Pulau Padar, Permata Labuan Bajo yang Diabadikan dalam Uang Rp50 Ribu

Pulau Padar, Permata Labuan Bajo yang Diabadikan dalam Uang Rp50 Ribu
info gambar utama

Permata kaya akan warna. Batuan mineral yang terbentuk dari proses geologi itu terbentuk dari satu atau gabungan beberapa komponen kimia. Proses pembentukan yang lama dan warnanya yang beragam membuat batuan mulia ini memiliki harga jual yang tinggi.

Namun dalam artikel ini GNFI tidak membicarakan batuan permata, melainkan sebuah pulau. Hanya saja sebelas dua belas dengan permata, pulau satu ini juga menyajikan warna yang indah dan berharga. Bukan dimiliki tentunya, tetapi untuk dikunjungi.

Nama pulau yang dimaksud ialah Pulau Padar. Letaknya berada di Indonesia bagian timur. Eksotis, itulah komentar banyak orang yang sudah pernah menjejakkan kakinya di pulau tersebut. Dengan keindahan alam yang tersaji itu, Pulau Padar menjadi salah satu ikon destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pulau Padar terlihat jauh bagi banyak kalangan, tetapi padahal sebenarnya ''dekat''. Alasannya pulau satu ini tergambar dalam salah satu mata uang rupiah yang mungkin saja disimpan di dompet kita semua.

Diapit "Sarang" Komodo

Ketika menyinggung ada tempat wisata apa di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, jawabannya terkadang tidak bisa jauh-jauh dari habitat asli hewan komodo (Varanus komodoensis), yaitu Pulau Komodo. Namun, sebetulnya hewan reptil raksasa tersebut juga bisa ditemukan di pulau lain, salah satunya di Pulau Rinca.

Lalu apa destinasi wisata di Manggarai Barat hanya sebatas melihat komodo di kedua pulau itu saja? Tentu saja tidak, masih banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi Kawan GNFI ketika ke sana, salah satunya ialah Pulau Padar.

Peta wisata di Labuan Bajo, Pulau Flores.
info gambar

Pulau Padar diapit oleh Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Luasnya hanya 2.017 hektare, sehingga menjadi yang terkecil di antara keduanya.

Tidak ada komodo di Pulau Padar. Menurut buku Komodo Dragons karya Anne Welsbacher, tidak adanya komodo di pulau tersebut berkaitan dengan kebakaran besar pada 1980-an. Saat itu api melahap tanaman dan hewan termasuk komodo. Mangsa-mangsa komodo pun banyak yang menjadi korban. Hasilnya, komodo yang selamat dari kebakaran kekurangan stok makanan. Beruntung komodo diberkahi kemampuan berenang yang menurut para ahli bisa mencapai sejauh 300 meter. Mereka pun berenang ke pulau-pulau lain demi bertahan hidup.

Seekor rusa timor sedang bersantai di pantai Pulau Padar.
info gambar

Sepasang rusa sedang berteduh di bawah dermaga kapal.
info gambar

Meskipun tidak ada komodo, Pulau Padar termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Memang tidak ada komodo, tetapi sejumlah hewan masih bisa ditemukan di pulau yang jaraknya sangat dekat dengan Pulau Rinca ini.

Ketika GNFI mengadakan kunjungan ke Pulau Padar bersama media nasional dan setempat serta Badan Otorita Pelabuhan Labuan Bajo Flores (BOPLBF) pada Sabtu (12/9/2020), beberapa ekor rusa menampakkan diri pada para pengunjung. Rusa berjenis rusa timor (Cervus timorensis) ini sedang asyik bersantai di pinggir pantai dan di bawah dermaga.

Pengjung Pulau Padar

Papan pemberitahuan mengenai poin-poin yang harus dipatuhi pengunjung Pulau Padar.
info gambar

Karena tidak ada sungai atau mata air tawar untuk minum bagi para rusa, timbul pertanyaan dari GNFI, dimanakah mereka mendapatkan asupan cairan bagi tubuhnya? ''Minum air laut, mereka sudah beradaptasi,'' terang warga Pulau Flores yang bertugas di BOPLBF, Karel, pada GNFI. Rusa-rusa timor ini cukup bersahabat asalkan kita mendekatinya secara perlahan.

Pantai Pink, Putih, dan Hitam Bersanding dengan Birunya Lautan

Menuju ke Pulau Padar akan sangat bagus berangkat pada waktu dini hari. Bertolak dari Kota Labuan Bajo, Kawan GNFI mesti menggunakan kapal speedboat atau pinisi dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 3-4 jam.

Tangga yang curam di Pulau Padar.
info gambar

Menuju ke Pulau Padar akan sangat bagus berangkat pada waktu dini hari. Bertolak dari Kota Labuan Bajo, Kawan GNFI mesti menggunakan kapal speedboat atau pinisi dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 3-4 jam.

Lanskap lukisan alam terdapat di Pulau Padar. Sesampainya di sana, keindahan pantai putih terhampar di dekat dermaga kapal.

Hanya saja menikmati keindahan sejati Pulau Padar kita mesti berkorban lebih, yakni harus menaiki tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Tidak hanya tanjakan, tantangan lainnya ialah cuaca di Pulau Padar yang biasanya esktra panas terutama pada siang hari. Belum lagi vegetasi yang tumbuh hanyalah rerumputan, jarang ada pohon rindang untuk berteduh.

Keindahan pantai beda warna di Pulau Padar.
info gambar

''Jangan memaksakan diri mencapai puncaknya,'' terang Humas Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Muhammad Ikbal Putera, yang ikut dalam perjalanan. Rasa haus juga menjadi tantangan lain. Maka dari itu Ikbal selaku pemandu mengingatkan agar membawa minuman ke Pulau Padar.

Mendaki bukit Pulau Padar yang memiliki tinggi hampir sekitar 300 meter lebih tentu menguras tenaga. Semakin berat karena anak tangganya habis sebelum mencapai puncaknya. Dataran berpasir licin dan curam membuat kita mesti berhati-hati. Kalau tidak awas, jelas bisa celaka.

Pantai Pink di Pulau Padar.
info gambar

Namun, jika tetap berani mendaki sampai ke atas, pemandangan yang lebih indah memanjakan mata akan tersaji. Pantai berpasir beda warna pun bisa dilihat dengan mata telanjang dari atas. Pantai pasir putih di bagian selatan, hitam di utara, dan pink (merah muda) di timur laut pulau.

Pantai pasir putih sudah biasa kita jumpai, tetapi bagaimana yang hitam dan pink? Apa penyebabnya?

Menurut beberapa sumber, pantai berpasir hitam berasal dari batuan vulkanik yang ada di sekitar. Pantai satu ini juga bisa ditemukan di sejumlah pantai di luar negeri seperti di Hawaii dan California, Amerika Serikat.

Sementara itu pantai pasir pink disebut-sebut merupakan pantai terlangka di dunia. Menurut masyarakat setempat, ikan kakatua yang gemar memakan koral/karang lunak (octocorallia) berwarna kemerahan di perairan sekitar berperan besar menyajikan keindahan pantai ini. Ikan kakatua menggiling karang ketika makan dan setelah mencerna isi yang dimakan, mereka mengeluarkan sisa makanan berupa pasir, yang kemudian dapat diangkut ke garis pantai pulau yang berdekatan, dan itulah yang menyebabkan pasir pantai di pulau tersebut menjadi pink.

Pulau Padar dalam Uang Rp50 Ribu

Pulau Padar kecil, tetapi banyak pesonanya. Media dan perusahaan travel besar Atlas Obscura bahkan memasukkan pantai Pulau Padar dalam kategori 10 pantai yang unik.

Karena berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, Pulau Padar juga menjadi sorotan karena diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Namanya pun sejajak dengan dengan Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Gili Motang yang area datarannya lebih besar.

Pecahan Rp 50 ribu yang ada Pulau Padar-nya.
info gambar

Sadar atau tidak, Pulau Padar "dekat" sama kita. Jika kita melihat saksama pada uang pecahan Rp 50 ribu terbitan 2016, terdapat pemandangan Pulau Padar di belakang tampilan gambar penari Legong, Bali.

Bagaimana, Kawan GNFI? Sudah ngecek uang Rp50 ribunya masing-masing? Semoga punya kesempatan berkunjung ke sana seperti GNFI ya.

Bagian dari Kawasan Wisata Super Premium

Kawasan wisata Labuan Bajo diproyeksikan menjadi destinasi wisata super premium pertama di Indonesia. Artinya, pembangunan pariwisata wilayah Kabupaten Manggarai Barat ini bakal dikebut dan dimaksimalkan supaya membuat turis nyaman dan jadi ladang devisa besar untuk negara. Pulau Padar dengan bentangan alamnya yang luar biasa termasuk menjadi perhatian pemerintah terkait perencanaan ini.

''Yang pasti tujuan dijadikannya Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium adalah untuk kesejahteraan masyarakat, devisa negara, dan untuk menjaga alam,'' ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama, yang melakukan kunjungan ke Labuan Bajo pada akhir tahun 2019 lalu.

Sejauh ini pulau yang juga dikenal dengan nama Gili Padar ini mempunyai fasilitas seperti spot diving, snorkeling, dan speedboat. Namun, karena menjadi bagian destinasi wisata super premium sejumlah infrastruktur siap ditambahkan, antara lain rest area dan sentra kuliner.

Kawasan wisata Pulau Padar buka setiap hari selama 24 jam. Adapun tiket masuknya hanya Rp 5 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp 150 ribu untuk turis asing.

Baca Juga:

---

Referensi: SuaraGEA | Anne Welsbacher, "Komodo Dragons" | Ahmad Suryadi, "Menelusuri Surga di Tanah Flores"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DI
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini