PPI Dunia Mendorong Rekonsiliasi Perdamaian Armenia dan Azerbaijan Sesegera Mungkin

PPI Dunia Mendorong Rekonsiliasi Perdamaian Armenia dan Azerbaijan Sesegera Mungkin
info gambar utama

18 Oktober 2020 - Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia yaitu ikut serta melaksanakan perdamaian dunia. UUD 1945 menjadi landasan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) bersama seluruh kelompok di 60 negara di dunia berkomitmen untuk turut serta menjaga perdamaian dan menolak setiap tindak kekerasan bersenjata yang merugikan kehidupan manusia.

PPI Dunia mendorong kontribusi pemuda dalam resolusi konflik mengingat empat puluh enam persen populasi dunia berusia di bawah dua puluh lima tahun.

Dalam realitas demografis ini, PPI Dunia melihat bahwa kaum muda memiliki potensi yang sangat besar dalam mempromosikan perdamaian dan pencegahan konflik.

Kami melihat anak muda sering diasosiasikan sebagai pemimpin masa depan, namun pada realitanya, mereka telah memimpin perubahan penting saat ini.

Di era globalisasi saat ini, anak muda memiliki nilai toleransi dan kohesi sosial yang sangat kuat untuk dapat mengembangkan solusi inovatif untuk perdamaian dan pembangunan bagi dunia. Resolusi Dewan Keamanan PBB 2250 bahkan telah mengakui kontribusi positif pemuda terhadap perdamaian.

PPI Dunia menyakini bahwa satu-satunya cara menuju kemakmuran adalah melalui keaktifan pemuda dengan menggunakan suara yang dimilikinya untuk menjaga perdamaian dan semangat persatuan. Hal demikian tidak terlepas dari globalisasi dan perdamaian harus berjalan beriringan dengan pelestarian nilai-nilai identitas budaya bangsa dan pada saat yang sama mengakselerasi pertukaran budaya internasional untuk meningkatkan rasa memiliki dan cinta di seluruh dunia.

PPI Dunia menentang sikap berdiam diri atau non-reaksi terhadap ketidakadilan, perang, dan penindasan terhadap hak-hak minoritas, perempuan, dan anak-anak korban perang membuat para pemimpin dunia diam. Selain itu juga mengharapkan dunia yang penuh dengan kedamaian tanpa perang dan perdamaian adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan demi nama kemanusiaan.

Ekskalasi yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan merupakan sesuatu yang merugikan perdamaian dunia. Kerugian materiil, kematian yang terjadi pada kedua belah pihak serta rusaknya hubungan antar negara adalah harga yang sangat mahal dan harus segera dihentikan.

Terlepas dari apapun alasannya, PPI Dunia mendorong rekonsiliasi antara Armenia dan Azerbaijan sesegera mungkin mengingat kedamaian tidak dapat diciptakan dengan paksaan, melainkan dicapai dengan pemahaman bahwa dunia tanpa perang adalah satu-satunya masa depan yang diharapkan semua pihak.

Koordinator PPI Dunia, Choirul Anam, yang membuka Virtual Discussion yang mengangkat tema "Undrstanding Armenia-Azerbaijan Conflict: Role of Indonesia and its youth" oleh OIC Youth Indonesia pada Minggu 18 Oktober 2020, menyampaikan "Dunia saat ini tidak membutuhkan sekumpulan superhero seperti Avangers. Dunia membutuhkan pemimpin yang mengedepankan perdamaian dan menentang segala macam jenis kekerasan perang".

Acara yang juga dihadiri oleh Duta Beaar Azerbaijan untuk Indonesia tersebut, menjadi momentum untuk mendorong perdamaian dan mengentikan gencatan senjata yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan. PPI Dunia memiliki sikap mendorong upaya rekonsiliasi dan perbaikan hubungan sesegera mungkin. Hal ini sebagai bentuk upaya PPI Dunia untuk ikut serta menciptakan perdamaian di seluruh dunia.

Penulis: Febi Eka Putri (Tim Redaktur Berita Kegiatan PPI Dunia)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini