Realistis Saja, Ekonomi 2020 Memang Kelam Tapi Forecast 2021 Cemerlang!

Realistis Saja, Ekonomi 2020 Memang Kelam Tapi Forecast 2021 Cemerlang!
info gambar utama

Kabar kurang menggembirakan pernah disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, saat rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/9/2020), mengenai perkiraan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi ia mengungkapkan bahwa lembaga-lembaga keuangan dunia sudah mulai melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 ini.

Agak miris ketika melihat angka-angka perkiraan yang diungkapkan Sri Mulyani karena mayoritas proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh di angka negatif untuk sepanjang 2020 ini.

Seperti Asian Development Bank merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2,5 persen menjadi -1,0 persen. Data Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merevisi dari yang diperkirakan tumbuh 0,5 persen menjadi -0,3 persen.

Lalu Bank Dunia (World Bank) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di level 0 persen. Tadinya Bank Dunia memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia -3,5 persen hingga 2,1 persen di tahun 2020. Selain itu, ada Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang tadinya memperkirakan tumbuh 4,8 persen merevisi menjadi -3,9 persen hingga -2,8 persen.

Meski begitu, Sri Mulyani pernah mengungkapkan sebelumnya bahwa, ‘’Kami ingin menyampaikan ini sebagai ilustrasi bahwa seluruh lembaga-lembaga yang melakukan forecasting pun mereka menghadapi situasi uncertainty sehingga seluruh forecast dari indikator-indikator bersifat sangat dinamis,’’ ungkapnya dikutip dari laman Kemenkeu (22/06/2020).

Sedangkan pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan dan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 tumbuh antara -1,1 persen hingga 0,2 persen. Proyeksi ini dilihat dari perkembangan di bulan Juli dan Agustus dengan beberapa indikator yang ada.

Sebelumnya proyeksi angka pertumbuhan masih berpotensi berada dikisaran angka -0,4 persen hingga 2,3 persen. Ini melihat perkembangan ekonomi hingga Maret-April lalu. Meski proyeksinya menjadi menyempit, namun Sri Mulyani menegaskan bahwa angka pertumbuhan hanya mendekati angka 0 persen.

Bank Dunia Bilang Indonesia Tidak Akan Ada Gelombang Dua Pandemi

Prediksi Bank Dunia
info gambar

Dari seluruh lembaga-lembaga keuangan dunia yang merevisi proyeksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, terlihat hanya Bank Dunia yang tidak terlalu memandang negatif terhadap perekonomian Indonesia. Dengan hanya merevisi angka menjadi 0 persen.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahnonen, pernah mengungkapkan bahwa tidak hanya Indonesia yang terdampak, namun seluruh dunia. Pasalnya hingga menjelang kuartal terakhir 2020, pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi sebesar 5,2 persen.

Penyebab utama yang paling memengaruhi adalah kebijakan lockdown yang harus dilakukan di beberapa negara untuk bisa mengontrol pandemi. Imbasnya tingkat produk domestik bruto (PDB) negara-negara tersebut pun terpengaruh.

Apalagi dampak kontraksi yang tajam sangat dirasakan oleh negara-negara yang bergantung pada perdagangan global, pariwisata, ekspor komoditas, serta pembiayaan atau keuangan dari eksternal.

Meski begitu, terkait pandemi, Kahkonen memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan terbuka kembali per Agustus dan juga Indonesia berpeluang untuk tidak mengalami gelombang kedua pandemi. Asal, ‘’Jika ketiga asumsi yang digunakan berubah maka forecast berubah,’’ tuturnya dikutip Investor Daily dalam diskusi virtual Indonesia Economic Prospects, Kamis (16/7/2020) lalu.

Tiga asumsi atau tiga kunci yang dia lihat dari Indonesia adalah terkait soal pembahasan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, reformasi BUMN untuk menggalakkan investasi, serta akselerasi kebijakan pajak. Ketiganya ini perlu dibahas dan diperhatikan dengan baik-baik dan seksama oleh Indonesia.

Jika ketiganya ini mampu dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka Bank Dunia melihat secercah harapan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berpotensi pulih di tahun 2021 sebesar 4,8 persen dan meningkat lebih tinggi di tahun 2022 menjadi 6,0 persen.

Proyeksi Perekonomian Indonesia di Tahun 2021

Perkiraan Perekonomian Indonesia 2021
info gambar

Pada rapat paripurna Selasa (1/09/2020) lalu Sri Mulyani mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 mendatang berpotensi di level 4,5 persen sampai 5,5 persen. Alasannya adalah melihat dari berbagai lembaga pemeringkat internasional yang juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran tersebut.

‘’Rentang perkiraan yang cukup lebar terjadi pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional. Pada tahun 2021 IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih bahkan mencapai 6,1 persen. Sementara Bank Dunia memproyeksikan 4,8 persen dan Asian Development Bank adalah 5,3 persen,’’ ungkap Sri Mulyani dalam rapat tersebut.

Dengan mempertimbangkan empat hal, menurut Sri Mulyani proyeksi di angka tersebut masih dirasa realistis. Apalagi pemerintah sudah sepakat bahwa penanganan pandemi Covid-19 adalah kunci pemulihan ekonomi nasional.

Untuk diketahui, empat hal pertimbangan yang membuat pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,5 persen di 2021 adalah keberhasilan penanganan pandemi termasuk upaya riset vaksin dalam negeri, pemulihan ekonomi global yang juga dipengaruhi oleh penanganan pandemi, upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kepercayaan investasi, serta dukungan kebijakan fiskal yang mengarah pada counter cyclical.

Bank Indonesia bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang mencapai 4,8 persen hingga 5,8 persen. Sedangkan untuk pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang 2021, Bank Indonesia memproyeksikan berada di kisaran 13.900 per dolar AS sampai 14.700 per dolar AS.

Itulah sebabnya meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 ini mengalami kontraksi yang cukup tajam, namun jika penanganan pandemi Covid-19—yang menjadi kunci utama—dapat dilaksanakan dengan baik, maka Indonesia masih berpeluang untuk memulihkan ekonomi nasional ke jalur alamiahnya.

--

Sumber: Kementerian Keuangan | Investor Daily | Finance Detik

--

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini