Bukan Dieng, Ini Distrik Terdingin di Indonesia

Bukan Dieng, Ini Distrik Terdingin di Indonesia
info gambar utama

Ketika Indonesia dikenal sebagai negara dengan paparan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, namun kondisi layaknya musim dingin seperti di Dieng, Batu, maupun Puncak yang dekat daerah ibu kota, ternyata tetap menambah keragaman Indonesia.

Tapi jika Kawan GNFI merasa bahwa Dieng adalah tempat terdingin di Indonesia hanya karena pernah mencapai suhu melebihi titik beku, Kawan GNFI harus tahu kalau ada sebuah distrik yang justru sepanjang tahun memiliki suhu yang dingin. Pada siang hari, suhu paling tinggi di sana hanya sekitar 15-20 derajat celsius, sedangkan pada malam hari suhu bisa mencapai 9 derajat celcius.

Inilah Distrik Mulia yang terletak di Kabupaten Puncak Jaya Wijaya, Provinsi Papua. Distrik Mulia atau bisa disebut Kota Mulia terletak di ketinggian 2.448 meter di atas permukaan laut. Luas distri ini sebesar 883 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 24 ribu jiwa.

Dengan letak di ketinggian itu, Distrik Mulia memiliki ketinggian yang hampir sama dengan kawasan Ranu Kumbolo di Gunung Semeru. Atau mendekati ketinggian puncak Gunung Prau di kawasan Dieng yang berada di 2.590 meter di atas permukaan laut.

Distrik Mulia adalah satu-satunya daerah dingin berpenghuni yang ketinggiannya dikelilingi pegunungan Jaya Wijaya atau Puncak Jaya di Papua. Pengunungan Jaya Wijaya sendiri merupakan puncak tertinggi pertama di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.

Buat Kawan GNFI yang penasaran ingin merasakan dinginnya Distri Mulia, perjalanan dapat ditempuh selama satu jam dari Kota Jayapura menggunakan pesawat kecil jenis Caravan yang hanya memuat sembilan penumpang.

Selain lewat udara, adal pula lewat darat. Hanya saja Kawan GNFI harus mempersiapkan fisik dengan baik. Pasalnya butuh waktu sampai 16 jam perjalanan dari Kota Jayapura. Terlebih lagi untuk menempuh jalur darat, jalan menuju Distrik Mulia pun masih berupa tanah dan bebatuan. Bahkan harus melewati pegunungan yang berbukit dengan jurang curam di sisi kiri dan kanan.

Berlindung di Rumah Honai

Rumah Honai Papua
info gambar

Jika Kawan GNFI sampai dan datang ke Distrik Mulia, Kawan akan menemukan salah satu arsitektur unik khas Papua, yaitu rumah hanoi. Hampir sebagian masyarakat di Distrik Muia akan menggunakan rumah adat hanoi dibandingkan rumah dengan berbahan semen.

Selain karena untuk melestarikan kearifan lokal, menggunakan arsitektur rumah hanoi juga menjadi alasan agar warga bisa menghangatkan diri. Tentu saja rumah hanoi dibuat tanpa jendela agar udara dingin tidak mudah masuk. Sementara bangunan yang menggunakan bahan semen hanya terlihat di perkantoran seperti kantor desa, puskesmas, sekolah, dan gedung pelayanan sosial lainnya.

Sekilas, rumah honai merupakan rumah mungil berbentuk jamur yang memiliki bentuk dasar rumah lingkaran dengan rangka kayu berdinding anyaman dengan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Tingginya hanya sekitar 2,5 meter saja dan rumah khas adat ini memang disebut-sebut sebagai kekayaan ilmu arsitektur hijau dari Papua karena menggunakan 100 persen bahan alami yang dapat diperbaharui.

Meskipun mungil, secara umum rumah honai memiliki dua lantai di dalam rumah dengan fungs yang berbeda. Lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan aktivitas keluarga lainnya. Jika suhu dingin di malam hari tidak dapat ditahan lagi, maka biasanya keluarga rumah tersebut akan membuat galian tanah di tengah-tengah rumah yang berfungsi sebagai tungku bara api untuk menghangatkan tubuh.

Secara adat, sebenarnya rumah honai hanya boleh dihuni oleh kaum laki-laki saja. Rumah untuk perempuan disebut rumah ebei. Dari bentuknya, tidak ada beda antara rumah honai dan rumai ebei. Hanya saja rumah honai yang diperuntukkan untuk laki-laki ukurannya memang lebih tinggi.

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah honai juga berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan perang atau berburu, terutama untuk anak laki-laki agar tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang kuat yang dapat melindungi sukunya. Tak jarang rumah honai juga dijadikan tempat untuk menyusun strategi perang serta menyimpan simbol-simbol dan peralatan warisan leluhur.

Letak Geografis yang Membuat Papua Jadi Titik Terdingin di Indonesia

Papua, Titik Terdingin di Indonesia
info gambar

Distrik Mulia bisa jadi dinobatkan sebagai tempat terdingin di Indonesia, namun sebenarnya Papua memiliki titik-titik terdingin lainnya dan dinobatkan sebagai daerah atau provinsi terdingin di Indonesia. Ini karena Papua memiliki kawasan pegunungan yang menjulang tinggi.

Dari sepuluh gunung yang ada di Indonesia, lima gunung tertinggi di Indonesia ada di tanah Papua. Masing-masing tinggi gunung tersebut berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.

Pertama, Puncak Jaya atau kerap disebut sebagai Cartenz Pyramid yang berlokasi di Kabupaten Mimika. Puncak Jaya merupakan gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Tingginya Puncak Jaya juga membuat gunung ini masuk dalam daftar tujuh puncak gunung tertinggi dari tujuh benua di dunia. Serta masuk sebagai kawasan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Kedua, Puncak Mandala di Kabupaten Pegunungan Bintang dengan ketinggian 4.760 meter di atas permukaan laut. Ketiga, Puncak Trikora di Tagineri, Kabupaten Jaya Wijaya dengan ketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut. Keempat, Puncak Valentiyn di Kabupaten Yahukimo dengan ketinggian 4.453 meter di atas permukaan laut. Kelima, Pegunungan Hens di Beoga, Kabupaten Puncak, dengan ketinggian 4.061 meter di atas permukaan laut.

Jadi, tak heran kan kalau Papua merupakan daerah paling dingin di Indonesia. Kawan GNFI ada yang sudah pernah ke Papua?

--

Sumber: SWAmedium.com | Indonesia.go.id | Jeda.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini