekecil apapun itu, dapat menggambarkan bagaimana wajah Indonesia yang sebenarnya. Karena itu, #BertemuIndonesia hadir untuk mengajak kita kembali bertemu dengan nilai-nilai Indonesia yang ada di diri dan sekitar kita lalu bersama-sama merayakan dengan bangga keragamannya pada momen HUT Ke-75 Kemerdekaan Indonesia.

Najwa Shihab, jurnalis senior & co-founder Narasi menuturkan Indonesia sekarang memang sedang tidak baik-baik saja. ''Kita tahu bahwa saat ini kita tidak baik-baik saja, tapi mengeluh tentang hal itu tidak akan membuat Indonesia lebih baik. Apa yang bisa kita lakukan adalah mulai dari diri kita sendiri untuk menjadi perwakilan yang baik untuk Indonesia. Karena negara besar dimulai dari negara yang dicintai rakyatnya, yang harus kita lakukan adalah bersikap terbuka dan ingat bahwa masih banyak hal baik yang harus disyukuri dari Indonesia,'' kata Najwa dalam rilisan pers.

Najwa Shihab.
info gambar

Tayangan #BertemuIndonesia telah berlangsung sejak awal Agustus dan akan ditutup dengan perayaan HUT Ke-75 Kemerdekaan Indonesia, Bertemu Indonesia, yang akan dihadiri oleh beberapa bintang tamu. Mulai dari berbincang dengan musisi hingga tokoh Indonesia yang sering diperbincangkan seperti Rich Brian, NIKI, Susi Pudjiastuti, Basuki Tjahaja Purnama, dan tiga kepala daerah di Catatan Najwa Spesial.

Merayakan HUT Indonesia Ke-75 di #BertemuIndonesia mempertemukan semangat serta harapan yang mungkin sempat padam. #BertemuIndonesia tak hanya hadir sebagai acara HUT virtual, tapi hadir sebagai pemersatu semangat bangsa Indonesia.

Berbagi Nilai Kemaritiman Indonesia dengan Susi Pudjiastuti

Via siaran internet salah satunya lewat platform Youtube, #BertemuIndonesia digelar sehari sebelum HUT ke-75 RI atau pada Ahad, (16/8/2020) pukul 19.00 WIB. Dipandu langsung oleh Najwa Shihab, tayangan tersebut dibuka dengan perbincangan bersama Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti bukanlah nama yang asing bagi orang-orang Indonesia. Sebelumnya, Susi memegang jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan RI pada periode 2014-2019. Sosok yang dikenal sebagai menteri favorit dan populer pada masanya itu berbagi soal dunia kemaritiman Indonesia dalam tayangan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Susi mencoba merefleksi dari pengalamannya sebagai aparat negara. Rasa kepeduliannya dengan lingkungan khususnya dunia maritim Indonesia terus terbawa bahkan ketika menjabat sebagai menteri. Menurutnya, ketika menjadi menteri ada rasa keinginan menjaga lingkungan agar generasi penerus bangsa masih bisa merasakan kekayaan alam Indonesia.

Perbincangan dengan Susi Pudjiastuti (kanan) pada sesi pertama #BertemuIndonesia.
info gambar

"Saya sebelum menteri sudah peduli dengan lingkungan, terutama lingkungan bahari," ucap Susi. "Saya menjabat bukan meninggalkan nama atau apa, tetapi legacy (warisan) untuk anak-anak bangsa. Nothing more (Tidak lebih dari itu). It's heritage to our children (Ini adalah peninggalan untuk anak-anak kita). Hakikat kita hidup untuk menjaga dan mendidik agar anak cucu kita mempunyai kewajiban keberlanjutan kehidupan kita."

Susi juga mengajak pentingnya mengonsumsi hasil perairan Indonesia. Harta kekayaan kelautan Indonesia dinilai Susi bermanfaat bagi gizi anak-anak.

"Saya ajak yuk, saya ajak semua yang mengerti bahwa negara harus melindungi sumber daya alam terutama yang renewable, yang bisa terus menerus ada dan banyak, kalau kita jaga. Kalau tambang, minyak, akan habis, tapi kalau perikanan, garam maupun laut, ikan akan terus ada. Ikan akan menjadi sumber (gizi) penting bagi anak-anak kita. Untuk menaikkan otak (IQ) anak-anak Indonesia menjadi 90," katanya.

"Protein tidak didapat dari beras. Protein itu didapat dari laut, sungai. Karbo (karbohidrat dalam beras/nasi) itu bikin kita ngantuk, bikin kita gendut. Kurangi makan karbo, perbanyak makan ikan. Omega membuat IQ kita cepat."

Sebuah pesan juga diberikan Susi, terutama bagi anak-anak muda agar tetap menjaga lingkungan dan meningkatkan empati pada masa pandemi Covid-19. "Kita (Indonesia) penyumbang sampah plastik di dunia," kata Susi mencoba mengingatkan. "Mengurangi sampah plastik dengan mengurangi pemakaiannya di kehidupan sehari-sehari. Memperbanyak kepedulian pada masa pandemi ini bagi anak-anak yang work from home. Share your knowledge (bagikan pengetahuanmu, share opportunity (bagikan peluangmu), share anything that you can (bagikan apapun yang kau bisa lakukan), untuk mempermudah masyarakat pada masa-masa sulit seperti saat ini. Sesuai dengan Pancasila, kemerataan, gotong royong," jelasnya lagi.

Ketika ditanya seperti apada pandangannya tentang Indonesia saat ini dalam bentuk "orang", Susi menjawab: "Seperti wanita cantik elegan tapi bajunya tidak appropriate (tak cocok), kurang apik, jadi keindahan keeleganan jadi turun karena bajunya kurang baik. Tapi wujudnya cantik."

Spirit Indonesia dari Ahok

Sebagai keturunan etnis Tionghoa di Indonesia, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok, tidak memungkiri ada stigma negatif menyerang padanya. Ejekan kalau ia bukan pribumi sering dilontarkan padanya, sejak kecil hingga menjadi pejabat negara.

Identitasnya itu kemudian disinggung oleh Najwa. Dari situ, Ahok menjelaskan tentang diversitas Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha hingga kini. "Inilah bangsa Indonesia sesungguhnya," kata Ahok.

Selain itu ia juga menceritakan pesan-pesan penyemangat dari ayahnya. "Saya bilang ke bapak saya. Bapak saya bilang 'Tiongkok itu tempat nenek moyang kita, tapi tanah air kita di sini. Itu tanah leluhur kita. Kita mati dikurbu di sini. Makanya kita itu orang Indonesia. Kamu suatu hari nanti kamu bisa jadi pejabat untuk menolong orang miskin yang membutuhkan. Suatu hari kelak rakyat akan pilih kamu, memperjuangkan hak mereka. Karena rakyat juga punya nurani. Itu yang perlu kita yakini, Indonesia punya harapan," ujarnya.

Untuk anak-anak muda di dunia internet seperti saat ini, Ahok memberi pesan untuk lebih berhati-hati dalam bersikap, terutama di media sosial. "Yang penting saya sudah belajar di zaman digital ini, kita harus ingat semua yang kita lakukan, semua yang kita bicarakan itu tercatat. Mungkin bisa sampai ribuan tahun. Jadi untuk anak muda, hidup ini nikmatilah hari ini," jelas Ahok.

Berkarya di AS, NIKI Rindu Tanah Air

Penyanyi solo asal Indonesia, Niki Zefanya atau lebih dikenal NIKI mencuat namanya setelah lagunya dipakai dalam kampanye salah satu senator Amerika Serikat (AS), Bernie Sanders. Dalam sebuah video kampanye berdurasi enam detik tersebut, NIKI merasa sangat senang karena lagunya dipakai oleh seorang senator yang kini tengah bertarung dalam proses pencalonan presiden AS.

NIKI sendiri kini tinggal di AS, jauh dari Indonesia. Hal itu membuatnya sadar akan arti tanah kelahiran. Pengakuan itu disebut NIKI saat menjadi narasumber di acara virtual #BertemuIndonesia.

"Ngerasa enggak semakin jauh justru semakin kenal diri sendiri dan kenal kampung halaman?" tanya Najwa. NIKI yang kini menetap di Los Angeles, Amerika menuturkan turut merasakan hal itu. "Pastinya! Iya, sangat," aku NIKI.

Musisi Indonesia yang berkarier di AS, NIKI (kiri) turut berbagi kisahnya.
info gambar

NIKI lalu menguraikan perasaan yang dimilikinya selama pergi merantau untuk sekolah dan berkarier di Negeri Paman Sam. "Aku keluar dari Indonesia terus aku tinggal di sini, apresiasi aku untuk Indonesia itu berkembang dan benar-benar bertumbuh karena ketika kamu jauh, jarak membuat hati lebih mencintai, kan. Itu yang dimatakan orang-orang," ujar NIKI.

Kata pelantun lagu "Lowkey" itu, ia rindu teman, keluarga, hingga makanan Indonesia. "Tentunya tinggal di luar negeri membuat kamu melihat kamu berasal dari mana," tutur NIKI.

Ric Brian, Lebih Nyaman Bikin Lagu di Indonesia

Rapper asal Indonesia yang berkiprah di Amerika Serikat, Rich Brian turut muncul dalam perbincangan. Brian biasa dikenal fasih berbahasa Inggris, sehingga sebelumnya banyak pertanyaan apakah pemuda yang akan genap berusia 21 tahun pada September 2020 itu bisa berbahasa Indonesia atau tidak.

Tentu saja bisa. Brian menjelaskan ia tidak belajar di sekolah internasional, melainkan belajar sendiri di rumah lewat internet. "Aku belajar bahasa Inggris dari video-video Youtube," jelas Brian.

Sama seperti NIKI, Brian juga tinggal di AS - tepatnya Los Angeles - untuk berkarier. Saat ditanya apa yang membuatnya rindu dengan Indonesia, Brian mengaku salah salah satu yang dirindukannya adalah rumahnya. Rich Brian yang kini tinggal di Los Angeles ditanya apakah benar tempat terbaiknya untuk membuat lagu adalah Indonesia.

"Aku baca salah satu wawancara kamu, kamu bilang malah kamu bikin musik paling bagus tuh ngerasanya justru pas di Indonesia pas pulang?" tanya Najwa. Pemilik nama asli Brian Imanuel itu pun membenarkannya.

Rich Brian dalam acara virtual live Bertemu Indonesia di kanal YouTube Narasi.
info gambar

"Karena kayaknya gara-gara aku dulu pas pertama kali bikin musik yang sebelum aku kontrak sama 88Rising tuh aku bikin lagunya suka kayak di kamar sendiri. Itu kayaknya setiap kali aku balik ke Indonesia aku keingat rasanya yang pas sebelum semuanya terjadi dan kayak enggak ada tekanan sama sekali," jelas Rich Brian.

Karena tak ada beban yang memberatkannya, Rich Brian merasa hasil lagunya pun lebih apik. "Terus rasanya kalau enggak ada tekanan itu bikin musiknya jauh lebih santai. Pas lebih santai jadi lebih bagus menurutku," kata Rich Brian.

Rich Brian juga mengaku tidak terbebani dengan banyak anak muda yang menjadikannya sebagai role model atau panutan. Sebab, ia mengaku selalu jadi dirinya apa adanya baik dalam menciptakan lagu maupun tampil di media sosial.

Selain membicarakan kesan dan pesan untuk Indonesia untuk hari jadi ke-75, #BertemuIndonesia juga menggelar Lomba Virtual dan Karaoke Virtual yang dipandu oleh Reza Chandika dan Vidi Aldiano. Adapun pesertanya tiga kepala daerah, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, GUbernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tak berhenti sampai di situ, juga ada pertemuan dengan teman-teman komunitas pilihan dari Arisan Kebajikan yang akan mendapatkan bantuan dana hingga 100 Juta Rupiah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini