Inilah Burung Paling Berbahaya di Dunia yang Hidup di Hutan di Indonesia

Inilah Burung Paling Berbahaya di Dunia yang Hidup di Hutan di Indonesia
info gambar utama

Dalam benak kita, burung adalah satwa yang bersahabat dan tidak membahayakan. Namun siapa sangka, ada burung yang level mematikannya sama dengan alligator yang bisa melukai bahkan membunuh manusia?

Burung Kasuari namanya, burung besar yang tidak bisa terbang ini dijuluki “burung paling berbahaya di dunia”. Pasalnya, burung eksotis ini dapat melukai atau membunuh manusia atau hewan seperti anjing dalam sekejap dengan cakarnya yang mematikan.

Bahkan, Kasuari terdaftar sebagai hewan Kelas II (bersama dengan aligator dan kucing liar) di Florida, Amerika Serikat, karena risiko bahaya yang ditimbulkannya, yang berarti siapa pun yang ingin memeliharanya harus melewati banyak tes dan mendapatkan izin khusus dari otoritas setempat.

Tahun lalu, seorang pria berusia 75 tahun yang diserang oleh setidaknya satu burung yang dia pelihara di propertinya di Florida dan kemudian meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit.

Lantas, apa sebenarnya kasuari itu?

Mereka adalah ratites, atau burung yang memiliki tulang dada datar dan tidak dapat terbang, berasal dari hutan tropis Australia utara, Papua (Indonesia) dan Papua Nugini, Pulau Seram, dan sekitarnya. Berdasarkan penelitian Yohanes Y. Rahawarin, et al, pada Jurnal Manusia dan Lingkungan (2014), kasuari dalam bahasa masyarakat suku Nduga, Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat disebut dengan “Tue Saro”.

Keberadaan burung ini masih menjadi incaran para pemburu. Bagian-bagian tubuh kasuari yang dimanfaatkan adalah daging, bulu, tulang, kuku, gemuk (lemak) serta telur. Dalam kehidupan masyarakat suku Nduga, bulu kasuari dimanfaatkan sebagai pelengkap aksesoris pakaian adat.

Penampilan burung ini mencolok, memiliki bulu yang keras dan tajam di ujungnya, wajah biru yang cerah, sepasang lipatan kulit merah, yang dikenal sebagai pial yang tergantung di lehernya dan helm (atau pelindung kepala) yang menonjol di atas kepalanya.

Dari pola hidupnya, kasuari merupakan hewan soliter dan memiliki daerah teritorial tertentu. Mereka hidup di lantai hutan untuk mencari makan atau melakukan aktifitas lainnya. Burung ini makan pada pagi dan sore hari di hutan sekunder.

Kasuari juga menyukai buah-buahan yang jatuh ke lantai hutan seperti buah matoa (Pometia sp.), beringin (Ficus sp.), nibun (Pigafettafilaris), palem-paleman (Arecaceae), rotan (Calamus sp.), jambu hutan (Sizygium sp.), pala hutan (Palaquium sp.), kenari (Canarium sp.) dan buah-buahan lainya.

Biasanya burung kasuari mulai berhenti makan sekitar jam sepuluh pagi atau berhenti akibat teriknya matahari, atau karena cukup kenyang. Pada siang hari kasuari melakukan aktifitas bermain dan istirahat, dan mereka banyak dijumpai di hutan primer.

Hutan primer sudah menjadi tempat bermain dan istirahat yang baik bagi spesies satwa liar yang hidup di alam bebas. Burung Kasuari mempunyai habitat di daerah hutan dataran rendah termasuk di daerah rawa-rawa.

Meskipun ukurannya bervariasi di tiga spesies yang berbeda dari kasuari –kasuari selatan, kasuari utara dan kasuari kerdil– mereka dapat berdiri hingga dua meter dan berat 60 kilogram. Sebagai perbandingan, satu ekor kasuari sama ukurannya dengan enam ekor angsa.

Bagian tubuh mereka yang membuat mereka sangat berbahaya adalah kakinya yang begitu berotot dengan tiga jari besar dengan ujungnya berupa cakar yang kuat yang bisa memberikan luka mematikan pada organ dalam dan pendarahan hebat bagi siapa saja yang diserangnya.

“Cakar di jari kaki kasuari bagian dalam setiap kaki sangat mengesankan,” kata Rick Schwartz, dari Kebun Binatang San Diego California, Amerika Serikat yang saat ini menampung beberapa Kasuari Selatan di Safari Park, seperti dikutip dari websitenya.

“Di antara ketiga spesies Kasuari, Kasuari Selatan punya cakar yang sangat tajam, dan panjangnya bisa berkisar antara 7 sampai 12 cm. Kasuari akan menggunakan cakar yang tajam ini dan tendangan kakinya yang sangat kuat untuk mempertahankan diri,” tambah Rick.

Di Indonesia, Kasuari merupakan binatang yang dilindungi dan juga menjadi fauna identitas provinsi Papua Barat terdiri atas tiga jenis (spesies) yaitu Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius), dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti).

Fakta tentang Kasuari

Berikut ini adalah fakta-fakta tentang Kasuari, sang burung paling berbahaya di dunia :

1. Mereka bukan Emu

Menurut Rick Schwartz, burung kasuari bukanlah burung emu, baik burung emu maupun burung kasuari dapat dianggap terkait dalam taksonomi (ilmu klasifikasi spesies yang hidup dan punah).

Perbandingan Kasuari, Emu, dan Burung Onta | San Diego Zoo
info gambar

“Mereka berbagi urutan ilmiah yang sama [Casuariiformes]. Tapi, dalam urutan itu, mereka berada dalam keluarga ilmiah yang berbeda,” lanjut Rick.

2. Burung yang Kuat

“Kasuari adalah burung terberat di Australia, dan Kasuari Selatan adalah yang terberat kedua di dunia (burung terberat di dunia adalah burung unta). Mereka juga memiliki sayap yang sangat kecil. Ketika direntangkan, sayap mereka membentang kurang dari satu kaki (0,3 meter) dari tubuh mereka,” kata Rick.

Kaki dan cakar burung Kasuari yang besar dan kokoh. Foto : shutterstock via guiness world records
info gambar

Menurutnya, Kasuari Selatan betina dapat memiliki berat hingga 79 kilogram dan yang jantan hingga 56 kilogram. Sedangkan Kasuari Utara betina dapat memiliki berat hingga 58 kilogram dan jantan hingga 36 kilogram. Dan Kasuari Kerdil betina dapat memiliki berat hingga 24 kilogram dan jantan hingga 18 kilogram.

3. Bulu Mereka Tidak Cocok untuk Terbang

Kasuari memiliki bulu hitam yang lebat yang panjang dan tipis dibandingkan dengan bulu burung yang terbang lebar, halus dan indah.

Cakar burung kasuari selatan jantan yang mirip dinosaurus. Sumber foto: PaleoFeathers/Twitter/Sarah Davis
info gambar

“Dari kejauhan, bahkan ada yang bilang bulu burung Kasuari lebih mirip rambut. Bulu burung Kasuari tidak cocok untuk terbang, tetapi sangat cocok untuk burung yang tinggal di darat yang hidup di ekosistem hutan. Semakin panjang, bulu tipis membantu mengarahkan air menjauh dari tubuh, dan juga melindungi tubuh burung dari cabang pohon yang rendah, ranting dan duri tajam,” kelas Rick.

4. Benjolan Di Atas Kepala Mereka disebut Casque

 Burung kasuari koleksi TSTJ Solo, Jateng. Foto : Nuswantoro/Mongabay Indonesia
info gambar

Casque terbuat dari keratin, protein yang sama dengan bulu, kuku, dan paruh burung itu.

“Penutup luarnya tebal dan keras, tetapi bagian dalamnya sangat keropos. Manfaat dari penutup kepala ini tidak sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan, tetapi beberapa teori mengatakan bahwa benjolan tersebut dapat membantu memperkuat suaranya, juga berfungsi sebagai pelindung kepala saat burung mendorong kepala lebih dulu melalui hutan lebat, atau mungkin cara lain bagi burung untuk menunjukkan usia dan vitalitas,” jelas Rick.

5. Pial yang menggantung di leher

“Dari tiga spesies Kasuari, hanya kasuari Utara dan Selatan yang memiliki pial,” kata Rick. Seperti halnya pelindung kepala, ada beberapa teori tentang kegunaan pial yang berwarna cerah ini.

Burung Kasuari Selatan | Commons.Wikimedia.org
info gambar

“Diperkirakan bahwa mereka dapat membantu mengkomunikasikan sikap burung saat ini; menunjukkan vitalitas individu burung kepada kasuari lain; atau memberikan isyarat dan komunikasi lain yang hanya diketahui oleh kasuari saat ini,” lanjut Rick.

6. Mereka adalah Frugivora

Itu berarti mereka adalah pemakan buah-buahan, yang membuatnya sangat penting bagi ekosistem di sekitarnya.

“Saat mereka makan buah, mereka berjalan berkeliling dan menyebarkan benih melalui saluran pencernaan mereka,” jelasnya. “Jadi, kotoran mereka menyimpan benih yang dikelilingi pupuk alami, membantu menyebarkan keanekaragaman tanaman di wilayah mereka,” kata Rick.

7. Sulit Menemukannya di Alam Liar

“Dengan pendengaran yang sangat baik, mereka akan mendengar kehadiran manusia jauh sebelum kita tahu ada Kasuari di dalam hutan. Setelahnya, mereka akan menghilang ke dalam hutan untuk menghindari anda,” kata Rick.

“Namun, jika Anda pernah menemukan satu di alam liar, yang terbaik adalah memberi mereka banyak ruang, tinggalkan, dan tidak mendekati atau mencoba memberi mereka makan yang berbeda, sehingga mendiversifikasi genetika ke generasi berikutnya,” lanjutnya.

8. Populasi Mereka Menipis

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species, ketiga spesies Kasuari tersebut terdaftar sebagai Rentan atau Hampir Terancam.

Persebaran Kasuari | Blendspace.com
info gambar

“Seperti banyak spesies, tantangan terbesar mereka adalah hilangnya habitat karena pertumbuhan populasi manusia, makin banyak jalan yang dibangun (menyebabkan mereka tertabrak mobil) dan serta telur mereka yang diburu” tambah Rick.

Kasuari hanya ditemukan di hutan hujan tropis di Queensland timur laut, Australia, Papua Nugini, dan Indonesia, [Papua, Papua Barat, Pulau Seram dan Pulau Aru di Provinsi Maluku].

======

Referensi;

Bowman, Wendy. “The Cassowary Is the World's Most Dangerous Bird.” HowStuffWorks, HowStuffWorks, 14 May 2020, animals.howstuffworks.com/birds/cassowary.htm?utm_source=flipboard.

“Cakar Satwa Ini Mengingatkan Kita Pada Dinosaurus.” Mongabay Environmental News, 23 Jan. 2019, www.mongabay.co.id/2019/01/23/cakar-satwa-ini-mengingatkan-kita-pada-dinosaurus/.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. BURUNG KASUARI GELAMBIR TUNGGAL, HEWAN, encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/burung-kasuari-gelambir-tunggal--hewan?lang=id.

“Inilah Fakta-Fakta Unik Burung Paling Berbahaya Di Dunia.” Mongabay Environmental News, 11 Dec. 2020, www.mongabay.co.id/2020/12/11/inilah-fakta-fakta-unik-burung-paling-berbahaya-di-dunia/.

“Kasuari, Burung Bongsor Khas Papua.” Greeners.Co, 7 Sept. 2018, www.greeners.co/flora-fauna/kasuari-burung-bongsor-khas-papua/.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini