Benarkah Dewi Nawang Wulan Berasal dari Khayangan?

Benarkah Dewi Nawang Wulan Berasal dari Khayangan?
info gambar utama

Sekitar akhir abad ke-14, ada sosok pemuda bernama Jaka Tarub yang memiliki gelar Ki Ageng Tarub yang dianggap sebagai leluhur dari dinasti Mataram yang menguasai tanah Jawa. Menurut sumber dari masyarakat setempat, ditemukannya rerentuhan makam Jaka Tarub di desa Widodaren, Gerih, Ngawi yang menjadi bukti adanya pertemuan antara Jaka Tarub dengan Dewi Nawang Wulan.

Sosok Jaka Tarub sendiri disebut sebagai seorang yang gagah dan memiliki kesaktian, Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu di kawasan gunung keramat. Di gunung itu terdapat telaga yang berlokasi di desa Widodaren, Gerih, Ngawi. Pada saat itu dirinya melihat 7 bidadari yang sedang mandi.

Karena terpikat, Jaka Tarub pun mengambil salah satu selendang berwarna oranye yang sedang disampirkan. Ketika para bidadari tersebut selesai mandi, mereka berdanda dan ingin kembali ke khayangan. Salah satu bidadari bernama Nawang Wulan tidak bisa ikut kembali ke khayangan karena selendangnya yang menghilang.

Legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan | Foto: Wikipedia
info gambar

Ia pun akhirnya ditinggal oleh para temannya. Lalu, Jaka Tarub pun datang dan berpura-pura menolongnya. Dewi Nawang Wulan akhirnya ikut dengan Jaka Tarub, singkat cerita mereka berdua akhirnya menikah. Ini salah satu cerita legenda Jaka Tarub dengan 7 bidadari yang cukup populer di masyarakat Jawa, namun benarkah Dewi Nawang Wulan berasal dari khayangan?

Ternyata sosok Dewi Nawang Mulan bukanlah berasal dari khayangan bukan juga seorang bidadari, tapi merupakan perempuan cantik yang berasal dari tanah Sunda yang dikenal dengan tanah Prahyangan. Hal ini diungkap oleh Dhamar Shashangka dalam novel sejarah Sabda Palon, Tonggak Bumi Jawa.

Saat itu Jaka Tarub yang ditinggal istrinya, menceritakan kepada putrinya, Dewi Nawangsih yang sudah berusia 17 tahun. Kepada Nawangsih, Ki Ageng Tarub menyatakan ibunya berasal dari tanah Sunda. Putrinya terkejut, karena selama ini beredar di kalangan masyarakat ibunya seorang bidadari dari langit.

Dewi Nawang Wulan Lahirkan Raja Tanah Jawa

Tujuh belas tahun sebelum Nawangsih lahir, ada 7 wanita cantik bersama beberapa laki-laki datang dari prahyangan datang ke Tarub, sebuah perdukuhan terpencil yang berada di kawasan hutan lebat. Tujuh wanita ini adalah putri dari tiga orang brahmana yang tinggal di Prahyangan.

Ketiga brahmana itu bernama Danghyang Ragasuci, Danghyang Langlangwisesa, dan Danghyang Wulungan. Mereka semua mengaku memiliki ibu yang berasal dari Jawa. Jadi ketujuh wanita yang dikira berasal dari Khayangan ternyata memiliki darah Sunda-Jawa.

Mereka datang ke Jawa karena petunjuk ayah mereka, golongan brahmana. Menurut petunjuk gaib yang diterima, putri-putri mereka diperintah untuk menuju ke timur menuju tempat yang disebut amajang wulan tinaruban, artinya di bawah cahaya bulan dan dinaungi tarub.

Karena itu ketika ada pemuda yang mengaku sebagai Awuku Tarub, laki-laki yang mengantar para tujuh perempuan itu pun menjadi gembira, karena pengembaraan mereka berhasil. Karena itu sesuai wangsit, maka tujuh perempuan itu meminta pemuda bernama Jaka Tarub untuk memilihnya. Jaka Tarub akhirnya memilih Rara Purwaci yang merupakan nama asli Dewi Nawang Wulan. Namun, Rara Asri memilih untuk menemani sang kakak.

Jaka Tarub memilih untuk menyembunyikan identitas dua perempuan dari Prahyangan tersebut. Kenapa? Hal ini karena putri yang berasal dari brahmana yang menikah dengan ksatria, bahkan Joko Tarub identik berasal dari kaum sudra karena berasal dari desa terpencil.

Akan mengalami kesulitan karena aturan dalam Dharmasastra. Asal usul Rara Purwaci yang tidak jelas membuat masyarakat memperayai bahwa dirinya berasal dari khayangan. Jaka Tarub akhirnya memberi nama Nawang Wulan.

"Nawang Wulan berarti menatab rembulan, sebab biyangmu memang seperti rembulan yang memancarkan sinarnya dengan terang," jelas Jaka Tarub kepada Nawangsih yang sudah perawan.

Kelak Nawangsih menikah dengan Bondan Kejawen yang merupakan pangeran dari keling Majapahit. Petunjuk ghaib dari brahmana tersebut mulai menemukan titik terang.

Dari perkawinan dengan Bondan Kejawen dengan Nawangsih, lahir dari Ki Ageng Wonosobo, Ki Ageng Getas Pendowo, dan Dewi Roro Kasihan.Dari Ki Ageng Getas Pendowo, lahir Ki Ageng Selo berputra Ki Ageng Enis berputra Ki Ageng Pamanahan berputra Panembahan Senopati, Raja Mataram.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini