Melintasi Jembatan Gantung Terpanjang Se-ASEAN di Kaki Gunung Pangrango

Melintasi Jembatan Gantung Terpanjang Se-ASEAN di Kaki Gunung Pangrango
info gambar utama

Jawa Barat dikenal sebagai markas dari segudang tempat wisata yang indah dan memikat. Salah satu nya adalah Jembatan gantung di Kabupaten Sukabumi.

Sejak tahun 2019, Sukabumi memiliki sebuah ikon wisata baru. Situ Gunung Suspension Bridge adalah nama resmi yang disematkan bagi sebuah jembatan gantung yang diklaim sebagai jembatan terpanjang di ASEAN.

Jembatan ini membentang di atas kawasan konservasi Situ Gunung di Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP). Jika dilihat dari maps, lokasinya tepat di bawah kaki puncak tertinggi di Sukabumi, Gunung Pangrango.

Peta lokasi jembatan gantung situ gunung, Sukabumi © Google maps
info gambar

Secara administartif, Lokasi jembatan ini berada di Desa Kadudampit, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Sekitar 4 jam melalui jalur darat dari Jakarta.

Selain menawarkan sensasi melintasi jembatan terpanjang se-ASEAN, kawasan Situ Gunung Suspension Bridge juga terhubung dengan berbagai tempat wisata seperti curug, perkemahan hingga danau.

Sehingga, tempat ini bisa dikatakan sebagai wisata alam paket komplit yang menarik untuk dikunjungi.

Baca juga: Membelah Sungai dan Lautan, Inilah 10 Jembatan Terpanjang di Indonesia

Melintasi Jembatan

Potret jembatan gantung situ gunung © Situ Gunung Suspension Bridge
info gambar

Jembatan yang dibangun dari kayu ulin Papua ini melintang dengan ketinggian 161 meter di atas permukaan tanah serta memiliki panjang 243 meter dan lebar 2 meter. Dari jauh, jembatan ini pun terlihat kokoh dan menantang untuk dilewati.

Sebagai informasi, kayu ulin digunakan untuk bahan lantai jembatan karena lebih tahan cuaca dan tidak mudah dimakan rayap.

Jembatan yang diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Maret 2019 itu bisa dijajal setiap hari mulai pukul 07.30 hingga 17.30 WIB.

Tiket masuk yang dikenakan di areal wisata itu sebesar Rp50.000 per orang atau Rp25.000 untuk tiket khusus anak-anak di bawah usia 10 tahun dan lanjut usia.

Setiba di gerbang kawasan wisata itu, pengunjung masih harus menempuh perjalanan sejauh 600 meter untuk bisa mencapai jembatan yang fenomenal tersebut. Di titik itulah, pengunjung akan menerima sambutan hangat dari petugas.

Ketika baru menginjakkan kaki di lantai kayu jembatan untuk memulai penjelajahan, pengunjung belum merasakan sensasinya karena jembatan seperti masih stabil. Namun, ketika kaki semakin melangkah hingga 50 meter dari titik awal, mulai terasa adanya turbulensi atau guncangan. Jika tidak kuat dengan guncangannya, silakan berpegangan pada tepi jembatan.

Semakin ke tengah jembatan, guncangan semakin kencang. Jembatan terasa bergoyang ke kiri serta ke kanan. Perasaan pun mulai campur aduk. Antara kagum dengan suguhan pemandangan hutan hijau di depan mata, bercampur sapuan kabut tipis ditingkahi suara arus deras Sungai Cigunung tepat di bawah kita.

Kawan GNFI juga dapat menikmati keindahan Gunung Gede dan Pangrango yang berdiri gagah sepanjang mata memandang. Bersamaan dengan perasaan itulah, jantung makin cepat berdegup ditimpali perasaan takut akibat guncangan kencang di tengah jembatan.

Tapi sebenarnya pengunjung tak perlu merasa takut. Pasalnya, di bagian ini sudah ada petugas yang bersiaga membantu pengunjung, bila mengalami kendala menyeberang. Sensasi rasa seperti uji nyali itu berangsur berkurang saat pengunjung bergerak menjauhi bagian tengah jembatan.

Baca juga: Terminal Kijing, Miliki Jembatan Penghubung Terpanjang di Indonesia

Mampir ke Curug Sawer

Jembatan Gantung Situ Gunung menghubungkan wisatawan langsung ke Curug Sawer. Setibanya di ujung jembatan, pengunjunghanya perlu berjalan sekitar 1 km atau kurang lebih 30 menit.

Setibanya di sana, wisatawan akan disambut oleh tebing batu yang menjulang tinggi yang salah salah satu sisinya dialiri oleh air dari Sungai Cigunung. Derasnya aliran air membuat area tersebut disebut sebagai Curug Sawer. Ketinggiannya mencapai 35 meter.

Tidak hanya menikmati pemandangan alam dan sejuknya udara khas Sukabumi, pengunjung bisa berswafoto ria dengan latar belakang air terjun di sebuah jembatan di atas sungai. Ada juga bebatuan besar dekat air terjun yang kerap dimanfaatkan oleh wisatawan untuk berfoto-foto.

Baca juga: Daratan Sumatra akan Terhubung dengan Pulang Bangka, Melalui Jembatan Sumsel-Bangka

Bermalam di Situ Gunung

Area perkemahan situ gunung © Tempatwisataunik.com
info gambar

Bagi wisatawan yang masih ingin menikmati keindahan Situ Gunung, pihak tempat wisata menyediakan lima area berkemah. Salah satunya terletak di sekitar Curug Sawer.

Untuk menuju area berkemah, pengunjung bisa berjalan memutar ke arah Curug Sawer. Sementara cara lain adalah memotong jalan melalui jembatan gantung.

Jika ingin menjelajahi area Situ Gunung, kamu bisa coba berjalan dari gerbang masuk menuju lokasi kemah melalui jalan berbatu yang menanjak dan menurun dengan jarak sekitar 3 km

Kendati harus melewati medan yang cukup berat, pemandangan yang ditawarkan mungkin akan membuatmu lupa akan rasa lelah tersebut.

Baca juga: Inilah Calon Jembatan Terpanjang di Indonesia


Menatap Gunung Pangrango dari Danau

Selain air terjun, kawasan wisata alam ini juga memiliki Danau Situ Gunung yang dikelilingi oleh pepohonan dan rerumputan hijau. Airnya yang bersih serta udara di sekitarnya yang sejuk membuatnya menjadi tempat yang pas untuk piknik.

Sembari menikmati hidangan piknik yang telah disiapkan dari rumah, pengunjung akan dimanjakan oleh pemandangan Gunung Gede Pangrango yang luar biasa.

Di sana, pengunjung juga bisa menikmati berbagai aktivitias seperti mengendarai sepeda air atau mengarungi danau menggunakan rakit.

Namun perlu dicatat, pastikan saat berkunjung tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Yaitu dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, serta tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius.

==

Sumber Referensi:

Indonesia.go.id | travel.kompas.com | Wego.co.id

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini