Menggambarkan Senyum Indonesia Melalui Mata Lensa

Menggambarkan Senyum Indonesia Melalui Mata Lensa
info gambar utama

Kawan GNFI, siapa yang tak ingin mengabadikan momen indah dalam benak? Tentunya semuanya ingin, bukan. Tapi ada beberapa orang yang hanya ingin menyimpan momen indah tersebut dalam kepalanya saja, namun ada juga sebagian lainnya yang menyimpan momen indah itu dalam bentuk visual, pada selembar foto misalnya.

Bahkan, satu buah foto bisa menggambarkan seribu cerita yang sama baiknya dengan artikel cerita, meski tentunya keduanya memiliki kalangan penggemar tersendiri. Namun keduanya semirip atau berkaitan erat, yakni ingin menyampaikan sebuah cerita kepada siapa saja yang menikmatinya.

Berbicara soal foto, tentu kita akan membicarakan soal masa lalu, memori, momentum, bahkan rekam jejak. Oleh sebab itu, tak berlebihan memang jika fotografi menjadi sebuah industri yang menjanjikan, karena mengedepankan soal rasa dan memori.

Industri fotografi di Indonesia memang terus berkembang, nama-nama besar fotografer Indonesia pun banyak yang tenar hingga mancanegara. Sebut saja Darwis Triadi, Roy Genggam, Oscar Motuloh, Arbain Rambey, hingga Heret Frasthio.

foto oki arisandi di markas besar PBB, new york, AS
info gambar

Jika merujuk satu nama lagi, ada Andika Oky Arisandi, fotografer muda yang fotonya terpampang di markas besar PBB di New York, AS, pada 2020. Fotonya yang terpampang itu adalah bagian dari 75 foto terpilih dari kontes foto #TheWorldWeWant dalam rangka hari jadi PBB yang ke-75, dan menyingkirkan 50.000 lebih foto dari seluruh dunia yang dikurasi oleh PBB.

Ia juga merupakan anak muda yang pernah mendapatkan penghargaan juara favorit foto yang diselenggarakan APEC dan Qatif Qatar di 2017.

Lantas, bagaimana Oky--sapaan akrabnya--bisa begitu tertarik dengan industri fotografi, terkhusus menceritakan keindahan alam dan budaya Indonesia? Berikut ceritanya, kawan.

Potret senyum Indonesia

foto oky arisandi
info gambar

Baginya, fotografi selain sebagai hobi adalah sebagai bentuk rasa cintanya kepeda negerinya, Indonesia. Dalam laman Magnificentworld, ia menutur bahwa kecintaannya kepada alam dan budaya Indonesia membawanya melakukan perjalanan keliling Indonesia dan bertemu dengan orang-orang yang luar biasa.

''Saya khususnya menikmati memotret orang karena manusia memiliki rentang emosi yang begitu dalam, yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, entah itu perasaan bahagia atau sedih. Berinteraksi dengan rekan senegara saya dan mendengarkan cerita mereka adalah hal yang paling saya sukai,'' demikian tulisnya.

Lain itu, ia juga menutur bahwa sebagian besar hasil fotonya didasarkan pada menangkap momen-momen kebahagiaan. Ia selalu mencari senyuman, perasaan gembira, atau percikan di mata permainan spontan, yang dilakukannya di tengah petualangannya dari satu daerah ke daerah lainnya.

''Jika Anda bertanya kepada saya apa yang membuat orang Indonesia begitu bahagia? Saya akan mengatakan bahwa menjalani hidup sederhana di pedesaan atau di pulau surga tanpa beban dan kebisingan kota, ada hubungannya dengan itu.''

oky arisandi fotografi
info gambar

Kagum dengan pesona Indonesia, nyatanya bukan hal baru bagi Oky. Ia menceritakan dalam obrolan dengan penulis, Jumat (23/10/2020), bahwa sejak kecil ia memang menyukai alam. Baginya, berinteraksi dengan alam menciptakan keasyikan dan ketentraman jiwa tersendiri, dan rasa itu terus dirawatnya sampai sekarang.

Hingga pada akhirnya, kesukaannya memotret soal keindahan alam Indonesia dan foto-foto bertemakan human interest pada 2013, membawanya sebagai fotografer profesional.

"Saya keluar dari pekerjaan saya, dan mulai menekuni fotografi secara profesional pada 2018. Dan untuk memperkenalkan foto-foto saya, saya memanfaatkan media sosial instagram serta berjejaring," aku pria yang menetap di Blitar, Jawa Timur, ini.

Membangun momen dramatis

foto dengan konsep candid
info gambar

Untuk memperkuat foto-fotonya itu, Oky memang mengaku mencari momen-momen yang bisa bercerita secara dramatis. Tak heran, jika kawan GNFI lihat foto-foto Oky di akun instagram miliknya @okyarisandi, semuanya dramatis dan memesona.

Guna membuat foto yang bagus dan memiliki cerita, tentunya Oky dituntut meramu konsep yang tepat. Karenanya, tak heran sebelum ia memotret, terlebih dulu ia memikirkan konsep dan melakukan riset atas lokasi dan objek yang ia nilai tepat untuk diabadikan.

"Secara konsep tentunya ada dua. Yang pertama konsep candid, dan yang kedua tentu dengan penanganan khusus. Tak sedikit potret yang awalnya candid, menjadi foto yang di-remake ulang (terkonsep secara detail), sehingga menjadi foto yang kuat secara karater,'' bebernya.

Khusus untuk konsep dengan penanganan khusus, biasanya Oky dan tim berkomunikasi dengan objek (orang yang menjadi target foto) untuk beraktivitas senatural mungkin, agar sisi orisinalitasnya tak hilang.

''Itu untuk menjaga karakter dan tentunya orisinalitas gesturnya,'' tambahnya lagi.

Oleh sebab itu, sambungnya, untuk pemotretan bertemakan human interest yang kebanyakan ia lakukan di pedesaan, ia tak pernah memakai jasa model, tapi hanya menggunakan jasa penduduk lokal--yang kemudian ia berikan imbalan.

foto oky arisandi
info gambar

Sementara untuk mendapatkan momen foto yang dramatis, selain mengandalkan indahnya cahaya matahari dan waktu yang tepat, Oky dan tim juga membuat efek-efek semirip kabut asap.

''Ide itu muncul, ketika ternyata ada beberapa foto yang diberikan efek itu nampak lebih punya cerita dan dramatis. Soal teknis bagaimana menyebarkan kabut asap tadi, saya punya tim sendiri. Yang pasti, kabut-kabut asap tadi tak boleh membuat objek menjadi merasa tak nyaman,'' ungkapnya.

Tentu kesemuanya ia lakukan dengan proses yang tak sebentar. Perlu ide di luar kebiasaan (out of the box) agar foto yang ia ciptakan mampu bercerita, dan pesan dari foto tersebut tersampaikan.

Menciptakan ekosistem

Dalam sebuah diskusi webinar bertema ''Berjejaring, berkomunitas: bercerita tentang Indonesia'' yang diselenggarakan GNFI dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rabu (21/10), Oky juga bercerita bagaimana ia membangun komunitas serta berinteraksi dengan banyak orang untuk menyuarakan keindahan Indonesia melalui foto.

Bagi Oky, penting kiranya untuk membangun interaksi dengan berbagai pihak agar visi dan misi yang ia inginkan berjalan sesuai dengan jalur yang benar. Ia juga menceritakan bahwa untuk membangun interaksi itu, dibuatah komunitas Insan Indonesia (@insan_indonesia) dan Kampung Nusantara (@kampung_nusantara).

komunitas insan indonesia
info gambar

Insan Indonesia merupakan komunitas fotografi yang bertemakan human interest, street, urban, portrait, dan kategori "People" lainya. Nah, jika kawan GNFI tertarik dengan kategori fotografi yang disebutkan di atas, boleh bergabung.

Sementara Kampung Nusantara adalah komunitas berbasis bisnis mentoring dan wisata fotografi. Saban bulannya--sebelum pandemi--Oky kerap membuka open trip sebanyak dua kali. Bagi yang berminat, bisa mendaftarkan diri dan menyelesaikan proses administrasi.

''Untuk peserta lokal, administrasinya Rp3 juta untuk sekali perjalanan hingga selesai. Sementara untuk peserta turis asing, tentu tarifnya lebih mahal, karena butuh penanganan khusus. Saya juga pisahkan antara rombongan peserta lokal dan turis asing,'' jelas Oky.

komunitas kampung nusantara
info gambar

Kampung Nusantara akan mengajak pesertanya menelusuri sebuah lokasi yang ditentukan oleh Oky dan tim, untuk bisa merasakan kesegaran pedesaan dan memotret keasrian di desa itu. Tak hanya sekadar memotret, tentunya para peserta akan diajarkan bagaimana membuat foto yang bagus, mencari momentum yang tepat, serta merasakan atmosfir pengambilan foto yang terkonsep.

Boleh jadi ini adalah cara yang efektif untuk belajar foto terkait tema alam dan human interst sambil menjalani wisata yang menyenangkan. Tapi jangan salah, kawan, wisata fotografi ini hanya menampung maksimal 10-12 peserta dalam satu program perjalanan.

''Biasanya trip-nya 3 hari 2 malam, dan tempatnya kita tentukan. Tentunya para peserta akan mendapatkan semua transportasi dan akomodasi yang dibutuhkan. Dan yang paling menarik, ketika masuk ke sesi pemotretan. Bagi sebagian orang, ada juga yang tertarik bagaimana membuat foto human interest dengan menggunakan ponsel,'' ungkapnya.

Bagi Oky, dua cara ini dianggap efektif untuk terus menyuarakan keindahan alam dan budaya Indonesia melalui mata lensa kamera. Selain berdampak pada profesi, hobi, dan bisnis, tentunya kegiatan ini berdampak pula pada kampanye pariwisata yang didengungkan oleh Kemenparekraf, yakni #DiIndonesiaAja.

Dalam diskusi yang sama, Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf, Diah Paham, merespons positif apa yang dilakukan kalangan komunitas untuk terus menyuarakan keindahan Indonesia di masa pandemi ini, yang tentunya bertujuan untuk terus meningkatkan kepercayaan publik soal keamanan ketika berkunjung ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia.

Kemenparekraf, jelas Diah, terus melakukan komunikasi dengan berbagai mitra-mitra untuk tetap menjaga spirit kolaborasi. Karena saat ini, Kemeparekraf merasa tak mungkin bekerja sendiri dan mengajak semua kalangan untuk sama-sama menjaga industri pariwisata di Indonesia.

Upaya pemerintah menjaga sektor pariwisata di tengah pandemi

Ini tentu tak lepas dari upaya pemerintah agar roda ekonomi tetap berputar, khususnya di sektor pariwisata yang boleh dibilang sebagai sektor yang paling terdampak karena pandemi ini.

Program terbaru yang siap diimplementasikan oleh Kemenparekraf adalah Dana Hibah Pariwisata senilai Rp3,3 triliun selama kuartal 4 (Oktober-Desember 2020), dalam rangka menekan dampak Covid-19 dan upaya menjaga keberlangsungan ekonomi khususnya pada sektor pariwisata.

''Dana Hibah Pariwisata merupakan bagian iari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) guna membantu Pemerintah Daerah (Pemda) serta Industri Hotel dan Restoran yang saat ini sedang mengalami penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta gangguan finansial akibat pandemi Covid-19,'' papar Menparekraf Wishnutama Kusubandio, dalam konferensi pers di istana kepresidenan, Rabu (21/10).

Dana itu juga diharapkan dapat membantu industri pariwisata untuk meningkatkan kesiapan destinasi dalam penerapan protokol kesehatan, yakni Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dengan lebih baik.

''Hal ini menjadi langkah awal dari pemulihan agar mampu meningkatkan kepercayaan dari wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata, karena pelaksanaan protokol kesehatan yang baik adalah kunci keberhasilan sektor pariwisata agar dapat lebih cepat bangkit,'' bebernya..

Selain Dana Hibah Pariwisata, Kemenparekraf/Baparekraf juga bekerja sama dengan Kementerian dan Lembaga lain untuk menyiapkan berbagai dukungan bagi industri pariwisata. Di antaranya adalah:

  • Restrukturisasi kewajiban perbankan/non perbankan,
  • Program penjaminan kredit UKM & Koperasi,
  • Program penempatan uang negara pada Bank Himbara dan Bank BPD,
  • Relaksasi pajak untuk wajib pajak terdampak pandemi Covid-19,
  • Subsidi pembebasan biaya tetap listrik,
  • Pinjaman daerah melalui PT Sarana Multi Infrastruktur,
  • BLT pekerja formal melalui BPJS, dan
  • BLT Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

“Dengan adanya Hibah Pariwisata 2020 ini, diharapkan dapat membantu peningkatan pelaksanaan protokol CHSE di destinasi sehingga tercipta rasa aman dan nyaman bagi wisatawan sekaligus membantu industri pariwisata agar dapat bertahan. Ke depan, pemerintah akan terus mengeluarkan kebijakan untuk membantu sektor pariwisata agar dapat bangkit kembali,” pungkasnya.

Lain itu, Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin, pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa sektor kementerian, lembaga, dan daerah (K/L/D), menjadi sektor dengan realisasi yang relatif lebih rendah dibanding realisasi sektor lainnya.

''Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah memulai implementasi program pemulihan ekonomi nasional di sektor pariwisata, yang kita semua tahu merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh Covid-19.''

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini