Peran Teknologi dalam Menghidupkan Kembali Pariwisata di Indonesia

Peran Teknologi dalam Menghidupkan Kembali Pariwisata di Indonesia
info gambar utama

Pandemi Covid-19 atau virus corona menggoyang sektor pariwisata di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Untuk mencegah penyebaran virus, maka diterapkanlah pembatasan fisik dan sosial (physical and social distancing) di sejumlah negara. Imbasnya, para pelaku usaha travel, penginapan, restoran dan penyelenggara tempat wisata di Indonesia sepi akan pengunjung. Buktinya dalam tiga bulan (Februari hingga April) dihantam Covid-19, sektor pariwisata merugi Rp 140 triliun.

Namun, seperti yang sudah kita ketahui, banyak orang di Indonesia sudah bosan berdiam diri saja di dalam rumah, "gerah" terus-terusan absen liburan ke tempat wisata. Menyikapi hal itu, pada pertengahan 2020, pemerintah memperbolehkan kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata dengan syarat menaati protokol kesehatan.

Kekuatan Indonesia ada di sektor pariwisata. Sebagai contoh, melihat ke belakang yakni sepanjang 2019, Indonesia berhasil meraup devisa Rp 280 triliun, di mana angka ini naik dibandingkan tahun 2018 yaitu Rp 270 triliun. Jadi tidak mengherankan banyak orang masih optimis akan perkembangan pariwisata di Indonesia.

Indeks optimisme.
Menurut Survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia pada pertengahan 2020 yang dihimpun GoodNews From Indonesia (GNFI) dan data DataMixr, sebanyak 80% dari para koresponden mengaku optimis pada "Perkembangan Pariwisata Indonesia". Sumber: GNFI & DataMixr

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sendiri tidak duduk manis ketika pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Mereka terus bekerja agar wisatawan tetap bisa aman dan nyaman berwisata pada masa pandemi dan pascapandemi. Selain bekerja demi keperluan wisatawan, Kemeparekraf juga berusaha membangkitkan sektor pariwisata baik itu untuk pemerintah, pebisnis, dan pelaku ekonomi.

Bangkitkan Pariwisata Lewat Teknologi

Pada era industri 4.0, kita tidak bisa lepas dari teknologi. Pergerakan sektor ekonomi - yang meskipun menurun - saat pandemi bisa terus berjalan dengan memanfaatkan kecanggihan internet. Lewat internet, transaksi bisa tetap terjalin walaupun dilakukan dari jarak jauh. Tak hanya membantu sektor ekonomi, teknologi pun turut membantu sektor pariwisata untuk tetap menyentuh wisatawan.

Di sektor pariwisata, Kemenparekraf memanfaatkan teknologi untuk memajukan dan mengendalikan income dari pariwisata Indonesia dengan memastikan bahwa setiap aset pariwisata Indonesia terjamin kebersihan, keamanan, dan kenyamanannya. Hal ini dilakukan agar turis yang berwisata tidak perlu khawatir terhadap sektor pariwisata Indonesia. Selain itu, salah satu pemanfaatan teknologi di sektor pariwisata adalah melakukan virtual tourism.

Webminar Alcatel
info gambar

"Upaya sektor bisnis dalam bidang pariwisata memang terpengaruh dengan adanya pandemi saat ini, namun ada beberapa cara untuk bangkit kembali dengan cara menggunakan teknologi, yakni memfokuskan pengembangan dari sektor-sektor transportasi untuk mendukung aktivitas pariwisata. Alcatel-Lucent Enterprise melihatnya dari para pelaku pariwisata dapat dengan mudah berkomunikasi, informasi destinasi dan area yang dituju seperti video call, call center," jelas Novse Hardiman, Channel Sales Manager Alcatel-Lucent Enterprise, dalam webminar yang digelar GNFI bersama perusahaan komunikasi asal Prancis, Alcatel-Lucent Enterprise, bertajuk Revival of Indonesia Tourism Sector pada Rabu (11/10/2020).

Chief Commercial and Business Travalal.com, Renno Reymond Okto, menuturkan hal yang sama dengan Novse. Menurutnya, Travalal.com - yang mengedepankan pariwisata halal - sudah menyajikan platform digital yang memudahkan para wisatawan.

"Dengan adanya teknologi, Travalal.com memanfaatkannya dengan kontak pembayaran (payment gateway), dan payment syariah touchless transaction. Mengembangkan kontak pembayaran, dengan melakukan promotion getaway dan pembiayaan syariah secara proses mobile banking serta transformasi pada saat dilapangan yang harus dikonfirmasi dengan orang-orang di lapangan, seperti scan barcode. Sehingga mengurangi tiket kertas atau no more manual ticketing," ucap Renno.

Kebutuhan teknologi yang semakin tinggi bahkan pada saat pandemi jelas harus dimanfaatkan, terutama di infrastruktur transportasi. Hal ini disinggung pula oleh Country Manager AMD Indonesia, Brando Lubis, yang menyebut teknologi mempunyai sifat memudahkan bagi orang-orang yang bepergian.

"Kita pada masa saat ini, demand kita pada teknologi tinggi sekali. Kalau kita datang ke bandara sudah ada display mengenai jadwal, delay atau tidak. Kita siap menciptakan teknologi yang advance untuk Indonesia supaya pariwisata dan transportasi jauh lebih baik, dan kita percaya teknologilah yang bisa menggapai itu ke depannya," papar Brando.

Dalam teknologi, Epson Indonesia turut berperan yakni dalam menampilkan teknologi visual yang membantu dunia pariwisata, contohnya ialah projector yang digunakan untuk video mapping di kolam renang. Dari situ, para wisatawan bisa menikmati user experience yang baru dan dapat menambah revenue pengunjung hotel. Pemandangan yang bisa dilakukan secara online dan digital ini bisa dilakukan sebagai revenue stream yang baru untuk bidang perhotelan.

"Epson berfokus pada visualisasi dalam sektor tourism, sehingga adaptasi teknologi sangat perlu di sektor manapun dan Epson Indonesia mau membantu untuk memiliki teknologi itu karena telah di segmentasikan dalam sektor tersebut untuk pengembangan revenue stream baru untuk menjangkau lebih banyak lagi orang untuk melakukan hal konvensional serta meluaskan market lebih besar lagi," terang Reza Zulkarnain, Head of Business Development of Epson Indonesia.

Perkembangan Sektor Perhubungan dalam Membantu Pariwisata

Pemerintah juga memberikan edukasi dan pelatihan tambahan kepada tour guide mengingat penerapan virtual tourism menjadikan peran tour guide menjadi lebih kompleks, tidak hanya memberikan edukasi dan informasi terkait pariwisata Indonesia, tetapi juga mempersuasi turis terhadap pariwisata Indonesia.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga mendukung usaha untuk memaksimalkan sektor pariwisata Indonesia dengan memberikan fasilitas rapid test di setiap moda transportasi yang digunakan untuk publik. Hal ini dilakukan guna memastikan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada publik ketika hendak bepergian di masa pandemi Covid-19.

"Apabila turis tidak membawa rapid test, maka bisa melakukannya di bandara dan stasiun," jelas Staf Ahli Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Kementerian Perhubungan RI, Cris Kuntadi,

Selain itu, Kemenhub juga menjelaskan adanya perkembangan dan inovasi yang sudah dilakukan pada masa pandemi. "Kami membangun elektrifikasi jalur kerta Yogyakarta ke Solo. Nanti Desember sudah mulai listrik jadi kecepatannya meningkat," jelas Cris.

Menatap Pariwisata Indonesia pada Tahun 2021

Kemenparekraf terus memberikan bantuan demi menatap pariwisata pada tahun mendatang. Alokasi penanganan Covid-19 oleh pemerintah sendiri didanai kepada sektoral & Pemda, pariwisata mendapatkan Rp3,80 triliun.

Program stimulus pariwisata dibagi menjadi dua aliran dana, yaitu Intensif pajak hotel dan restoran (Hibah Pariwisata) dengan dana Rp3,3 triliun dengan tujuan untuk mendukung recovery industri pariwisata di daerah dan Intensif Airlines (Alokasi Anggaran di Kemenhub) sebesar Rp 403 M yang bertujuan untuk memudahkan perjalanan wisatawan ke destinasi wisata. Sedangkan intensif tambahan untuk membangun kepercayaan dan minat pasar (Alokasi Anggaran di Kemenparekraf) sebesar Rp 70 M.

Seluruh bentuk usaha ini jelas agar para pelaku usaha bisa bertahan pada masa pandemi Covid-19. Menurut Hari Santosa Sungkari, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, ini adalah wujud kepedulian bagi sektor wisata dalam menatap tahun 2021.

"Kita ingin sosialisasikan iklan Indonesia Care (Indonesia Peduli). Apa artinya? Karena kita care kepada destinasi, care pada wisatawan. Bahwa kalau datang kita jamin cleaness, safety, healthy, dan environtment-nya ada," jelas Hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini