Desa Ini Jadi Desa Tertua Indonesia yang Berusia Lebih Dari Seribu Tahun

Desa Ini Jadi Desa Tertua Indonesia yang Berusia Lebih Dari Seribu Tahun
info gambar utama

Membahas soal sejarah Indonesia memang tidak ada habisnya. Negeri kepulauan ini selalu menyimpan misteri dan ketika terkuak akan menjadi fakta baru yang menarik. Belum lagi, negeri yang terkenal dengan Nusantara ini juga punya kisah dan nilai budaya yang sangat kental.

Kisah Nusantara memang paling tersohor akan kekuatan dan kekuasaan Kerajaan Majapahit yang konon wilayah kekuasaannya mencapai Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, bahkan Australia. Namun Kawan GNFI juga tak bisa lupa bahwa masih ada kerajaan-kerjaan kecil yang menjadi cikal bakal dibentuknya suatu wilayah di Indonesia.

Salah satunya keberadaan desa-desa di Indonesia. Berdasarkan Pusat Data Indonesia Kementerian Desa, Indonesia memiliki jumlah desa sebanyak 74.954. Dari ribuan desa tersebut, ada satu desa yang menarik perhatian dan menguak salah satu fakta menarik dari Indonesia.

Secara administrasi, letak desa ini berada di antara Desa Kahuman dan Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Meski begitu beberapa warga desa masih menyebutnya dengan Desa Upit atau Desa Yupit.

Ini karena keberadaan prasasti yang bisa jadi kesimpulan sementara bahwa Desa Upit adalah desa tertua di Indonesia.

Saksi Bisu Berusia Lebih dari Seribu Tahun

Prasasti Upit
info gambar

Bentuk prasasti ini silinder dengan tinggi keseluruhan mencapai 85 cm. Bagian bawah yang menjadi undakan prasasti ini memiliki tinggi 48 cm dan bagian atas yang merupakan bagian prasasti utamanya memiliki tinggi 37 cm.

Di setiap sisi prasasti terdapat ornamen-ornamen aksara kawi kuno yang masih terlihat jelas dan masih bisa terbaca dengan jelas. Dari prasasti berbahasa kawi kuno itu dituliskan bahwa prasasti itu dibuat pada tahun Saka 788 atau tepatnya pada 11 November 866 Masehi.

Itu artinya tugu prasasti yang juga dikenal sebagai Prasasti Upit ini sudah berusia 1.154 tahun dan menjadi satu pertanda bahwa Desa Upit sudah berdiri seiring dengan berdirinya prasasti ini. Dari sini diduga bahwa Desa Upit merupakan desa tertua di Indonesia karena saksi dan bukti sejarahnya yang masih jelas.

Prasasti Upit yang asli kini disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Jika ingin melihatnya, maka Kawan GNFI bisa melihat replikanya di Komplek Sumber Pengilon desa setempat. Pemerintah desa setempat sengaja membuatkan replika itu di tengah keramaian agar masyarakat yang penasaran ingin melihatnya bisa datang dengan mudah ke sana.

Desa Bebas Pajak Pada Zaman Mataram Kuno

Melansir dari akun Instagram milik Kementerian Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah @kominfo.jateng, Desa Upit dulunya merupakan desa perdikan atau desa bebas pajak pada zaman Mataram Kuno. Artinya, kala itu Desa Upit tidak wajib membayar pajak kepada kerajaan. Seperti yang tertulis pada Prasasti Upit, desa ini dibentuk pada masa pemerintahan Maharaja Rakai Kayuwangi.

‘’Menurut ceritanya dahulu, prasasti ini berada di pekarangan belakang rumah carik pertama di sini. Namanya Mitro Wiratno. Waktu ditemukan itu, keberadaan prasasti hanya dijadikan sebagai landasan padasan atau tempat penyangga gentong berisi air,’’ ungkap Kepala Dusun I Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Ridwan, kepada Solopos.com (14/12/2020).

Dari bukti sejarah Prasasti Upit tersebut juga mengungkap fakta bahwa Indonesia memiliki sejarah dengan memiliki sistem tata pemerintahan tingkat desa yang tertanam rapih dan diakui sejak zaman dahulu.

Dari hasil reportase Solopos.com belum diketahui mengapa hingga kini Desa Upit tidak menjadi desa yang masuk dalam administrasi Kecamatan Ngawen. Namun dengan adanya prasasti ini, para Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Kahuman percaya bahwa Upit menjadi salah satu prasasti cikal bakal terbentuknya Kabupaten Klaten.

Masjid dan Candi Lainnya yang Jadi Bukti Lain

Tak jauh dari tempat penemuan Upit yang asli, berdirinya Masjid dan beberapa prasasti yang merupakan candi juga menjadi salah satu bukti bahwa terdapat kerajaan yang dulu pernah berdiri di sini.

Tempat ibada itu bernama Masjid Sorowaden yang menjadi salah satu bukti keberadaan Desa Upit di Kahuman. Meski diyakini bahwa usia Masjid Sorowaden ini lebih muda dibandingkan Prasasti Upit, namun diperkirakan usianya tak terpaut jauh.

Arsitektur dan bentuk Masjid Sorowaden diklaim masih asli meski sudah ada sejumlah renovasi dan sentuhan modern. Namun dari arsitekturnya yang menggunakan empat pilar kayu jati dan terdapat sumur tua di depannya, membuktikan bahwa masjid ini merupakan bangunan kuno.

Kehadiran Masjid Sorowaden juga menjadi bukti bahwa diperkirakan sedikitnya sudah seribu tahun yang lalu ajaran agama Islam mulai masuk wilayah Klaten.

Selain masjid, di dekat penemuan Prasasti Upit juga banyak ditemukan batu-batu berbentuk candi yang menjadi pelengkap saksi bisu berdirinya sebuah kerajaraan di Kabupaten Ngawen. Beberapa di antaranya adalah batu candi berundak empat dan beberapa lainnya juda ditemukan tak jauh dari letak Masjid Sorowaden.

--

Sumber: Kominfo Jateng | PDDI.Kemendes.go.id | Okezone.com | Solopos.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini