Tentang Live Broadcast, Trend Baru yang "Sedang Diganggu"

Tentang Live Broadcast, Trend Baru yang "Sedang Diganggu"
info gambar utama

Beberapa hari terakhir ini, kita melibat sebuah perdebatan baru di dunia maya Indonesia, di mana ada sebuah institusi yang menggugat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Institusi tersebut mengajukan uji materi soal UU Penyiaran dan menilai Pasal 1 angka 2 UU Penyiaran menyebabkan perlakuan berbeda antara penyelenggara penyiaran konvensional yang menggunakan frekuensi radio dengan penyelenggara penyiaran over-the-top ( OTT) yang menggunakan internet, seperti YouTube dan Netflix. Apabila gugatan itu dikabulkan, masyarakat baik perorangan maupun badan usaha, terancam tidak leluasa menggunakan media sosial, seperti YouTube , Instagram, Facebook dkk, untuk melakukan live streaming.

Penulis tidak akan membahas mengenai proses dan kronologi gugatan tersebut, namun akan sedikit menengok betapa dunia informasi digital kita punya 'mainan' baru, yakni live streaming. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh kita, satu dekade lalu.

Setahun terakhir, kita mulai sering melihat para pengguna sosial media Indonesia yang memanfaatkan fitur baru di berbagai platform sosial media, yakni live broadcast/streaming, baik itu Instagram Live, Facebook Live, maupun Youtube Live. Inilah trend baru berinteraksi dengan kawan, keluarga, dan follower/subscriber. Pemanfaatan fitur live streaming ini makin melonjak saat pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk di rumah saja. Apalagi, banyak brand yang kemudian memanfaatkan fitur ini untuk melakukan launching virtual akan produk-produk mereka, pun banyak event-event yang, karena mengikuti protokol kesehatan, hanya bisa dilakukan secara online.

Hal ini kemudian dibarengi dengan melonjaknya penggunaan fasilitas/aplikasi live streaming yang terintegrasi langsung ke platform sosial media, misalnya Restream, Streamyard, Zoom,OBS, Xsplit, dan banyak lagi. Menurut hemat penulis, tren 'live' yang sedang berlangsung saat ini sepertinya akan terus berlangsung bahkan saat pandemi berlalu, dan akan secara fundamental mengubah cara kita berinteraksi dengan banyak orang, dengan kawan, dengan calon klien, dengan publik, dengan follower, dan lainnya. Tentu kita menyadari betapa efisiennya melakukan webinar yang mampu menarik audience dari seluruh Indonesia, dan kemudian menyiarkannya secara live di platform sosial media, dan tersimpan secara digital untuk publik.

Munculnya platform live streaming ini akan makin banyak mendapatkan perhatian, seiring dengan kesadaran kolektif banyak orang tentang pentingnya di rumah saja dalam kenormalan baru.

Di seluruh dunia, dengan mudahnya diakses live streaming seperti sekarang, banyak industri menggunakannya untuk tujuan internal dan eksternal. Institusi pendidikan, perusahaan, pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan organisasi lain semuanya melakukan streaming langsung karena berbagai berbagai faktor. Secara luar biasa, live video membantu organisasi meningkatkan alur kerja mereka dan meningkatkan komunikasi, mendorong efisiensi secara keseluruhan.

Live streaming juga mengubah cara para siswa dan mahasiswa belajar. Menurut laporan Kaltura's 2019 State of Video in Education, 53 % lembaga pendidikan kini mulai me-livestreaming-kan berbagai konferensi, acara sekolah, dan juga kuliah-kuliah 'kelas'. Angka ini terus meningkat selama beberapa tahun terakhir dan diproyeksikan akan melonjak lebih tinggi lagi yang dipicu oleh merebaknya pandemi.

Dunia bisnis juga semakin banyak menggunakan webcasting untuk komunikasi skala besar. Bahkan, sejak dua tahun lalu, dalam laporan Kaltura’s 2018 State of Video in Enterprise menemukan bahwa 80 % perusahaan besar menyiarkan acara secara langsung. Perusahaan juga menggunakan live video untuk melakukan komunikasi internal, pelatihan karyawan, webinar, siaran acara langsung, dan bahkan rapat umum seluruh manajemen karyawan.

Demikian pula, organisasi perawatan kesehatan menggunakan video langsung untuk telemedicine, streaming konferensi, dan pelatihan staf. Di berbagai negara, rapat parlemen dan sidang pengadilan juga sudah di-livestream-kan . Ceramah-ceramah di masjid, gereja, dan berbagai tempat ibadah lain di berbagai tempat, juga sudah bisa dinikmati secara live, tanpa harus ke mana-mana.

Apakah Live Streaming adalah Masa Depan Sosial Media?

Menurut Live Stream, 80% pengguna internet lebih menyukai menonton video dibandingkan membaca tulisan/artikel. Lalu pada 2016 saja, sudah 81% pengguna sudah menonton livestreaming di berbagai sosial media dibandingkan pada tahun 2015.

Menurut DaCast, konten video menarik trafik 41% lebih tinggi dibandingkan dengan konten lain, dan mampu menjangkau audience 135% lebih banyak dibandingkan konten foto. Masih menurut DaCast, 92% pengguna internet mobile membagikan video di sosial media, lalu live streaming akan mendapatkan 114% lebih banyak views pengguna internet mobile dibandingkan konten-konten lain.

Research and Market memperkirakan bahwa industri live streaming akan mencapai $ 70 miliar pada tahun 2021, naik dua kali lipat lebih dibandingkan tahun 2016, yang mencapai $ 30,29 miliar. Bagi brand, pendapatan iklan dari streaming diharapkan mencapai $ 5 miliar pada tahun 2020. Live Streaming kini juga menjadi daya tarik baru bagi lebih banyak orang untuk membuat akun sosial media, maupun menambah frekuensi dan durasi mereka bersosial media.

Referensi:

“The State of Video in Education 2019.” Kaltura, September 4, 2019. https://corp.kaltura.com/resources/the-state-of-video-in-education-2019/.

“State of Video in Enterprise 2018.” Kaltura, September 4, 2019. https://corp.kaltura.com/resources/the-state-of-video-in-enterprise-2018/.

Caroline Golum Research. “Live Video Stats: What Consumers Want From Live Video.” Blog, July 27, 2020. https://livestream.com/blog/live-video-statistics-livestream.

Wilbert, Max. “FREE INFOGRAPHIC: Why Live Streaming Is the Future of Media for Your Organization or Business!” Dacast, July 10, 2020. https://www.dacast.com/blog/infographic-future-internet-live-streaming/.

Lipuma, James, and Cristo Leon. "E-GOALS criteria for Online Oral Presentations." E-Learn: World Conference on E-Learning in Corporate, Government, Healthcare, and Higher Education. Association for the Advancement of Computing in Education (AACE), 2019.

Markets, Research and. “Video Streaming Market Worth USD 70.05 Billion by 2021 - Online Video Streaming Has Increased Viewership 60% - Research and Markets.” PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring, June 29, 2018. https://www.prnewswire.com/news-releases/video-streaming-market-worth-usd-7005-billion-by-2021---online-video-streaming-has-increased-viewership-60---research-and-markets-300267717.html.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini