Bermimpi Lewat Virtual Heritage, Pergi Berwisata Kemudian

Bermimpi Lewat Virtual Heritage, Pergi Berwisata Kemudian
info gambar utama

Lagi-lagi akibat pandemi Covid-19, mobilitas dan perjalanan setiap orang sangat terbatas. Hal ini tentu saja sangat memukul industri pariwisata, khususnya wisata tematik berbasis budaya yang seolah hibernasi di tengah situasi dan kondisi serba sulit akibat pandemi.

Tapi akan selalu ada hikmah di balik kekurangan dan keterpurukan. ‘’Justru di pandemi ini, dalam banyaknya webinar dan Zoom Meeting, kami dipertemukan dengan komunitas-komunitas yang justru dengan segala keterbatasannya itu secara konsisten gigih berjuang dalam melindungi, melestarikan, dan mengembangkan budayanya di masing-masing daerah,’’ ungkap Julius Bramanto, Co-Founder dan CEO Traval.co pada konferensi pers virtual, Traval Virtual Heritage 2020.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Traval.co memang bekerja sama untuk tidak tinggal diam dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Bertemu dengan para pahlawan lokal dari delapan titik yang tesebar dari barat hingga timur Indonesia ini bisa menjadi langkah awal untuk tetap menghidupkan pariwisata Indonesia dengan segala kekayaan kelokalannya.

‘’Kita selalu membayangkan Indonesia itu seperti karangan bunga yang sangat indah. Di masing-masing suku, masing-masing budaya, ibarat sekuntum warna yang indah, masing-masing punya warna yang berbeda, tekstur yang berbeda, bahkan harum yang berbeda,’’ jelas Julius.

‘’Bayangkan jika satu per satu bunga itu dirangkai menjadi suatu rangkaian yang indah secara sinergis dan secara harmonis. Itulah tugas kita sebenarnya sebagai warga Indonesia untuk merangkai itu. Merangkai identitas budaya Indonesia,’’ lanjutnya.

Itulah yang menjadi visi pada akhirnya live experience berwisata melalui Traval Virtual Heritage 2020 segera dilaksanakan dengan menjalin kerjasama antara Traval dan Kemenparekraf.

‘’Kita lihat sekarang terjadi perubahan kea rah digital dan digital itu suatu niscaya yang harus kita, Kemenparekraf lakukan ke depan. Model-model seperti ini, baik hybrid maupun virtual seperti ini, akan menjadi tren. Itu artinya konten-konten yang akan menentukan,’’ kata Rizki Handayani, Deputi 5 Kemenparekraf yang juga hadir dalam konferensi pers virtual tersebut.

Rizki menilai bahwa suatu saat sebuah perjalanan wisata tidak hanya sebatas perjalanan saja, tetapi perjalanan itu akan membawa sebuah kisah. ‘’Jadi, kita akan dapat knowledge dalam suatu perjalanan. Bisa engage dengan komunitas yang ada. Itu akan menjadi modal kita ke depan,’'

Perjuangan 8 Local Heroes

Local Heroes Virtual Heritage
info gambar

Tidak mudah memang para komunitas yang diwakili oleh delapan pahlawan lokal ini menghadapi perubahan dampak dari pandemi. Namun dengan gigih mereka tetap konsisten untuk terus menyebarluaskan nilai-nilai budaya dan menginformasikan kekayaan lokal di daerah mereka kepada masyarakat di Indonesia.

‘’Memang tantangan kami melakukan virtual hertage adalah ketika listrik padam tanpa pemberitahuan. Meski begitu saya akan tetap bicara tentang Komunitas Lakoat Kujawas, salah satu komunitas warga berbasis masyarakat adat yang ada di Pegunungan Mollo. Bagi yang belum tahu, kami ada di Pulau Timor bagian tengah,’’ ungkap Dicky Senda sebagai perwakilan dari Komunitas Lakoat Kujawas.

Dicky Senda dari Komunitas Lakoat Kujawas adalah salah satu pahlawan lokal yang sedang gigih memperkenalkan dan menginformasikan kekayaan lokal sebagai perwakilan dari Nusa Tenggara Timur. Nantinya bersama Dicky Senda, Kawan GNFI akan mengikuti sebuah perjalanan tentang Mnahat Fe’u Mollo Heritage Trail atau sebuah perjalanan menyusuri kebudayaan makan dan makanan masyarakat di Pegunungan Mollo.

Sedangkan tujuh pahlawan lokal lainnya, yaitu:

  • Komunitas Kayaka Humba di Sumba Timur yang diwakili oleh Inggrith, yang akan mengajak dan melihat Eksotisme Tenun Sumba.
  • Komunitas Hetika di Bangka Barat yang diwakili oleh Suwito Wu, yang akan mengajak untuk mengelilingi Rumah Mayor Bangka.
  • Komunitas Jabu Sihol di Pematang Siantar yang diwakili oleh Daniel Ompusunggu, yang akan mengajak dan berkeliling untuk Jabu Sihoi Experiencing Batak Culture. Nantinya Kawan GNFI akan merasakan bagaimana hidup dengan kultur Batak layaknya masyarakat lokal di sana.
  • Komunitas Rumah Cinta Wayang di Depok yang diwakili oleh Dwi Woro Retno, yang akan menghidupkan kembali Wayang Potehi yang hampir punah.
  • Komunitas Kasemsem Lasem di Rembang yang diwakili oleh Yulia Ayu, yang akan mengajak dan melihat proses Batik Tiga Negeri Lasem.
  • Komunitas Lepo Lorun di Maumere yang diwakili oleh Valentino Luis, yang akan mengajak dan melihat proses Tenun Ikat Sikka.
  • dan Komunitas Pulau Penyengat Kite di Tanjung Pinang yang diwakili oleh Raja Farul, yang akan mengajak Kawan GNFI untuk mengelilingi Pulau Penyengat, Taman Para Cendikia.

‘’Kami (Kemenparekraf) sangat mengapresiasi kepada para local heroes karena tetap semangat untuk menginformasikan. Kita bukan bicara soal mempromosikan ya, tapi menginformasikan para customer kita, wisatawan domestik kita untuk tetap connect dengan destinasi kita dan tetap mencintai budaya-budaya kita,’’ imbuh Rizki.

Rizki juga tidak menutup kemungkinan jika nantinya virtual tour ini bisa dikemas dalam Bahasa Inggris sehingga mampu menarik wisatawan mancanegara yang diundang secara resmi untuk mengikuti virtual tour heritage pada sesi selanjutnya.

‘’Marketnya bisa terus ditambah dengan adanya trip pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Sehingga kita bisa secara rutin mengadakan virtual tour seperti ini sehingga kita akan menemukan siapa market yang akan kita tuju,’’ jelasnya.

Bagi Kawan GNFI yang tertarik untuk mengikuti virtual tour ini, kawan bisa mendaftar melalui bit.ly/VirtualHeritage. Tenang saja, virtual tour ini gratis dan akan diadakan selama sebulan penuh mulai dari 26 September-25 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB setiap harinya.

Selain melakukan virtual tour, acara ini juga akan menggalang dana untuk kegiatan pelestarian budaya oleh delapan komunitas di atas. Kawan GNFI juga bisa berbelanja langsung produk-produk hasil industry kreatif lokal sehingga Kawan GNFI bisa turut mendukung perekonomian masyarakat setempat.

Dengan keikutsertaan Kawan GNFI, ini juga dapat memotivasi para pelaku usaha mikro kecil menengah untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas produknya. Kawan GNFI pun bisa turut membagikan pengalaman setelah mengikuti virtual tour ini untuk menarik banyak orang mendukung dan semakin mencintai kekayaan budaya lokal Indonesia.

‘’Ini tidak boleh berhenti. This is the time. Kita promote wisata budaya kita. Ini yang disebut dream now, travel tomorrow. Jadi ini membangun dream untuk kemudian melakukan perjalanan,’’ imbuh Rizki.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini