Siap Dipasarkan, PT INKA Uji Coba Bus Listrik E-Inobus

Siap Dipasarkan, PT INKA Uji Coba Bus Listrik E-Inobus
info gambar utama

Kendaraan listrik merupakan salah satu tren terbaru, dan dinilai mengikuti perkembangan zaman serta ramah lingkungan. Sejumlah produsen otomotif pun kini berlomba-lomba untuk turut menghadirkan kendaraan listrik, dalam jajaran produk terbarunya.

Setelah TransJakarta yang memperkenalkan bus listriknya melalui uji coba beberapa waktu lalu, kini PT INKA juga turut menghadirkan bus listrik, yang rencananya akan dipasarkan di Indonesia.

Bus listrik itu merupakan hasil kerjasama PT INKA (Persero) dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus. Adalah Karoseri Piala Mas asal Malang yang ditunjuk sebagai mitra pembuatan bodi bus listrik.

Bus yang dinamai E-Inobus itu sebelumnya telah melakukan uji landasan pada 13 Agustus 2020, dan telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) yang berlokasi di Cibitung, Jawa Barat.

Dalam waktu dekat PT INKA berencana memasarkan produk bus listrik E-Inobus untuk area dalam negeri seperti untuk kebutuhan PT Transjakarta, dan untuk area luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC), yang sudah tertarik dan telah mencoba produk ini.

Perbandingan dengan bus diesel

Lewat uji coba yang dilakukan tersebut, seperti dipapar laman Mobil Komersial, tentu ada sejumlah hal yang menjadi keunggulan bus listrik ini ketimbang bus dengan mesin diesel biasa.

Pertama soal sumber tenaga, bus listrik ini bakal 58 persen lebih efisien dibanding bus diesel, itu dilihat dari pemakaian listrik E-Inobus dari hasil uji lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km.

Kemudian soal pemeliharaan bus listrik yang diklaim lebih efisien sebesar 49 persen ketimbang bus diesel. Lain itu, tingkat kebisingan pada bus listrik jauh lebih baik (rerata 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rerata 85 dB).

Soal waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterai bus listrik ini dari nola sampai penuh (100 persen), diperlukan sekira 3-4 jam.

Diharapkan, bus listrik yang menjadi pilot project PT INKA ini dapat menjadi alternatif baru, sebagai armada bus terutama bagi perusahaan pengelola bus rapid transit dalam kota, sehingga bus yang dipergunakan adalah bus yang ramah lingkungan.

Mendukung industri atau sekadar tren?

Jika sebelumnya Transjakarta telah sukses menggelar uji coba kendaraan bertenaga listrik (KBL), bagi sebagian pihak, ternyata KBL bukanlah obat mujarab dari berbagai persoalan yang ada di jalan raya. Bahkan, KBL bisa menimbulkan masalah baru. Tentunya jika tak ditopang infrastruktur yang baik.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nagoi, mengungkapkan kekhawatiran kemunculan KBL dapat menggerus industri otomotif dalam negeri yang sudah berdikari, bahkan menjadi industri andalan ekspor.

''Dengan perubahan ini berbahaya, kalau kami tidak siap, bisa-bisa Indonesia menjadi pasar saja. Kami hati-hati memperhatikan keputusan pemerintah mengeluarkan Perpres,'' katanya dalam Bisnis.com.

Dia sangat khawatir industri dalam negeri tidak siap dengan kondisi ini, dan kendaraan listrik jenis mobil akan diimpor dari luar negeri.

''Jangan sampai kami melakukan pemutusan hubungan kerja semua orang, ini tidak bagus untuk kita,'' tandasnya.

Nangoi mengungkap, pihak Gaikindo beserta para pelaku industri bersikap hati-hati dan segera melakukan negosiasi dengan pemilik merek untuk mengetahui spesifikasi kendaraan listrik dari masing-masing negara.

Proyeksi kendaraan listrik di Indonesia

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan bakal ada 2,73 juta kendaraan listrik pada tahun 2021, dengan kebutuhan stasiun pengisian sebanyak 170 ribu unit di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, jumlah itu diprediksi akan bertambah kuantitasnya saban tahun.

Sementara untuk proyeksi kendaraan listrik hingga 2030, pemerintah memperkirakan bakal ada 7,46 juta kendaraan listrik dengan kebutuhan stasiun pengisian mencapai 530 ribu unit. Demikain tulis Katadata.

Proyeksi kendaraan listrik

Soal jumlah stasiun pengisian listrik umum (SPLU) yang saat ini ada di Indonesia, tercatat sampai saat ini berjumlah 7.149 unit yang tersebar di 3.348 lokasi.

Sedangkan untuk jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), ada sebanyak 16 unit. SPKLU itu tersebar di 10 lokasi dan terpasang di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini