Janji Kompensasi Kedua Belanda Untuk Anak Pejuang Pembantaian Westerling

Janji Kompensasi Kedua Belanda Untuk Anak Pejuang Pembantaian Westerling
info gambar utama

Pada Senin, 19 Oktober 2020 lalu, Belanda mengumumkan bahwa mereka akan membayar kompensasi kepada anak-anak Indonesia yang ayahnya dieksekusi oleh pasukan Belanda. Associated Press mewartakan bahwa keputusan ini menyusul keputusan pengadilan pada Maret lalu terkait pemberian kompensasi kepada janda dan anak-anak dari para pejuang 1946-1947 di Sulawesi Selatan.

Ya, ini disebut-sebut sebagai bentuk ‘’tanggung jawab’’ Belanda atas tragedi Pembantaian Westerling yang masih menjadi kenangan buruk bagi Indonesia. Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok dan Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld-Schouten memberitahukan dalam sebuah surat resmi parlemen Belanda bahwa Belanda tidak akan lagi mengajukan banding atas keputusan pengadilan bulan Maret.

Untuk itu mereka sudah membentuk skema klaim kompensasi kepada mereka anak-anak yang menjadi korban. Besaran jumlah kompensasinya adalah 5000 euro atau setara dengan Rp86,7 juta. Ini merupakan keputusan kedua dari pemerintah Belanda terkait Pembantaian Westerling.

Sebelumnya pada tahun 2013, pemerintah Belanda juga sudah memberikan ganti rugi terhadap keluarga korban pembantaian. Namun kali itu ditujukan untuk para janda. Tahun itu juga kali pertama Belanda menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas kejahatan yang dilakukan oleh tentaranya pada masa lalu.

Kala itu juga terbentuk Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) yang menjadi pendamping pengadilan kasus ini. Saat itu ada sepuluh janda korban yang menerima ganti rugi sebesar 27.000 dolar AS atau setara Rp277,6 juta per orang.

Pada tahun 2013 diketahui seharusnya ada 28 keluarga korban dan 135 anak korban yang harus diberi ganti rugi oleh Pemerintah Belanda. Hanya saja sempat keluar pernyataan bahwa Pemerintah Belanda tidak mau memberi ganti rugi kepada anak-anak korban sehingga yayasan KUKB memperjuangkan hal ini melewati jalur hukum.

Sejak 2009 yayasan KUKB memang sudah mulai memperjuangkan dan menyelidiki kasus yang merugikan ini. Sehingga akhirnya baru pada tahun 2013 pemerintah Belanda sudah melakukan permintaan maaf terbuka dan memberikan jumlah ganti rugi.

Memang butuh 67 tahun untuk Belanda mengungkapkan maafnya secara terbuka sejak ketuk palu tahun 1954 Dewan Menteri yang menuntut Westerling kala itu.

Meski begitu jumlah korban Pembantaian Westerling juga masih menjadi kontroversi. Pasalnya diketahui bahwa sebenarnya jumlah korban Westerling di Sulawesi Selatan mencapai angka 40.000 jiwa dan angka ini yang selalu diingat dan terngiang oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

Tirto mengisahkan bahwa di Sulawesi Selatan ada sejumlah nama daerah seperti Jalan 40.000 Jiwa, Monumen 40.000 Jiwa, dan Batalyon 40.000 Jiwa untuk mengenang sejarah kelam perjuangan masyarakat Sulawesi Selatan itu.

Angka ini masih kerap diperdebatkan karena dianggap aneh kalau selama selama tiga bulan, Westerling mampu memakan korban sejumlah itu di kota kecil. Pada laporan Associated Press menyebutkan bahwa sebagian besar sejarawan Belanda hanya memperkirakan sekitar 1.500 orang yang tewas dalam tragedi itu.

Kisah Raymond Westerling, Si Kapten Muda yang ‘’Disegani’’ di Belanda

Pembantaian Westerling
info gambar

Bukan tanpa alasan jika Raymond Pierre Paul Westerling mendapatkan jabatan kapten di usianya yang baru 27 tahun saat itu. Awalnya gaya kepemimpinannya karismatik, namun seiring perang yang memanas, Westerling semakin tidak bisa membedakan batas jika memang awalnya ingin mengeksekusi siapapun orang Indonesia yang ikut memperjuangkan hasil kemerdekaan Indonesia.

Belum terbukti, asal dia curiga, maka nyawanya tidak akan selamat. Westerling semakin brutal. Memasuki kampung-kampung kecil di seantero Sulawesi Selatan untuk mencari gerilyawan, Westerling dan pasukannya menggiring mereka ke tanah lapang, menginterogasi, meneror, lalu menembak dari jarak dekat. Bahkan menyiksa hingga tewas.

Aksi yang dikenal sebagai 123 Depon Special Troops itu bisa dibilang hingga kini masih membawa kenangan buruk bagi Indonesia. Bahkan saat hendak diadili, pihak Belanda sempat menyelamatkan Westerling dengan kabur ke Singapura dan Belgia sebelum sampai ke kampung halamannya di Belanda.

Setelah kejadian itu, dikisahkan Tirto, Westerling semakin menjadi orang yang disegani di kemiliteran Belanda. Westerling menjadi salah satu orang yang memiliki nama besar dalam sejarah pasukan khusus Belanda. Nama ‘’besar’’ itu juga hingga kini masih diingat oleh banyak orang Indonesia.

Bahkan kalau mengetahui setiap detil peristiwa pembantaian itu, tak sedikit bulu kuduk orang yang mendengarkannya berdiri. Apalagi membayangkan bagaimana brutalnya Westerling jika benar bahwa jumlah korban jiwa yang melayang mencapai angka 40.000.

--

Sumber: Associated Press | Tirto | Kompas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini