Sederet Fakta "Nyeleneh" Tentang Komodo, Kanibal Hingga Perampok Bangkai

Sederet Fakta "Nyeleneh" Tentang Komodo, Kanibal Hingga Perampok Bangkai
info gambar utama

Sebuah foto truk pembawa material berhadap-hadapan dengan seekor komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, yang masuk dalam kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, ramai diperbincangkan netizen. Sontak fenomena itu langsung viral di berbagai media sosial. Beberapa kalangan menyayangkan hal tersebut karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem komodo.

Melansir situs resmi Unesco.org, Taman Nasional Komodo masuk dalam daftar warisan dunia atau World Herritage Site Unesco yang memiiliki outstanding universal value (OUV). Pulau yang ada di Taman Nasional Komodo dihuni sekitar 5.700 yang tak bisa ditemukan di belahan dunia lain.

Terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 hektare yang meliputi wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama, yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, dan juga pulau-pulau kecil lainnya.

Kepulauan tersebut dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi Komodo yang terancam punah dan habitatnya, serta keanekaragaman hayati di dalam wilayah tersebut.

Berikut beberapa fakta “nyeleneh” tentang komodo yang menarik untuk diketahui:

Mampu bereproduksi tanpa kawin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 silam, ternyata komodo betina bisa bereproduksi secara seksual dan aseksual melalui proses partenogensis. Dalam kondisi tidak ditemukannya pejantan, maka komodo betina pun akan melakukan proses parthenogenesis, sehingga mereka menghasilkan telur yang dibuahi oleh dirinya snediri.

Punya dua alat kelamin

Ternyata seekor komodo jantan memiliki dua alat kelamin, alias dua penis dengan fungsi yang berbeda. Salah satu penis yang berukurusan lebih Panjang memiliki fungsi untuk memasukkan sperma. Sedangkan penis satu lagi yang berukuran lebih kecil, digunakan hanya sebagai kamuflase saja. Namun ada yang menyebut belum diketahui fungsinya karena masih diteliti.

Kanibal

Seekor komodo dewasa ternyata juga mau memakan komodo kecil jika tidak ada mangsa lain. Makanya, biasanya komodo kecil akan bertahan hidup dengan cara memanjat pohon atau bersembunyi di dalam kotoran mereka demi menghindari Komodo dewasa.

Komodo kecil juga memiliki ritual khusus untuk meredakan amarah komodo besar. Dalam ritual ini, komodo kecil mondar-mandir di sekitar lingkaran makanan dengan ekor lurus keluar. Mereka lantas menggoyangkan-goyangkan tubuh mereka dari satu sisi ke sisi lainnya secara berlebihan.

Perampok bangkai di pemakaman

Sama seperti jenis biawak lainnya, komodo dikenal suka memakan bangkai, termasuk bangkai manusia. Di pulau Komodo sendiri, masyarakat sekitar sering meletakkan batu di atas makam untuk melindungi mayat dari komodo.

Walau beberapa orang mengklaim bahwa komodo hanya akan menyerang di alam liar, banyak laporan bahwa komodo juga sering menunggu di luar rumah untuk menyerang penghuninya.

Memiliki mekanisme pertahanan yang menjijikkan

Bayi komodo sulit untuk bertahan hidup karena sering terancam oleh komodo dewasa. Untuk menghindari kanibalisasi ketika tidak berada di atas pohon, bayi komodo akan menutupi dirinya dengan kotoran, karena baunya akan mengacaukan penciuman komodo dewasa.

Hal ini memungkinkan si kecil untuk bersembunyi di dekat usus binatang yang terbunuh, menyamarkan dirinya dalam kotoran, dan menunggu kesempatan untuk memakan bangkai tersebut untuk dirinya sendiri.

Legenda puteri naga

Dalam sebuah legenda diceritakan, seorang pria jatuh cinta dengan seorang puteri naga. Mereka menikah dan dikaruniai sepasang anak kembar, seorang gadis naga (komodo) yang bernama "Orah" dan manusia yang bernama "Gerong."

Orah tinggal di hutan sedangkan Gerong tinggal bersama manusia pada umumnya, dan masing-masing tumbuh besar tanpa sepengetahuan yang lain.

Suatu hari, saat sedang berburu di hutan, Gerong bertemu dengan seekor komodo yang kuat. Ketika akan membunuhnya dengan tombaknya, puteri naga muncul dan mengatakan kepadanya bahwa hewan tersebut adalah saudari kembarnya sendiri.

Sejak saat itu, penduduk sekitar memperlakukan komodo dengan baik. Hewan tersebut berkeliaran bebas di hutan, memakan babi hutan, rusa, dan hewan lain tanpa boleh diganggu gugat.

Baca juga :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

IA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini