Tetap Tumbuh di Masa Pandemi, Kini Ada 12 Startup Unicorn di ASEAN

Tetap Tumbuh di Masa Pandemi, Kini Ada 12 Startup Unicorn di ASEAN
info gambar utama

Ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara tetap mampu berkembang di tengah tekanan pandemi Covid-19. Bahkan beberapa hari lalu, ada satu lagi penambahan startup unicorn (perusahaan startup yang bervaluasi 1 miliar dollar AS) dari Vietnam, yang membuat total jumlah startup di kawasan ini menjadi 12. Hal itu dikatakan oleh Partner and Leader, Bain & Company’s Southeast Asia Private Equity Practice, Alessandro Cannarsi.

“Asia Tenggara merupakan rumah bagi 12 perusahaan Unicorn. Bigo, Bukalapak, Gojek, Grab, Lazada, Razer, OVO, Sea Group, Traveloka, Tokopedia dan VNG. Pada tahun 2020, kami meminta VNPay bergabung sehingga total menjadi 12 unicorn,” katanya.

VNPay adalah startup e-payment dari Vietnam yang melayani lebih dari 15 juta pelanggan setiap bulan. Pengguna bisa mentransfer uang, membayar tagihan, mengisi pulsa maupun uang eletronik, membeli berbagai tiket, hingga belanja di supermarket. VNPay menggunakan solusi pembayaran kode QR telah menjadi gateway pembayaran pertama di Vietnam yang mengintegrasikan pembayaran kode QR ke dalam aplikasi perbankan seluler. VNPay menjadi unicorn kedua dari Vietnam, setelah sebelumnya VNG (startup gaming) menjadi unicorn tahun lalu.

Alessandro Cannarsi menambahkan bahwa investasi di bidang teknologi di Asia Tenggara terus berlanjut di mana jumlah transaksi mengalami peningkatan sebesar 7% antara 2018 hingga 2019. Angka ini terus berlanjut pada Semester pertama 2019 dan 2019 (yoy) yang mengalami peningkatan 17%. Meski demikian, nilai transaksi telah menurun sejak 2018, karena didorong oleh perlambatan dari perusahaan unicorn. Laporan e-Conomy SEA tahun 2020 menyebutkan, investasi startup bervaluasi diatas USD 1 miliar pada semester pertama 2020 turun menjadi USD 6,3 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan torehan USD 7,7 miliar.

Sumber : IG @seasia.co (urutan berdasarkan abjad)
info gambar

"Sejak 2019, pendanaan pada unicorn memang menurun, alasannya adalah karena investor semakin concern terhadap bisnis dengan gelontoran banyak uang. Di masa silam, banyak subsidi diberikan agar tumbuh cepat. Sekarang unicorn memahami bahwa mendapatkan pendanaan jadi lebih menantang, mereka telah berbicara secara terbuka ingin untung," paparnya.

Di pihak lain, Rohit Sipahimalani selaku Chief Investment Strategist Temasek, menyebut bahwa beberapa startup membutuhkan lebih sedikit pendanaan dari investor karena sudah punya banyak uang sendiri. Contohnya SEA Group di Singapura yang punya persediaan miliaran dolar.

Dengan berkurangnya aliran uang ke unicorn, Rohit juga menganggap hal itu sebagai sesuatu yang positif karena modal bisa mengalir ke lebih banyak pihak, bukan hanya para startup besar.

Aliran modal ke unicorn Indonesia

Awal bulan November 2020 ini, dikabarkan bahwa raksasa Teknologi dunia, Google, dan perusahaan investasi dari Singapura, Temasek, kembali mengalirkan dana ke salah satu unicorn Indonesia, yakni Tokopedia. Belum diketahui secara pasti berapa jumlah pundi-pundi yang mengalir dari Google ke kantong Tokopedia. Dalam beberapa sumber, dikabarkan nilanya mencapai $ 350 juta atau sekitar Rp. 5 trilyun. Google sekarang memegang saham 1,6%, sedangkan Anderson Investments yang berafiliasi dengan Temasek memiliki saham 3,3%, berdasarkan dokumen yang diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM tertanggal 4 November 2020, seperti dilansir Detik iNet.

Adapun, nilai saham yang dipegang Google di Tokopedia bernilai USD 1,1 juta atau setara Rp 15,5 miliar dengan kurs USD 1 = Rp 14.102. Sementara, Anderson Investments bernilai Rp 33,4 miliar.

Investasi Google dan Temasek ke Tokopedia terjadi setelah raksasa teknologi dunia yang lain, Microsoft berinvestasi ke Bukalapak, yang juga salah satu unicorn dari Indonesia. Nilainya tidak disebutkan. Namun, sumber industri yang berbicara kepada Bloomberg menyebutkan Angka 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Selain itu, Gojek juga menerima investasi dari Facebook dan PayPal pada pertengahan tahun 2020. Bergabungnya Facebook dan PayPal sebagai investor, menyusul Google dan Tencent, mendukung Gojek dalam misi mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, dengan fokus pada layanan pembayaran dan keuangan.

Sumber:

“VNPay Officially Named Vietnam's Second Unicorn Startup.” E.nhipcaudautu.vn, 11 Dec. 2020, e.nhipcaudautu.vn/tech/vnpay-officially-named-vietnams-second-unicorn-startup-3338081/.

Astutik, Yuni. “Asia Tenggara Kini Punya 12 Startup Unicorn, Ini Daftarnya!” Tech, 24 Nov. 2020, www.cnbcindonesia.com/tech/20201124131850-37-204208/asia-tenggara-kini-punya-12-startup-unicorn-ini-daftarnya.

Haryanto, Agus Tri. “Gaspol! Google Beli Saham Tokopedia.” Detikinet, inet.detik.com/business/d-5257194/gaspol-google-beli-saham-tokopedia.

Kristo, Fino Yurio. “Startup Unicorn Mulai Cari Cuan, Tak Lagi Umbar Diskonan.” Detikinet, inet.detik.com/business/d-5268426/startup-unicorn-mulai-cari-cuan-tak-lagi-umbar-diskonan.

Yusuf, Oik. “Bukalapak Dapat Suntikan Dana Dari Microsoft.” KOMPAS.com, Kompas.com, 3 Nov. 2020, tekno.kompas.com/read/2020/11/03/18050067/bukalapak-dapat-suntikan-dana-dari-microsoft.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini